Ranah PsikomotorKeterampilan BAB III PROSEDUR KURIKULUM

b. Ranah PsikomotorKeterampilan

Tujuan penilaian keterampilan psikomotorik adalah mengukur perilaku yang kompleks kompetensi setelah mahasiswa menjalani proses pendidikan, terutama berhubungan dengan gerak yang membutuhkan koordinasi otot neuromuscular coordination. Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih besar representativitas dan penilaian bagian-bagian dari keseluruhan perilaku yang berdiri sendiri-sendiri. Penilaian terhadap kesempurnaan gerakan dilihat dari sisi ketepatan, ketelitian, kecepatan, efisiensi, kehalusan, dan keindahannya. Tahap penilaian keterampilan dapat dilakukan seperti berikut ini. 1 Penyusunan Instrumen Lakukan analisis Tugas dengan cara menjabarkan keterampilan psikomotor ke dalam dimensi-dimensinya komponen penyusun suatu keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Setelah itu pelajari dan pilihlah dimensi yang dapat diobservasi dan diukur. Jadi, sebaiknya dimensi yang dipilih adalah sebagai berikut : 1 memberikan data sensorik yang dapat ditangkap oleh indera. 2 dirumuskan dengan jelas dan memiliki nilai variasi. 3 memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang berbeda. Gunakan hasil analisis tersebut untuk menyusun instrumen atau alat ukur keterampilan psikomotor yang dapat mengukur prosedur dan hasil kegiatan: a daftar cek check list, b skala nilai rating scale, c catatan anekdotal anecdotal record. 2 Pelaksanaan pengukuran Pengukuran prosedur berhubungan dengan efisiensi atau kecepatan dan ketepatan. Cara yang lazim digunakan untuk mengukur keterampilan psikomotorik proses dan produk melalui obsevasi langsung dengan menggunakan daftar cek check list, skala nilai rating scale, dan catatan anecdotal anecdotal record. Untuk mengurangi subjektivitas diperlukan instrumen dengan reliabilitas yang tinggi. 3 Penilaian III | 49 Panduan Penyusunan dan Pengembangan Penggunaan daftar cek tidak mempersyaratkan penilaian tingkatan kemampuan mahasiswa tetapi hanya menentukan ada tidaknya aspek perilaku selama pengamatan. Pemberian skor dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu bobot keterampilan yang akan dinilai secara keseluruhan dari mata ajaran yang bersangkutan. Setelah itu ditentukan cara pemberian skor dalam lembar daftar cek. Ada beberapa cara pendekatan: 1 bila dari 7 item yang ada semua dilakukan dengan betul, maka diberi skor 10, bila 6 yang betul dilakukan diberikan skor 8 dan seterusnya; 2 dapat juga ditentukan dulu tindakan kunci yang minimal harus dilakukan, misalnya item 1, 4, dan 6 diberi nilai 6 dan selebihnya dapat dinilai 7-10, dan bila kurang dari itu dinilai 5. Penggunaan skala nilai memiliki kemiripan dengan daftar cek, baik dalam bentuk, tujuan, maupun penerapannya. Skala nilai dikembangkan tidak saja menilai ada atau tidak adanya suatu aspek khusus perilaku, akan tetapi juga menilai tingkat penguasaan atau kemampuan perilaku psikomotor pada mahasiswa yang diobservasi. Pemberian skala nilai dimulai dari penampilan yang paling optimal sampai dengan penampilan yang minimal. Nilai batas lulus ditetapkan berdasarkan atas kompetensi minimal yang harus dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran pada setiap tahapan.

c. Ranah AfektifSikap