PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN

PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

OIeh SUKIRMAN

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams . Achievement Division di kelas IV SDN 1 Pematang Baru Lampung Selatan.

Subyek penelitian adalah guru, teman sejawat, dan siswa kelas IV sebanyak 18 orang yang terdidari dan 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa sikius I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50,00% dan pada pertemuan 2 menjadi 66,67%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 77,78% dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 88,89%.


(2)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PADA

SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

(Skripsi)

Oleh SUKIRMAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(3)

ii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAMS A CHIE VEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN

PALAS KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

OIeh SUKIRMAN

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams . Achievement Division di kelas IV SDN 1 Pematang Baru Lampung Selatan.

Subyek penelitian adalah guru, teman sejawat, dan siswa kelas IV sebanyak 18 orang yang terdidari dan 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa sikius I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada sikius II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50,00% dan pada pertemuan 2 menjadi 66,67%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 77,78% dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 88,89%.


(4)

iii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PADA

SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh

SUKIRMAN Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLA DASAR FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(5)

iv

Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2016 / 2017

Nama Mahasiswa :

Sukirman

Nomor pokok Mahasiswa : 1413093046 Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Dr. Riswanti Rini, M.Si. Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd. NIP 19600328 198603 2 002 NIP 19520717 197903 1 003


(6)

(7)

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sukirman

NPM : 1413093046

Judul Penelitian : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DI VISION PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PEMATANG

BARU KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG

SELATAN TAHUN PELAJARAN 20 16 / 2017.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah

dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dan hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Lampung Selatan , Desember 2016 Yang membuat pernyataan,


(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Sukirman dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 20 September 1983, anak dan pasangan Bapak H.Romada dan ibu Rohani Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN Palas Aji 1992, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di MTS GUPPI 1 Palas pada tahun 1998, Sekolah Lanjuta n Tingkat Atas (SLTA) MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2001 . dan Diploma II (DII) IAIN RADEN INTAN Bandar Lampung pada tahun 2003, Sedangkan pada tahun 2014 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Si PGSD Dalam Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2010 Penulis menjadi guru di SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan


(9)

viii

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan


(10)

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penelitian sederhana ini kupersembah kan kepada:

Istri dan anak – anak tersayang, kedua orag tua serta keluarga besarku Terimakasih atas do ‘a, semangat, dan. dukungan. moral spiritual materil


(11)

x

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul: ―Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017‖, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Ibu Dr. Riswanti Rini,M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Maman Surahman, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd., sebagai Pembimbing, terimakasih atas bimbingan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 1 Pematang Baru yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian


(12)

xi

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dan kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagikita semua. Amiin

Lampung Selatan, September 2016 Penulis


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Depan……….. i

Abstrak………... ii

Halama Judul………. iii

Halaman Persetujuan………. iv

Halaman Pengesahan………. v

Halaman Pernyataan……….. vi

Riwayat Hidup……….. vii

Motto………. viii

Halaman Persembahan……….. ix

Sanwancana……… x

Daftar Isi………... xi

Daftar Table………... xii

Daftar Gambar……… xiii

Daftar Lampiran………. viv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Identifikasi Masalah………. 4

C. Rumusan Masalah……… 4

D. Tujuan Penelitian..………... 5

E. Manfaat Penelitian………... 5

II. KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran……… . 7

B. Teori Pembelajaran………... 9

Teori Belajar Behaviorisme………...………... 9

C. Aktivitas Belajar………..…..….... ……... 10 D. Hasil Belajar………. 11

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… .. 13

F. Hakikat Pembelajaran IPS……… 19

G. Hipotesis Tindakan………... 20

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 21

B. Setting Penelitian……….. 21

1. Waktu Penelitian………... 21

2. Tempat Penelitian………... 21

C. Subjek Penelitian……….. 22

D. Teknik Penelitian………. 22

E. Alat Pengumpulan Data………... 22

F. Teknik Pengumpulan Data……….. 23

a. Lembar Observasi……… 22

b. Soal-soal Tes………. 23 a. Observasi……….. 23


(14)

xiii

G. Teknik Analis Data……….. 26

1. Data Kualitatif………. 26

2. Data Kuantitatif……… 26

H. Prosedur Penelitian……….. 26

I. Indikator Penelitian……….. 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan kelas dan Waktu Penelitian ………... 34

B. Hasil Penelitian ………... 34

1. Siklus I ……… 35

2. Siklus II ……… 46

C. Pembahasan……… 58

1. AktivitasBelajar Siswa ……… 58

2. Hasil Belajar Siswa……….. 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 65

B. Saran……… 65

DAFTAR PUSTAKA……….. 66


(15)

xiv

1. Data hasil belajar IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru semester ganjil

Tahun pelajaran2016 / 2017………. 3

2. Jadwal pertemuan (pembelajaran) IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru…. 34

3. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan ……….. 38

4. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklusl pertemuan 2……….. 39

5. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1……….. 41

6. Hasil belajar siswa siklus I pertemuan 2……….. 43

7. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 1………... 50

8. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 ………. 51

9. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1 ……….. 53

10. Hasil belajar siswa siklus II pertemuan 2………... 55

13. Rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa……….. 62 DAFTAR TABEL


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik peningkatan aktivitas belajar siswa……….. 59 2. Grafik peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswaper siklus …………. 61 3. Grafik peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa……….. 63


(17)

xvi

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 72 6. Tes Formatif Siklus I……….….. 80 7. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II………... 84 8. Tes Formatif Siklus II ………. 91 9. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1………… 96 10. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2……….. 97 11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1………. 98 12. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2………. 99 13. Hash Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1………... 100 14. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ………. 101 15. Hasil Belajar Siswa Siklus II………. 102 16. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 ………... 103 17. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ……….. 104 18. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II……….. 106 19. Foto-foto kegiatan pembelajaran……… 108

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat izin penelitian ……… 66 2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ……… 69 3. Surat kesediaan sebagai teman sejawat ……….. 70 4. Surat pernyataan teman sejawat … ……… 71


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu proses sosial yang tidak terjadi tanpa adanya interaksi antar pribadi. Interaksi terjadi sangat erat kaitannya dengan pembelajaran di Sekolah yang berkaiatan dengan masalah sosial, dan masalah-masalah tersebut merupakan bahan kajian dari IPS. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik di arahkan, agar dapat menjadi warga Negara Indonesia Yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karna itu mata pelajaran IPS di rancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan menganalisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Panca Sila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memberikan watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuham yang maha esa, berakhlak


(19)

2

mulia, sehat berilmu, cakap berkreatif dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.

Mata pelajaran IPS yang rata–rata berbentuk naratif, di Sekolah pada umumnya di anggap sebagai pelajaran yang tidak menarik. Hal ini di sebabkan karena materi IPS di anggap oleh siswa sulit di mengerti dan tidak menarik. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cenderung ribut, mengganggu teman dan mengobrol yang menyebabkan rendahnya aktifitas siswa dalam pembelajaran.

Secara umum materi IPS di sampaikan oleh guru dengan metode ceramah dengan melalui cerita, mencatat, dan jarang atau belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Pola pembelajarannya berpusat pada guru (teacher centered). Guru lebih sering terpaku pada satu buku teks saja. Penggunaan waktu yang kurang efisien dalam penyajian materi IPS yang rata-rata berbentuk naratif memakan waktu yang cukup lama. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran.

Setiap pembelajaran siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru karena merasa takut dan malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak pernah mengungkapkan pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah di sampaikan guru kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada pertanyaan lain, tetapi pada kenyataannya ketika guru menanyakan tentang materi pembelajaran sedikit sekali siswa menjawab dengan benar.


(20)

3

Beberapa permasalahan pembelajaran yang kurang menarik ini berimbas pada rendahnya hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPS di SDN 1 Pematang Baru. Berdasarkan data nilai semester ganjil di ketahui siswa yang dapat mengerjakan soal formatif dengan nilai ˃65 hanya 6 siswa ( 33,4%) dari 18 siswa, sedangkan sisanya 12 orang ( 66,6%) belum bisa mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM) yang di tetapkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 selengkapnya dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 1 Data hasil belajar IPS Kelas IV SDN 1 Pematang Baru semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017

NO Ketuntasan Persentase ( % ) Ketuntasan

Keterangan 1 12 66,6 Belum Tuntas

2 6 33,34 Tuntas

24 100,0

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 1 Pematang Baru Tahun Pelajaran 2015 / 2016

Guru harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat di lakukan melalui penyampaian pembelajaran yang bervariasi, salah satunya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut, maka penulis ingin melakukan perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru pada mata pelajaran IPS, yaitu dengan menggunakan pembelajara koopoeratif tipe STAD, karena diyakini mampu meningkatkan aktivitas dan hasil


(21)

4

belajar IPS.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Aktifitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru masih rendah 2. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru masih rendah 3. Pembelajaran IPS dikelas IV SDN 1 Pematang Baru masih terpaku pada

buku teks saja sehingga pemahaman siswa tentang materi IPS kurang. 4. Pembelajaran IPS di kelas IV SDN1 Pematang Baru masih berpusat pada

guru (teacher centered)

5. Cara mengajar guru belum bervariasi dan kurang melibatka siswa melalui pembelajaran kooperatif, ceramah, Tanya jawab dan mengerjakan latihan. 7. Penggunaan waktu penyajian materi IPS kurang efisien

C. Rumus Permasalahan

Berdasarkaaan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017?

2. Apakah pelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017?


(22)

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017.

2. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat: a. Bagi Siswa

Dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran koopertatif tipe STAD, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru tahun pelajaran 2016/20167.

b. Bagi Guru

Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi peningkatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang di hadapi guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS dapat ditangulangi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD

c. Bagi Sekolah


(23)

6

pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SDN 1 Pematang baru dapat meningkat.


(24)

II .KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan pembelajaran

Pengertian belajar secara komprehensif menurut Bell-Gredler dalam Winatapura (2008:15) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Seorang dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tertsebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena hasil pengalaman sehingga dapat dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukan tingkah laku yang berbeda meliputi ranah kognitif, efektif dan psikomotorik.

Sudjana (2001:28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, daya


(25)

8

penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa. Berdasarkan uraian di atas tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami oleh seseorang

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (dalam Winataputra,2008:1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang sistem pendidikan nasional dirumuskan bahwa ―Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar‖. Dalam konsep pembelajaran tersebut terkandung 5 (lima) aspek, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan disekolah, sebagian besar terjadi dikelas dan lingkungan Sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi j u g a d i l i n g k u n g a n m a s ya r a k a t , m i s a l n ya p a d a s a a t k e g i a t a n


(26)

9

kurikuler dan ekstrakulikuler .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darson,dkk, 2000:24)

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori Belajar. Menurut Muchith (2008: 55) ada beberapa jenis aliran atau paham yang dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran,yakni:

Teori Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu indikasi keberhasilan belajar menurut teori ini adalah adanya perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat (Muchith, 2008:56). Muchith (2008: 57), mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menurut


(27)

10

pengetahuan siswa, sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang menuntut siswa agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali pengetahuan dan pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang diperoleh melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang kondisi belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah pembelajaran yang jelas, mengunakan ganjaran dan hukuman sebagai penguat prilaku yang dihasilkan.

C. Aktivitas Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah ―kegiatan/keaktifan‖. Aktivitas belajar menurut Junaidi (2011) adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksud di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok

1. Visual Aktivities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2. Oral Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan


(28)

11

wawancara, diskusi,dan interupsi.

3. Listening Aktivities, meliputi kegiatan seperti: mendengarkan uraian, percaakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis karangan, angket,menyalin, membuat rangkuman. 5. Drawing Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menggambar,membuat

grafik, peta, diagram.

6. Motor Aktivities, melipuiti kegiatan seperti : melakuka percobaan, membuat konstruksi, strategi,mereparasi , bermain dan berternak.

7. Mental activities, meliputi kegiatan seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Aktivities, meliputi kegiatan seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang di maksud dengan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan indicator pelibatan fisik, mental dan emosi siswa.

D. Hasil Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan sesuatu evaluasi, tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Sudjana (2001:22) prestasi atau hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru dapat menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya penilaian suatu hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau


(29)

12

kalimat dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup aspek segala psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifudin (2008:14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan yang telah di tetapkan dalam tingkat pembelajaran. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang dan ataupun lambat dalam arti untuk kemampuan belajarnya.

Menurut Sukmadinata (2006: 33) kopetensi adalah perilaku atau performa yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas, penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai kompetensi yang lebih tinggi.

2. Kompetensi umum

Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupan baik secara sosial kemasyarakatan dan lingkungan.

3. Kompetensi Operasional/Teknis

Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.

4. Kompetensi Professional

Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggiyang menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil usaha yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai untuk mengukur kemampuan kognitif, efektif maupun psikomotor .


(30)

13

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

1. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD Model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin dan temari-temannya di Universitas Thon Hopkin, dan merupakan tipe pembelajaran Cooperative Learning yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa yang menyajikan informasi akademik kepada siswa menggunakan presentasi verbal atau teks. Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD membagi siswa dalam kelompok— kelonipok kecil yang terdiri dan 4 sampai 5 orang yang bersifat heterogen. Komponen utama tipe STAD adalah presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/test, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok (Asma, 2006: 51). Anita Lie (2002: 59) menyatakan bahwa teknik pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengertian Cooperative Learning Tipe STAD) adalah suatu model yang dapat merangsang siswa untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa yang lain sehingga siswa akan lebih aktif dan dapat memahami pembelajaran dengan lebih mudah.

Model Cooperative Learning tipe STAD ini cocok untuk diterapkan bagi sekolah-sekolah yang masih menggunakan model pembelajaran secara


(31)

14

langsung karena sangat mudah diterapkan dan paling sederhana dalam penerapannya. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menanggani konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan yang Iebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sehingga pemahamannya menjadi lebih baik lagi. Kerja kelompk diharapkan dapat membuat siswa Iebih mendiskusikankonsep dan prinsip tentang pelajaran mereka. Kegiatan saling membantu yang menguntungkan semua pihak tentu akan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga aktivitasnya pun akan meningkat.

2. Kelebihan dan Model Cooperative Learning Tipe STAD

Kelebihan dan model Cooperative Learning Tipe STAD yaitu (1) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, (2) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) dapat meningkatkan kreativitas siswa, (4) dapat mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain, (5) dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan, (6) dapat mengidentifikasikan perasaannya juga perasaan siswa lain, (7) dapat menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk sating memahami dan saling mengerti.

Peningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan yang tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan membuat siswa merasa tidak nyaman


(32)

15

dalam belajar dan akhirnya proses belajar mengajar menjadi membosankan dan akhirnya akan mempengaruhi basil belajar siswa. Dalam hal mi penggunaan model pembelajanan Cooperative Learning Tipe STAD ini adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam suatu kelompok kecil yang terdiri dan 4-5 orang secara heterogen, yang mana pengelompokan ini untuk mengajarkan siswa bekerja dalam kelompok, cara mengajarkan siswa untuk berbagi tugas dan cara untuk mengajarkan siswa belajar dan temannya serta cara mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain Untuk menyelesaikan suatu tugas, untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga setiap anggota kelompok mendapat hasil belajar yang tinggi.

Hasil belajar siswa yang mencerminkan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Pemilihan model yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran merupakan strategi guru dalam upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kekurangan dan model Cooperative Learning Tipe STAD yaitu (1) setiap siswa harus berani berpendapat atau menjelaskan kepada teman-temannya, (2) sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini harus lengkap, (3) memerlukan banyak waktu.

3. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe STAD


(33)

16

STAD adalah sebagai berikut: (I) persiapan pembelajaran, (2) penyajian materi, (3) kegiatan belajar kelompok, (4) pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok, (5) siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual, (6) pemeriksaan hasil tes, penghargaan kelompok.

(1) Persiapan Pembelajaran. a) Materi

Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk pembelaj aran secara berkelompok. Sebelum menyaj ikan materi pelajaran, dibuat lembar kegiatan siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, dan lembar jawaban dan kegiatan tersebut.

b) Menempatkan siswa dalam Kelompok

c) Menempatkan siswa ke dalam kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dan 4 atau 5 orang dengan cara mengurutkan siswa dan atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya. Menentukan skor dasar. Skor dasar diperoleh dan tes kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal sebelum menggunakan STAD. Selain itu, nilai siswa pada semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor dasar.

(2) Penyajian Materi;

Penyajian materi mi menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Sebelum menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat, dan sebagainya.


(34)

17

(3) Kegiatan Belajar Kelompok.

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan tujuan agar terjalin kerjasama di antara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan helajar kelompok, sedangkari kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan.

(4) Pemeriksaan terhadap Hasil Kegiatan Kelompok.

Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dan setiap kelompok. Pada tahap mi diharapkan teijadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok tersebut. Pada tahap mi juga dilakukan pemeriksaan hasil kegiaan kelompok dengan memberikan kunci jawaban dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan

(5) Siswa Mengerjakan oal-soal Tes Secara Individual.

Pada tahap ini siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama.

(6) Pemeriksaan Hasil Tes

Pemeriksan hasil tes dilakukan oleh guru dengan membuat daftar skor peningkaan setiap individu, yang kemudian dimasukkan menjadi skor


(35)

18

kelompok. Peningkatan rata-rata skor setiap individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok.

(7) Penghargaan Kelompok.

Setelah diperoleh hasil kuis, kemudian dihitung skor peningkatan individual berdasarkan selisih perolehan skor dasar dengan skor kuis terakhir. Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun sebagai berikut:

- Lebih dan 10 poin di bawah skor dasar 5 poin

- 10 poin di bawah sampal 1 poin di bawah skor dasar 10 poin - Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20 poin

- Lebih dan 10 poin skor dasar 30 poin

- Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin Pemberian penghargaan kelompok yang memperoleh poin

perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebagai benikut:

Berdasarkan poin perkambangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:

1. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15, sebagai kelompok baik


(36)

19

hebat

3. Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25, sebagai kelompok super. (Slavin , 2009: 51).

F. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang di berikan mulai dari SD sampai SMP. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan sosial. Pada jejang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang di cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami setiap saat. Oleh karnaitu mata pelajaran IPS di rancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan aalisis tehadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dn keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut di harapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmuyang berkaitan.


(37)

20

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu ‖Apabila dalam pembelajarn IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017‖.

‖Apabila dalam pembelajarn IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017‖.


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitia ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian di lakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang di inginkan dapat di capai.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kalaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitia tindakan kelas ialah untuk meningktkan aktivitas pembelajaran di kelas. Semua yang tergabung dalam penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini perannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan pengamatan.

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitia

Penelitian di laksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. 2. Tempat Penelitian


(39)

22

penelitian untuk memperoleh data yang di inginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 1 Pematang Baru Kecamatan Palas KabupatenLampung Selatan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas IV SDN 1 Pematang Baru yang berjumlah 18 orang terdiri atas 9 laki-laki dan 9 perempuan.

D. Tehnik Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan kelas yang merupakan suatu bentuk penyelidikan yang di lakukan melalui refleksi diri yang di lakukan oleh peserta yang terlibat dalam sesuatu yang di teliti , seperti guru, siswa atau kepala Sekolah dalam situasi sosial termasuk situasi pendidikan.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis danTaggart, dalam sunyono (2011:46) yaitu setiap langkah atau siklus terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi ( reflection). Siklus ini akan di hentikan jika hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: a. Lembar observasi, instrumen di rancang sebagai alat kalaborasi penulis

sebagai guru dan observer/pengamat. Lembar ini di gunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa selama penelitian


(40)

23

tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

b. Soal , adalah instrument yang digunakan untuk mendapatkan data

mengenai hasil belajar siswa khususnya terhadap materi yang di ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang di gunakan dilakukan kegiatan: a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 1 Pematang Baru.


(41)

24

Table 2. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

No Nama Siswa Aktivitas yang diamati Jumlah Ket

A B C D E

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah Persentase Rata-rata

Jika 1 – 2 = Tidak Aktif (TA) ; Jika 3 – 5 = Aktif (AK) Keterangan :

A. Aktivitas bertanya

B. Aktivitas menjawab / menanggapi pertanyaan C. Aktivitas mengerjakan tugas kelompok D. Aktivitas dalam diskusi kelompok E. Aktivitas menyelesaikan tes individu b. Tes Hasil Belajar

Tes digunakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi yang dibahas, dengan memberikan soal-soal latihan.


(42)

Table 3. Hasil Belajar Siswa

Keterangan: Tuntas / T ( jika nilai ˃ 65) Tidak Tuntas / T (Jika nilai < 65 ) No Nama

Siswa

Nomor Soal

Jml Nilai Akhir ket 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 19 20 21 22 23 25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah

Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas


(43)

26

G. Teknik Analis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar pada lembar observasi yang telah di sediakan sesuai dengan indicator yang telah di tentukan.

2. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan di gunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang di ajarkan guru.

H. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut: Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi:

1) Menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai dan mengembangkan KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD.

3) Menyusun instrument observasi, baik guru maupun siswa


(44)

27

catatan lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes 6) Membuat Lembar Kerja Siswa

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun pada tahap perencanaaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 2 X 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termauk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran.

2. Guru membagi siswa dengan 3 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 orang.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang di tempuh dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. B. Tahap Penyajian Materi

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.


(45)

28

3. Guru mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan di pelajari siswa dalam klompok, dan Menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

C.Tahap Kegiatan Kelompok

1. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. 2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu antar

anggota kelompok sedangkan guru meotivasi dan memfasiltasi kerja siswa dalam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

D. Tahap Pelaksanaan Tes Individu

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas. 2. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang di sampaikan. 3. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi danmembimbing siswa

untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang dikerjakan secara individu.

E. Tahap Penghitungaan Skor

Guru memberikan penilaian untuk menentukan skor perkembangan individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.


(46)

29

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan poembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan di lakukan oleh oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh

peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II, b e g i t u s e t e r u s n ya s a m p a i i n d i k a t o r k e b e r h a s i l a n t e r c a p a i .

Siklus II

Hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditetapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Pelaksana siklus II didasarkan pada kekurangan pada siklus I dengan perbaikan-perbaikan pada tehnik pembelajaran berdasarkan pada refleksi siklus I. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi:

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan mencapai dan mengembangkan KD menjadi indikator.


(47)

30

2) Menyusun RPP dengan menggunakan Skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD.

3) Menyusun intstrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa. 4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa,

kinerja guru dan catatan lapangn. 5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 4 x 53 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termauk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran.

2. Guru membagi siswa dengan 3 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 orang.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang di tempuh dengan model pembelajaran kooperatif STAD.

B. Tahap Penyajian Materi

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.


(48)

31

2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.

3. Guru mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan di pelajari siswa dalam klompok, dan Menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

C.Tahap Kegiatan Kelompok

1. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. 2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu antar

anggota kelompok sedangkan guru meotivasi dan memfasiltasi kerja siswa dalam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

D. Tahap Pelaksanaan Tes Individu

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas. 2. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang di sampaikan. 3. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi danmembimbing siswa

untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang dikerjakan secara individu.

E. Tahap Penghitungaan Skor


(49)

32

individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan di lakukan oleh oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebutdigunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II, begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai. Pada siklus II hasil penelitian tindakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang di tetapkan, sehingga penelitian ini hanya sampai siklus II

I. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dalam Penelitian tindakankelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. Jumlah siswa aktif meningkatkan setiap siklusnya b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya


(50)

33


(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67.

2. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan rneningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah hendaknya guru lebih mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IP S.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. IKPI Seamarang, Press. Semarang.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Junaidi, Wawan. 2011 Aktivitas Belajar.

http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktifitas-belajar.html Diakses 1 Maret 2016.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Rasail Media

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Konstektual. RaSAIL Media GROUP. Semarang.

Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin, Robert E. 2010 Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Nedham heights, massachussests : Allyn and Bacon

Sudjana, 2001. Media Pengajaran . Sinar Baru Aglesindo. Jakarta. Sukmadinata. 2006. Jenis – Jenis Penelitian. PT. Bina Ilmu. Surabaya. Syarifuddin, Muhammad. 200. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Undang – undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta


(1)

2) Menyusun RPP dengan menggunakan Skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD.

3) Menyusun intstrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa. 4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa,

kinerja guru dan catatan lapangn. 5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 4 x 53 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan materi berikut perangkat pengajaran termauk lembar kerja siswa dan soal kuis serta menentukan metode pembelajaran dan penyajian materi pada awal pembelajaran.

2. Guru membagi siswa dengan 3 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 orang.

3. Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang di tempuh dengan model pembelajaran kooperatif STAD.

B. Tahap Penyajian Materi

1. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan.


(2)

2. Guru menjelaskan materi secara singkat tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang dan memberi kesempatan kepada siswa menyampaikan pengetahuannya tentang materi.

3. Guru mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan di pelajari siswa dalam klompok, dan Menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan,

C.Tahap Kegiatan Kelompok

1. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. 2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan LKS, saling membantu antar

anggota kelompok sedangkan guru meotivasi dan memfasiltasi kerja siswa dalam dalam menghadapi kesulitan-kesulitan.

D. Tahap Pelaksanaan Tes Individu

1. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui perwakilan dari setiap kelompok untuk maju kedepan kelas. 2. Meminta kelompok lain menanggapi materi yang di sampaikan. 3. Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi danmembimbing siswa

untuk memahami konsep tentang tokoh-tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Siswa diuji kemampuan untuk mengerjakan tes formatif yang dikerjakan secara individu.

E. Tahap Penghitungaan Skor


(3)

individu, dan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin atau nilai tertinggi.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pengamatan di lakukan oleh oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebutdigunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II, begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai. Pada siklus II hasil penelitian tindakan telah memenuhi indikator keberhasilan yang di tetapkan, sehingga penelitian ini hanya sampai siklus II

I. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS dalam Penelitian tindakankelas ini dikatakan berhasil apabila:

a. Jumlah siswa aktif meningkatkan setiap siklusnya b. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya


(4)

(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 sebesar 55,56 dan pada pertemuan 2 menjadi 63,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 74,44 dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi 86,67.

2. Pembelajaran IPS kelas IV SDN 1 Pematang Baru melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dan siklus ke siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 60,00 dan pada pertemuan 2 menjadi 65,33. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sebesar 73,06 dan rneningkat pada pertemuan 2 menjadi 79,44.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah hendaknya guru lebih mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IP S.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. IKPI Seamarang, Press. Semarang.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. P4TK IPA. Bandung.

Junaidi, Wawan. 2011 Aktivitas Belajar.

http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktifitas-belajar.html Diakses 1 Maret 2016.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Rasail Media

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Konstektual. RaSAIL Media GROUP. Semarang.

Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slavin, Robert E. 2010 Cooperatif Learning, Theory Research, and Practice. Nedham heights, massachussests : Allyn and Bacon

Sudjana, 2001. Media Pengajaran . Sinar Baru Aglesindo. Jakarta. Sukmadinata. 2006. Jenis – Jenis Penelitian. PT. Bina Ilmu. Surabaya. Syarifuddin, Muhammad. 200. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Undang – undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 9 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

1 20 49

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 1 KUPANG TEBA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 14 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 1 MARGOYOSO KECAMATAN SUMBEREJO TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GUNUNG REJO KECAMATAN WAYLIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN 1 MADA JAYA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 7 33

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SUKAMAJU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

0 4 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SDN 4 GUNUNGSARI KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 5 42