Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

ditangani secara tepat maka setelah tahun 2003, ekspor kopi Indonesia akan turun drastis dan pasar kopi domestik akan kelebihan penawaran yang pada gilirannya akan menurunkan harga kopi. Harian Bisnis Indonesia Nasional, 20 April 2011. Kabupaten Dairi saat ini merupakan salah satu produsen kopi terbesar di Sumatera Utara dengan total produksi tahun 2009 sebesar 10,031.20 ton dan rata-rata poduksi sebesar 1,269.45 kghektartahun. Terdapat luas lahan kopi Arabika untuk untuk tanaman tidak menghasilkan sebesar 201.00 ha dan untuk menanggulangi hal ini dapat dilakukan dengan pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan lahan. Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi Dinas Perkebunan Sumatera Utara, 2009. Berdasarkan umur tanaman dan luas lahan dapat ditentukan bagaimana produksi yang dihasilkan yang merujuk pada kuantitas dan kualitas dari buah kopi Arabika yang menentukan harga pasar untuk pendapatan petani yaitu dengan umur tanaman dan luas lahan yang produktif dapat menghasilkan produktivitas yang baik dan kebalikannya jika semua tidak dikelola dengan baik maka produktivitas yang dihasilkan buruk bahkan tidak ada sama sekali. Dengan ini penulis merasa tertarik untuk menganalisis bagaimana luas lahan dapat berhubungan dengan produktivitas dan umur tanaman yang dapat berpengaruh pada produktivitas dan pada pendapatan petani sehingga dapat diuraikan identifikasi masalah sebagai berikut :

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat di rumuskan beberapapermasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan luas lahan terhadap produktivitas usahatani kopi Arabika di daerah penelitian? 2. Bagaimana pengaruh umur tanaman terhadap produktivitas usahatani kopi Arabika di daerah penelitian? 3. Bagaimana pengaruh umur tanaman terhadap pendapatan bersih usahatani kopi Arabika?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan luas lahan terhadap produktivitas usahatani kopi Arabika di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pengaruh umur tanaman terhadap produktivitas usahatani kopi Arabika di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui pengaruh umur tanaman terhadap pendapatan bersih usahatani kopi Arabika di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai gambaran dan bahan informasi bagi para pengambil keputusan, khususnya petani kopi arabika agar dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kopi arabika. 2. Sebagai bahan studi dan referensi bagi mahasiswa pertanian khususnya bagi mahasiswa program studi Agribisnis. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak pihak yang membutuhkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka 2. 1. Tinjauan Agronomis Secara umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu Arabika dan Robusta. Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Ethiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun 1000 SM yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan penyakit jantung AAK, 2009 . Tumbuhan kopi Coffea Sp. termasuk familia Rubiaceae yang dikenal mempunyai 500 jenis dengan tidak kurang dari 600 spesies. Genus Coffea merupakan salah satu genus penting dengan salah satu diantara spesiesnya yang mempunyai nilai ekonomi dan dikembangkan secara komersial yaitu kopi arabika dengan nama latin Coffea Arabica L. Jenis kopi ini merupakan jenis tertua yang dikenal dan dibudidayakan dunia Beberapa sifat penting kopi Arabika adalah: 1 Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 m dpl, dan suhu 16-20º C. 2 Menghendaki daerah yang mempunyai iklim kering atau bulan kering 3 bulantahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat hujan kiriman. 3 Umumnya peka terhadap serangan penyakit Hemeleia vastatrix, terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 dpl. 4 Rata-rata produksi sedang sekitar 4,5-5 kwhatahun, tetapi mempunyai kualitas dan harga yang relatif lebih tinggi dari kopi lainnya. Dan bila dikelola secara intensif produksinya bisa mencapai 15-20 kwhatahun. 5 Umumnya panen raya terjadi dalam setahun. Nadjiyati, 2004. Jika dibandingkan dengan varietas biji kopi yang lain misalnya kopi Robusta, kopi Arabika memiliki kualitas yang lebih tinggi karena biji kopi ini mempunyai sekitar setengah dari kafein yang ditemukan dalam biji Robusta. Biji kopi Arabika yang dapat tumbuh di dataran tinggi melakukan proses panen yang sangat halus karena perawatan yang terus-menerus dalam fase pertumbuhan, maka kualitas yang dihasilkan yaitu tingkat keasaman yang seimbang dan cita rasa yang ringan. Kualitas kopi yang baik diperoleh dari buah kopi yang telah matang dan proses pengolahan yang tepat. Pemanenan buah kopi yang matang mempengaruhi 50 kualitas kopi. Sementara itu pengolahan pasca panen yang tepat mempegaruhi 50 kualitas kopi. Sehingga penanganan pada masing-masing proses tersebut harus dikerjakan secara tepat dan selalu diawasi kualitasnya Panggabean, 2011. Untuk memperoleh hasil bermutu tinggi buah kopi dipetik setelah matang, Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Keluarnya bunga tidak terjadi secara serempak. Oleh karena itu buah kopi dipetik secara bertahap. Panen raya bisa berlangsung selama 4-5 bulan dengan giliran pemetikan pertanaman 10-14 hari. Setiap pohon kopi bisa menghasilkan 0.5-5 kg biji kopi, tergantung dari umur tanaman dan bagaimana cuaca pada tahun tersebut, misal curah hujannya cukup atau tidak dan sebagainya. Buah kopi biasanya dipasarkan dalam bentuk kopi beras, yaitu kopi kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. Kadar air kopi beras optimum adalah 10-13. Bila kadar air kopi beras lebih dari 13 biasanya akan mudah terserang cendawan, sedangkan bila kurang dari 10 akan mudah pecah Tim Tani Karya Mandiri, 2010. Pemupukan yang dilakukan umumnya 2 kali dalam setahun yaitu pada saat awal musim hujan dan di akhir musim hujan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman. Pada tahun pertama setiap tanaman dipupuk dengan urea sebanyak 50g, SP- 36 25g, dan KCL 20g, semakin tinggi umur tanaman maka semakin banyak dosis pupuk yang diberikan agar mengahasilkan masa kemasakan buah yang bagus dan kualitas yang bagus pula. Penanaman pohon pelindung sangat diperlukan dalam membangun sebuah perkebunan kopi khususnya untuk tanaman kopi Arabika jumlah pohon pelindung lebih sedikit dibandingkan dengan perkebunan kopi Robusta. Pohon pelindung berfungsi sebagai pupuk hijau. Untuk pemangkasan dilakukan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan ini dilakukan agar tanaman tidak mudah terserang penyakit serta kuantitas buah yang dihasilkan tidak sedikit Anggara, 2011.

2.2. Tinjauan Ekonomi