Klasifikasi Hibah Pengertian Hibah dalam Bultek Hibah 1. Analisis Regulasi

UU Perbendaharaan menberikan tambahan, bahwa belanja hibah pemerintah pusat dapat diberikan kepada pemerintah daerah, BUMNBUMD lembaga asing. Sedangkan untuk penerimaan hibah, UU Perbendaharaan hanya mengatur penerimaan hibah dari negara lain atau lembaga internasional dan tidak menyinggung sedikitpun mengenai hibah dari masyarakat atau perusahaan yang dalam praktik banyak dijumpai.

2.3.2. Klasifikasi Hibah

Hibah menurut Bultek ini diklasifkan menjadi dua yaitu hibah murni dan khusus. Klasifikasi tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi dua ketentuan yang saat ini berlaku. a. Hibah murni adalah hibah yang dimaksudkan dalam ketentuan UU no 17 tahun 2013 b. Hibah khusus adalah hibah selain yang dimaksudkan dalam UU 17 tahun 2013. Ketentuan umum yang menyebutkan hal ini terdapat dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 11

BAB III PENDAPATAN DAN BELANJA HIBAH MURNI

3.1. Pendapatan Hibah Murni

A. Definisi Pendapatan Hibah Murni Pendapatan hibah murni adalah penerimaan negaradaerah dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa danatau surat berharga yang berasal dari pemerintah negara asing, badanlembaga asing, badan lembaga internasional, dan pemerintah yang tidak perlu dibayar kembali yang diterima oleh entitas pelaporan yang mempunyai fungsi perbendaharaan.

B. Kriteria Pendapatan Hibah

Murni Untuk membatasi apa saja yang dapat dikategorikan sebagai pendapatan hibah murni, pendapatan hibah memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Tidak dimaksudkan untuk dibayarkan kembali;

2. Tidak ada timbal balikbalasan secara langsung dari penerima hibah kepada

pemberi hibah;

3. Dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat bagi penerima hibah;

4. Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemberi dan penerima hibah

apabila berasal dari suatu lembagainstitusi, sedangkan yang berasal dari individumasyarakat dapat dibuat dalam suatu akad untuk kepentingan akuntabilitas dan transparansi;

5. Digunakan sesuai dengan naskah perjanjian bila dituangkan di dalamnya; dan

6. Diterima dan dilaporkan oleh entitas pelaporan yang mempunyai fungsi

perbendaharaan.

C. Jenis dan Klasifikasi Pendapatan Hibah Murni

1. Pendapatan Hibah Murni menurut bentuknya

a. Dalam bentuk rupiah atau devisa yang dirupiahkan yang berasal dari luar

negeri;

b. Dalam bentuk rupiah yang berasal dari dalam negeri;

c. Dalam bentuk surat berharga;

d. Dalam bentuk barang; dan

e. Dalam bentuk jasa termasuk asistensi, tenaga ahli, beasiswa dan pelatihan

yang tidak mengikat dan tidak perlu dibayar kembali kepada pemberi hibah; 2. Pendapatan Hibah Murni menurut sumbernya

a. Pendapatan hibah dalam negeri yang berasal dari:

1 Pemerintah pusat; dan 2 Pemerintah daerah;

b. Pendapatan hibah Murni luar negeri yang berasal dari: 1 Negara asing;

2 Lembaga donor multilateral; 3 Lembaga keuangan asing; dan 4 Lembaga non keuangan asing; 12