2.2.5. Saluran Pemasaran
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ketangan
konsumen atau pemakai industri. Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang adalah produsen, perantara dan konsumen atau
pemakai industri. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak dari produsen sampai ke konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat
digunakan untuk menyalurkan barang baik melalui perantara ataupun tidak. Perantara adalah lembaga bisnis yang beroperasi diantara produsen dan konsumen
atau pembeli industri. Adapun macam perantara itu adalah pedagang besar, pengecer dan agen. Perantara ini memiliki fungsi yang hampir sama, yang
berbeda hanya status kepemilikan barng serta skala penjualan Swashta, 2001.
2.2.6. Analisis Nilai Tambah
Pada umumnya yang termasuk dalam nilai tambah dalam suatu kegiatan produksijasa adalah berupa laba, upahgaji, sewa tanah dan bunga uang yang
dibayarkan berupa bagian dari biaya, penyusutan dan pajak tidak langsung Tarigan, 2005. Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah
komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Menurut
Hayami 1990 dalam Sudiyono 2002, ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian sirup Rosella ini berlokasi di Jalan Wonosari gg. Nasari No.6A Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru yaitu pada agroindustri Sri Rahayu.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Januari 2010 sampai bulan Juli 2010, meliputi kegiatan pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data serta penyusunan skripsi. Pemilihan objek penelitian ini atas pertimbangan bahwa usaha “Sri Rahayu” ini masih kontinyu memproduksi sirup
rosella sejak tahun 2000 sampai sekarang dan merupakan perintis usaha sirup rosella di Kota Pekanbaru.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel dan Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, yaitu pada pengusaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“di Kota Pekanbaru. Data
yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengusaha agroindustri sirup rosella dengan
menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu serta dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.
Data primer yang dikumpulkan meliputi: riwayat usaha, identitas pengusaha agroindustri sirup rosella umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pengalaman
berusaha, jumlah tanggungan keluarga, penggunaan faktor produksi, aspek teknis dan teknologi, aspek yuridis Hukum, aspek lingkungan, aspek pemasaran dan
nilai tambah serta permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha agroindustri sirup rosella.
Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan usaha yang meliputi: keadaan umum usaha, sejarah singkat usaha ditambah juga dengan data lain yang
menunjang penelitian ini baik dari instansi yang terkait maupun literatur lainnya.
3.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dan kemudian dianalisis sebagai berikut :
3.3.1. Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif dengan melihat pada Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya
produksi dan kapasitas produksi.
3.3.2. Aspek Yuridis Hukum
Aspek yuridis dijelaskan secara deskriptif dengan melihat bentuk badan usaha, perizinan usaha, izin dari Dinas Kesehatan, izin dari Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, sistem pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.
3.3.3 Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan juga dijelaskan secara deskriptif dengan melihat tempat pembuangan limbah industri dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha
agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
3.3.4. Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran juga dijelaskan secara deskriptif dengan menguraikan variabel dari marketing mix yaitu dari segi produk product, harga price,
distribusi place dan promosi promotion.
3.3.5. Analisis Nilai Tambah
Analisis nilai tambah menggunakan metode Hayami. Menurut Hayami 1990 dalam Sudiyono 2002, ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai
tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Prosedur perhitungan nilai tambah menurut metode Hayami dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
. Format Analisis Nilai Tambah Pengolahan
No Output, Input, Harga
Formula
1
Hasil produksi botolbulan
A 2
Bahan baku kgbulan
B 3
Tenaga kerja HOK
C 4
Faktor konversi 1 2
AB = M 5
Koefisien tenaga kerja 3 2
CB = N 6
Harga produk Rp botol
D 7
Upah rerata Rp HOK
E
Pendapatan
8
Harga bahan baku Rp kg
F 9
Sumbangan input lain Rp kg
G 10
Nilai produk 4x6 Rp kg
M X D = K 11
a. Nilai tambah 10-8-9 Rp kg
K – F – G = L
b. Rasio nilai tambah 11.a 10
L K = H 12
a. Imbalan tenaga kerja 5x7 Rp botol
N X E = P
b. Bagian tenaga kerja 12.a. 11.a.
P L = Q 13
a. Keuntungan 11.a. – 12.a
L – P = R
b. Tingkat keuntungan 13.a 11.a
R L = 0
Balas Jasa Untuk Faktor Produksi
14
Margin Rp botol
K – F = S
Pendapatan tenaga kerja langsung 12a 14 100 P S 100 = T
Sumbangan input lain 9 14 x 100 G S 100 = U
Keuntungan perusahaan 13a 14 100 R S 100 = V
3.3.6. Analisis SWOT
Analisis ini membandingkan antara faktor internal kekuatan strenghts dan kelemahan weaknesses dengan faktor eksternal peluang opportunities dan
ancaman threats. Semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan
Sumber: Sudiyono, 2002.
perusahaan sebaiknya menggunakan matrik SWOT. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu: 1 Strategi SO, 2 Strategi ST, 3
Strategi WO dan 4 Strategi WT. Tabel 1 Tabel 2
. Matrik SWOT
STRENGHTS S
Susunan daftar kekuatan
WEAKNESSES W
Susunan daftar kelemahan
OPPORTUNITIES O
Susunan daftar peluang
STRATEGI S-O
Memakai kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI W-O
Menangggulangi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
THREATS T
Susunan daftar ancaman
STRATEGI S-T
Memakai kekuatan untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI W-T
Memperkecil kelemahan dan
menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 2001
Pemilihan strategi yang baik dapat dilakukan dengan menerapkan langkah- langkah sebagai berikut:
1 Tentukan unsur-unsur SWOT yang ada. 2 Beri nilai untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari 3
sangat penting, 2 penting dan 1 tidak penting. 3 Tentukan alternatif strategi berdasarkan kombinasi masing-masing yaitu
alternatif strategi SO, ST, WO dan WT berdasarkan kombinasi faktor internal dan eksternal.
4 Tentukan keterkaitan alternatif strategi dengan unsur-unsur SWOT yang telah dibuat pada poin 1.
Faktor Intern
Faktor Ekstern
5 Hitung bobot masing-masing alternatif strategi berdasarkan penjumlahan nilai masing-masing unsur yang terkait dengan strategi itu.
6 Beri ranking terhadap masing-masing alternatif strategi berdasarkan bobot yang tertinggi dengan diberi ranking 1.
3.4. Konsep Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian, maka penulis memberikan batasan-batasan mengenai konsep maupun pengukuran serta
perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Agroindustri sirup rosella adalah suatu pengolahan hasil pertanian yang
berupa bahan baku rosella menjadi sirup rosella dengan tujuan meningkatkan nilai tambah.
2. Produksi adalah jumlah sirup rosella yang dihasilkan dalam proses produksi.
3. Bahan baku utama merupakan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sirup rosella dan bahan lainnya untuk meningkatkan kualiatas
rasa sirup rosella. 4. Bahan penunjang adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk kelancaran
proses produksi sirup rosella seperti kemasan, label, isolasi. 5. Aspek teknis dan teknologi diuraikan secara deskriptif dengan melihat
pada Ketersedian bahan baku, peralatan yang digunakan, proses produksi, biaya produksi dan kapasitas produksi.
6. Aspek yuridis Hukum dijelaskan secara deskriptif dengan melihat bentuk badan usaha, perizinan usaha, izin dari Dinas Kesehatan, izin dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, sistem pengupahan karyawan, orang-orang yang terlibat dalam usaha, dan lokasi usaha.
7. Aspek lingkungan juga dijelaskan secara deskriptif dengan melihat tempat pembuangan limbah industri dan dampak yang ditimbulkan oleh usaha
agroindustri sirup rosella terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 8. Aspek pemasaran juga dijelaskan secara deskriptif dengan menguraikan
variabel dari marketing mix yaitu dari segi produk product, harga price, distribusi place dan promosi promotion.
9. Nilai tambah adalah Tambahan Penerimaan yang diperoleh dengan mengubah bahan baku rosella serta bahan penunjang lainnya menjadi
produk lanjutan sirup rosella. 10. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan dan digunakan oleh suatu perusahaan. 11. Strategi pemasaran adalah suatu rencana-rencana yang fundamental untuk
mencapai tujuan perusahaan dibidang pemasaran. 12. Strategi produk adalah serangkaian kebijakan dalam proses produksi
sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan memperoleh keunggulan bersaing dengan kompetitornya
13. Strategi harga adalah suatu rencana yang fundamental yang dilakukan perusahaan dalam menetapkan harga.
14. Strategi distribusi yaitu berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya.
15. Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran
lainnya. 16. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor internal dan eksternal
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. 17. Strenghts S atau kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang
bersifat positif, yang memungkinkan agroindustri sirup rosella memiliki keuntungan stratejik dalam mencapai sasarannya.
18. Weaknesses W atau kelemahan adalah situasi dan ketidakmampuan internal yang mengakibatkan sirup rosella tidak dapat mencapai tujuannya.
19. Opportunities O atau peluang adalah situasi dan faktor-faktor eksternal yang membantu agroindustri sirup rosella mencapai atau bahkan bisa
melampaui pencapaian sasarannya. 20. Threats T atau ancaman adalah faktor-faktor eksternal yang
menyebabkan agroindustri sirup rosella tidak dapat mencapai tujuannya. 21. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. 22. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan luar. 23. Strategi ST digunakan untuk menghindari atau memperkecil dampak dari
ancaman yang datang dari luar dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
24. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal yang ada serta menghindari ancaman
eksternal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Agroindustri Sirup Rosella “Sri Rahayu” 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha
Usaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ didirikan oleh ibu Sri pada tahun 2000 yang berlokasi di Kecamatan Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru.
Usaha ini merupakan salah satu usaha agroindustri rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan sirup rosella dari sekian banyak usaha yang ada disekitar
daerah tersebut. Rosella sebagai bahan baku utama rosella bersumber dari kebun milik petani Pekanbaru yang telah menjalin kerjasama dengan pengusaha. Awal
dari timbulnya ide pembuatan sirup rosella ini muncul ketika ibu Sri mengikuti acara seminar pelatihan tanaman obat yang diadakan oleh Romo Paulus di
Jogjakarta. Romo Paulus menggunakan tanaman rosella untuk mengobati orang- orang yang kecanduan nakotika dan menjual sirup rosella.
Setelah kembali ke Pekanbaru, Ibu Sri memulai usahanya setelah melihat potensi pengembangan dari salah satu produk jadi dari tanaman rosella ini. Ibu Sri
mendapatkan bantuan tanaman rosella dari Dinas Perkebunaan yang hasil pengolahan sirup yang pertama dibagi-bagikan ke tetangga sekitar dan responnya
sangatlah baik. Semenjak itulah timbulah ide untuk membuat sirup rosella. Selain dari itu juga ibu Sri merupakan agen rosella kering yang ada di Riau. Beliau
akhirnya merintis usahanya dan sekarang telah mendapatkan bantuan peralatan berupa mesin pengepakan dari Wali Kota Pekanbaru.
Pada awal mula usaha agroindustri sirup rosella “Sri Rahayu“ ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan dimana selama 1 tahun awal usaha