Landasan Teori Analisis Produktivitas Dan Umur Tanaman Terhadap Pendapatan Petani Kopi Arabika ( Studi Kasus: Desa Tanjung Beringin Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi)

atau perusahaan pertanian. Besarnya skala usahatani dapat ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk yang hidup atau berusaha dalam sektor pertanian. Harga penjualan yang dapat diperoleh petani atau pengusaha pertanian ditentukan oleh berbagai faktor yaitu mutu hasil, pengolahan hasil, dan sistem pemasaran yang baik, sementara biaya produksi lebih mudah dikendalikan oleh petani dan salah satu faktor yang paling menentukan adalah produktivitas petani. Faktor faktor lain yang mempengaruhi biaya produksi adalah ketersediaan dan harga input, produktivitas tenaga kerja dan kemampuan pengelolaan usahatani untuk meningkatkan efisiensi Simanjuntak, 2004. Analisis ekonomi dilakukan untuk menghitung sejauh mana usaha yang telah dijalankan dapat memberikan keuntungan. Pendapatan usahatani tersebut baru dapat diperoleh apabila semua biaya yang telah dikeluarkan dapat ditutupi oleh hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan Soekartawi b, 2002.

2.3. Landasan Teori

Dalam pembicaran sehari-hari kita sering menamakan usahatani yang bagus sebagai usahatani yang efisien. Usahatani yang efisien adalah di dalam melakukan usahatani seorang pengusaha atau seorang petani akan selalu berfikir bagaimana ia mengalokasikan faktor produksi seefisien mungkin untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Dengan luas lahan sebagai salah satu faktor produksi yang dibuat produktif maka produktifitasnya yang dihasilkan tinggi, kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas sama, maka usahatani yang lebih dekat dengan pasar mempunyai nilai yang lebih tinggi karena produktivitas ekonomisnya lebih besar Intensifikasi dimaksudkan penggunaan lebih banyak faktor produksi tenaga kerja dan modal atas sebidang tanah tertentu untuk mencapai hasil produksi yang lebih besar. Sebaliknya ekstensifikasi sebagai perluasan lahan. Kalau dalam pengerjaan tanah yang semakin intensif petani terus menerus menambah tenaga modal atas tanah yang sudah ada maka dalam pengerjaan tanah yang ekstensif penggunaan tenaga dan modal dikurangi untuk dipindahkan ke pertanian lainnya Mubyarto, 1991. Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia, perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan Anonimous c , 2009 . Umur tanaman yang menunjukkan hasil dari produktivitas tanaman tersebut. Jumlah produksi buah kopi yang akan di panen pertama dalam interval umur 2.5 - 4 tahun relatif masih sedikit dan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman sampai mencapai umur tanaman produktif yaitu sekitar pada umur 5 – 7 tahun dan kembali menurun di saat umur tanaman sudah tua yaitu pada umur 9-10 tahun. Di setiap umur tanaman terjadi panen raya dua bulan dalam setahun yaitu bulan September dan Oktober di dalam panen raya tersebut dihasilkan jumlah produksi yang lebih banyak dari biasanya. Tetapi jika jumlah produksi semakin banyak dan mudah untuk didapatkan belum tentu berhubungan positif ke pendapatan karena semakin langka di dapat maka semakin mahal harga jualnya. Setelah umur tanaman sudah berada diatas umur ekonomis produksi maka tanaman kopi menjadi tanaman tidak menghasilkan sehingga tidak terjadi produksi dan harus dilakukan replanting tanaman Anonimous d Harga jual kopi Arabika merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah mengenai harga jual kopi Arabika, tetapi sampai saat ini tetap saja harga jual merupakan masalah bagi petani produsen. Karena walaupun komoditi kopi merupakan salah satu komoditi yang sudah berkembang namun dalam berusahatani kopi ada beberapa kendala yang dihadapi petani dalam berusahatani kopi yaitu pedagang merupakan penentu harga sedangkan petani tidak mempunyai posisi tawar yang memadai. , 2011 . Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut: TR = Y x Py Dimana: TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Struktur biaya yang mempengaruhi suatu proses produksi dapat berupa biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang dan akumulasi penyusutan peralatan. Sementara biaya tidak tetap atau biaya lain-lainnya adalah biaya karena besar kecilnya berhubungan langsung dengan besar produksinya, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, biaya persiapan, dan pengolahan tanah. Total biaya diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap sehingga dapat diketahui berapa besar penerimaan dan pendapatan suatu usaha tani yang dijalankan. TC = FC + VC Dimana: TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC= Biaya Tidak tetap Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan satuan biaya, jadi: π = TR – TC Dimana: Π = Pendapatan Usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya Soekartawi a ,1995.

2.4. Kerangka Pemikiran