Tulang Tengkorak Meningia Anatomi Kepala 1. Kulit Kepala

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Kepala 2.1.1. Kulit Kepala Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau kulit, connective tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika, loose conective tissue atau jaringan penunjang longgar dan perikranium Japardi, I., 2002.

2.1.2 Tulang Tengkorak

Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian yaitu kranium kalvaria yang terdiri atas delapan tulang dan kerangka wajah yang terdiri atas empat belas tulang. Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah. Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis kranii. Dasar tengkorak ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui oleh saraf dan pembuluh darah Pearce, EC.,2008.

2.1.3. Meningia

Meningia merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi meningia yaitu melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi cairan serebrospinal, dan memperkecil benturan atau getaran terdiri atas 3 lapisan, yaitu: a. Durameter Lapisan sebelah luar Durameter ialah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan dura meter propia di bagian dalam. Di dalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, rongga ini dinamakan sinus longitudinal superior yang terletak diantara kedua hemisfer otak b. Selaput Arakhnoid Lapisan tengah Universitas Sumatera Utara Selaput arakhnoid merupakan selaput halus yang memisahkan durameter dengan piameter yang membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. c. Piameter Lapisan sebelah dalam Piameter merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak, piameter berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur-struktur jaringan ikat yang disebut trebekel. Tepi falks serebri membentuk sinus longitudinal inferior dan sinus sagitalis inferior yang mengeluarkan darah dari flaks serebri. Tentorium memisahkan cerebrum dengan serebellum Pearce, EC.,2008. Gambar 2.1 Lapisan Meningea 2.2. Definisi Cedera Kepala Cedera kepala adalah suatu ruda paksa yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan structural dan gangguan fungsional jaringan otak. Cedera kepala melibatkan setiap komponen yang ada, mulai dari bagian terluar kulit kepala hingga bagian terdalam otak. Setiap komponen yang terlibat memiliki kaitan yang erat dengan mekanisme cedera kepala yang terjadi. Cedera kepala merupakan hantaran energi luar seperti tenaga mekanik yang menyebabkan rusaknya jaringan kepala sehingga timbul reaksi jaringan Fearnside, 1997 Cedera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan otak dari lapisan kulit kepala tulang tengkorak, durameter, pembuluh darah serta otaknya mengalami cedera baik yang trauma tertutup ataupun trauma tertembus Satya Negara, 1998 : 59. Kontusio cerebri adalah sindrom Universitas Sumatera Utara yang melibatkan bentuk ringan dari cedera otak yang menyebar. Terjadi disfungsi neurologis sementara dan bersifat dapat pulih dengan atau tanpa kehilangan kesadaran. Jika ada penurunan kesadaran mungkin pasien mengalami disorientasi dan binggung hanya dalam waktu singkat Hudak dan Gallo, 1996 : 227 Cedera otak adalah proses patologis jaringan otak yang bukan bersifat degeneratif ataupun kongenital, melainkan akibat kekuatan mekanis dari luar, yang menyebabkan gangguan fisik, fungsi kognitif, dan psikososial. Gangguan ini dapat bersifat menetap atau sementara dan disertai hilangnya atau berubahnya tingkat kesadaranValadka,1996.Berdasarkan mekanismenya cedera otak di bagi atas cedera otak tumpul dan cedera otak tembustajam penetrating head injury Valadka, 1996. Kontusio serebri yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada penilaian klinis dengan Glasgow Coma Scale GCS dan CT-scan kepala dimana didapati adanya intracerebral hemorrhage yang tidak ada indikasi operasi. Cedera kepala kami bagi atas:cedera kepalasedang CKS dengan GCS 9-13 dan cedera kepala berat CKB dengan GCS 3-8. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. stratifikasi resiko pada penderita dengan cedera kepala Kategori resiko Karakteristik Ringan Pemeriksaan neurologi normal Tidak ada kontusio Tidak ada intoksikasi obat atau alcohol Dapat mengeluh nyeri kepala atau dizziness Dapat dijumpai abrasi scalp, laserasi atau hematoma Tidak ada kriteria trauma sedang atau berat Sedang SKG 9-14 bingung, lethargi,stupor Concussion Posttraumatic amnesia Muntah Seizure Kemungkinan tanda basiler atau fraktur tengkorak yang menekan atau cedera wajah yang serius Intoksikasi obat atau alcohol Tidak ada riwayat cedera atau riwayat tidak jelas Usia 2 tahun atau kemungkinan child abuse Berat SKG 3-8 koma Penurunan progressif tingkat kesadaran Tanda neurologic fokal Cedera penetrasi tengkorak atau fraktur tengkorak Dikutip dari : Mayer SA, Rowland LP . Head Injury . In : Rowland LP , editor. Merritt’s Neurology. 10 th ed.Philadelphia : Lippincott Williams Wikkins; 2000. P401-6. Universitas Sumatera Utara

2.3 Epidemiologi