BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian utama dikalangan usia produktif khususnya di Negara berkembang. Hal ini diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan
usia produktif sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah disamping penanganan pertama yang belum benar dan rujukan yang terlambat. Pada satu studi prospektif
cedera kepala berat dengan pemeriksaan CT Scan didapat hasil, 30 normal dan 70 abnormal Japardi, I, 2004
Kasus cedera kepala yang dirawat di departemen saraf RS Cipto Mangunkusumo selama tahun 1981-1982 adalah sebesar 1850 orang, 1642 orang 88,75 di antaranya adalah akibat
kecelakaan lalu lintas. Sedangkan kasus cedera kepala di unit gawat darurat RS Cipto Mangunkusumo pada tahun 1982 adalah 4146 orang, 4056 dewasa dan 90 anak-anak. Di antara
1642 kasus yang dirawat tersebut 137 meninggal dunia. S. Harahap, 1983 Dengan tingginya angka kematian akibat trauma merupakan tantangan dalam menangani
penderita cedera kepala sejak terjadinya kecelakaan, dibawa ke rumah sakit dan tindakan perawatan di rumah sakit. Dengan kemajuan di bidang kedokteran penegakan diagnosis serta
menentukan prognosis penderita cedera kepala lebih baik seperti pada pemeriksaan klinis, Glassgow Coma Scale
GSC, Computed Tomografi CT Scan atau Magnetic Resonance Imagine MRI kepala. Disamping itu juga dapat dilakukan pemeriksaan darah rutin. Termasuk
didalamnya pemeriksaan kadar gula darah dan pemeriksaan hematokrit. Fearnside, 1997. Pentingnya hiperglikemi iskemik telah dibuktikan dengan baik pada klinis dan
percobaan. Bukti yang paling kuat dari nilai prognostic dari parameter laboratorium terdapat pada glukosa, dengan kadar yang tinggi dikaitkan dengan outcome yang jelek. Peranan
patofisiologi kerusakan neuronal setelah trauma kapitis belum jelas. Kinoshita dkk, 2002. Jeremitsky dkk pada suatu studi dari 81 pasien yang didiagnosa dengan trauma kapitis,
telah ditemukan bahwa hiperglikemi dihubungkan dengan peningkatan mortilitas dan keberadaan di rumah sakit yang lebih lama cit Paolino dan Garner, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian yang lain dari pasien trauma kapitis, kadar glukosa yang tinggi pada saat masuk dikaitkan dengan outcome neurologi yang lebih buruk Paolino dan Garner , 2005.
Young dkk 1989 melakukan studi pada 59 pasien trauma kapitis secara konsekutif untuk menilai hubungan hiperglikemi pada saat masuk dengan outcome neurologi pada pasien
trauma kapitis berat. Studi ini memberikan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara outcome
saat 3 bulan dan 1 tahun dan kadar glukosa darah puncak 24 jam saat masuk rumah sakit. Pasien dengan kadar glukosa darah puncak 24 jam kurang dari atau sama dengan
200mgdL memiliki persentase yang lebih baik untuk outcome baik pada hari ke 18, 3 bulan dan 1 tahun dibanding dengan pasien yang kadar glukosa darah puncak 24 jam waktu masuknya
lebih dari 200 mg dL. Banyak studi telah menunjukkan bahwa Aliran Darah Otak ADO akan turun secara
bermakna dalam beberapa jam pertama setelah mendapat cedera kepala berat baik pada manusia dan model hewan Bauma, Muizelaar. 1992; Obrist et al.1994
Pada sekitar sepertiga penderita cedera kepala, menunjukkan penurunan yang signifikan ADO selama 24 jam pertama dibandingkan orang seha dan meningkat mencapai puncaknya pada
hari kedua Saustiel JF, Levy E. 2002. Hematokrit darah diantara 30-35 secara luas diterima sebagai kadar optimal pada
penderita cedera kepala. Angka ini didapat dari beberapa studi eksperimental terhadap vesikositas darah dan kapasitas pengangkutan oksigen Saustiel JF, Levy E. 2002;Deutsch
H,Ulman JS, 2005. Sampai saat ini belum ada didapati data penelitian tentang apakah pada cedera kepala
yang menyebabkan penurunan ADO akan meningkatkan hematokrit secara bermakna. Apakah peningkatan hematocrit tersebut berhubungan dengan tingkat keparahan cedera kepala.
Dari ulasan tersebut penulis tertarik untuk meneliti profil kadar gula darah sewaktu dan kadar hematokrit dengan hasil akhir klinis penderita kontusio serebri pada tahun 2012 di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah