b. Ranah PsikomotorKeterampilan
Tujuan penilaian keterampilan psikomotorik adalah mengukur perilaku yang kompleks kompetensi setelah mahasiswa menjalani
proses pendidikan, terutama berhubungan dengan gerak yang membutuhkan koordinasi otot neuromuscular coordination.
Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih besar representativitas dan penilaian bagian-bagian dari
keseluruhan perilaku yang berdiri sendiri-sendiri. Penilaian terhadap kesempurnaan gerakan dilihat dari sisi ketepatan, ketelitian,
kecepatan, efisiensi, kehalusan, dan keindahannya.
Tahap penilaian keterampilan dapat dilakukan seperti berikut ini.
1 Penyusunan Instrumen Lakukan analisis Tugas dengan cara menjabarkan
keterampilan psikomotor ke dalam dimensi-dimensinya komponen penyusun suatu keterampilan yang dapat diamati
dan diukur. Setelah itu pelajari dan pilihlah dimensi yang dapat diobservasi dan diukur. Jadi, sebaiknya dimensi yang dipilih
adalah sebagai berikut : 1 memberikan data sensorik yang dapat ditangkap oleh indera.
2 dirumuskan dengan jelas dan memiliki nilai variasi. 3 memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat
yang berbeda. Gunakan hasil analisis tersebut untuk menyusun instrumen atau
alat ukur keterampilan psikomotor yang dapat mengukur prosedur dan hasil kegiatan: a daftar cek check list, b skala
nilai rating scale, c catatan anekdotal anecdotal record.
2 Pelaksanaan pengukuran Pengukuran prosedur berhubungan dengan efisiensi atau
kecepatan dan ketepatan. Cara yang lazim digunakan untuk mengukur keterampilan psikomotorik proses dan produk
melalui obsevasi langsung dengan menggunakan daftar cek check list, skala nilai rating scale, dan catatan anecdotal
anecdotal record. Untuk mengurangi subjektivitas diperlukan instrumen dengan reliabilitas yang tinggi.
3 Penilaian
III | 49
Panduan Penyusunan dan Pengembangan
Penggunaan daftar cek tidak mempersyaratkan penilaian tingkatan kemampuan mahasiswa tetapi hanya menentukan ada
tidaknya aspek perilaku selama pengamatan. Pemberian skor dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu bobot
keterampilan yang akan dinilai secara keseluruhan dari mata ajaran yang bersangkutan. Setelah itu ditentukan cara
pemberian skor dalam lembar daftar cek. Ada beberapa cara pendekatan: 1 bila dari 7 item yang ada semua dilakukan
dengan betul, maka diberi skor 10, bila 6 yang betul dilakukan diberikan skor 8 dan seterusnya; 2 dapat juga ditentukan dulu
tindakan kunci yang minimal harus dilakukan, misalnya item 1, 4, dan 6 diberi nilai 6 dan selebihnya dapat dinilai 7-10, dan bila
kurang dari itu dinilai 5.
Penggunaan skala nilai memiliki kemiripan dengan daftar cek, baik dalam bentuk, tujuan, maupun penerapannya. Skala nilai
dikembangkan tidak saja menilai ada atau tidak adanya suatu aspek khusus perilaku, akan tetapi juga menilai tingkat penguasaan
atau kemampuan perilaku psikomotor pada mahasiswa yang diobservasi. Pemberian skala nilai dimulai dari penampilan yang
paling optimal sampai dengan penampilan yang minimal. Nilai batas lulus ditetapkan berdasarkan atas kompetensi minimal yang
harus dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran pada setiap tahapan.
c. Ranah AfektifSikap