Kerangka Pemikiran Analisis Produktivitas Dan Umur Tanaman Terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika ( Studi Kasus: Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi)

Struktur biaya yang mempengaruhi suatu proses produksi dapat berupa biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang dan akumulasi penyusutan peralatan. Sementara biaya tidak tetap atau biaya lain-lainnya adalah biaya karena besar kecilnya berhubungan langsung dengan besar produksinya, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, biaya persiapan, dan pengolahan tanah. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap sehingga dapat diketahui berapa besar penerimaan dan pendapatan suatu usaha tani yang dijalankan. TC = FC + VC Dimana: TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC= Biaya Tidak tetap Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan satuan biaya, jadi: π = TR – TC Dimana: Π = Pendapatan Usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Soekartawi a ,1995.

2.4. Kerangka Pemikiran

Usahatani kopi Arabika merupakan suatu kegiatan yang mengusahakan tanaman kopi Arabika yang dilakukan oleh petani. Petani kopi Arabika dapat bertindak sebagai pelaku dan pembuatan keputusan didalam usahatani kopi arabika. Petani sebagai pelaku melakukan kegiatan usahataninya pada suatu areal baik sebagai pemilik murni maupun sebagai penyewa, petani juga berusaha membuat keputusan yang efektif dan efisien yang diharapkan dapat memperoleh hasil yang maksimal dengan cara memaksimumkan keuntungan bagi usahataninya, untuk itu dalam usahatani diperlukan perencanaan yang baik agar dapat menentukan tata caranya para petani dapat lebih maju dan berkembang paling tidak bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor ekonomi dari usahatani kopi Arabika membantu dan berhubungan dengan cara berfikir petani dalam adopsi inovasi yang akan berhubungan dengan pemakaian input produksi seperti luas lahan untuk melihat efisiensi usaha dengan kapasitas tanah yaitu jika lahan yang dimiliki petani semakin luas maka akan semakin besar peluang petani untuk mengembangkan usahataninya. Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi. Peningkatan produksi kopi dapat dilakukan melalui intensifikasi pengelolaan lahan yang sudah ada, ekstensifikasi lahan seperti konversi dari komoditas lain menjadi kopi, serta pengembangan kopi di lahan baru.yang memberikan hasil produktivitas semakin tinggi. Dalam mengembangkan suatu usahatani umur tanaman menjadi faktor alami dalam menentukan produksi kopi Arabika. Interval umur tanaman yang berada pada kategori muda 2-4 tahun yaitu awal dari masa produksi dengan jumlah produksi yang masih sedikit sekitar 2kg per pohon dalam arti produktivitas yang dihasilkan masih rendah, sedangkan pada kategori sedang 5-7 tahun produksi kopi bisa mencapai 5 kg per pohon sehingga produktivitas yang dihasilkan juga semakin tinggi. Dengan kategori umur tanaman muda dan sedang, sebagian besar petani di daerah penelitian menjual produksi dalam bentuk kopi beras sedangkan pada umur tanaman kategori tua yang berkisar 9-10 tahun produksi yang dijual yaitu dalam bentuk buah merah cherry red. Jika kualitas suatu buah atau mutu yang dihasilkan semakin bagus maka dapat membantu perbaikan harga kopi di tingkat petani. Namun sebaliknya jika mutu yang dihasilkan buruk maka akan berdampak negatif bagi petani kopi Arabika yang berakhir sehingga jika produksi dengan kualitas mutu yang dihasilkan sesuai dengan Standart Nasional Indonesia yaitu dengan kadar air maksimum 12.5 dan tingkat keasaman yang seimbang maka akan berpengaruh terhadap penerimaan yang diperoleh petani sampel, Sebaliknya kelebihan jumlah produksi pada gilirannya akan menurunkan harga kopi fluktuasi harga biji kopi Arabika dikarenakan hal ini cenderung dipengaruhi oleh posisi tawar petani yang relatif lemah terhadap para pedagang pengumpul.. Penerimaan petani merupakan hasil perkalian antara produksi kopi Arabika dengan harga jual kopi arabika, setelah penerimaan usahatani diperoleh maka untuk diperoleh pendapatan bersih maka penerimaan usahatani tersebut dikurangi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi. Peneliti menyusun skema kerangka pemikiran agar lebih mempermudah dan dapat mengarahkan penelitian seperti yang tertera sebagai berikut: Keterangan: : Menyatakan pengaruh : Menyatakan cakupan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Tua Produktivitas Sedang Faktor ekonomi petani: Umur Tanaman Muda Petani Usahatani Kopi Arabika Produksi Penerimaan Harga Jual Pendapatan Kopi Beras Buah Merah Kualitas Kuantitas

2.5. Hipotesis Penelitian