Tujuan dan Ruang Lingkup Buletin Teknis Hibah

UU nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 22, 23 dan 24 menyebutkan bahwa pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman danatau hibah kepada pemerintah daerah, pemerintahlembaga asing, perusahaan negaradaerah danatau sebaliknya. Selanjutnya UU nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 33 menyatakan bahwa pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada pemerintah daerahBUMNBUMD sesuai dengan yang tercantum dalam UU APBN. Lampiran PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian NegaraLembaga mengelompokkan pengeluaran hibah ke dalam belanja hibah. Namun demikian masih ditemui praktik atas transaksi hibah yang belum sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti adanya belanja hibah yang dialokasikan dari jenis belanja lain belanja lain-lain. 1.3.5 Pengaruh Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial terhadap pelaksanaan belanja hibah Dengan terbitnya Buletin teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial telah memberikan definisi dan batasan yang sangat jelas dan berpengaruh terhadap tugas pemerintahan dalam melayani masyarakat terkait dengan pemberian bantuan sosial. Pengaruh yang signifikan terjadi pada pelaksanaan tugas pemerintah dalam pemberian bantuan yang selama ini dikategorikan block grant dan disalurkan melalui belanja bantuan sosial. Block grant yang dapat disalurkan melalui belanja bantuan sosial harus memiliki kriteria sebagaimana diatur dalam buletin teknis di atas, sedangkan kenyataannya masih banyak bantuan yang wajib dipenuhi oleh pemerintah, namun tidak dapat dipenuhi karena tidak memenuhi kriteria belanja bantuan sosial.

1.4. Tujuan dan Ruang Lingkup Buletin Teknis Hibah

Buletin Teknis Hibah ini mengatur transaksi hibah untuk pemerintah pusat dan daerah, dimaksudkan sebagai petunjuk operasional bagi petugas pelaksana akuntansi pusat dan daerah untuk memahami dan mengimplementasikan proses akuntansi hibah secara tepat waktu, transparan, dan akurat sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan perundang-undangan. Tujuan Buletin teknis Hibah adalah untuk memberikan panduan, menyelaraskan persepsi dan menghapus berbagai permasalahan pengelolaan dan pertanggungjawaban dana yang berhubungan dengan hibah baik berupa pendapatan hibah dan belanja hibah. Buletin teknis Hibah ini memuat hal-hal: regulasi terkait hibah, pengertian hibah, kriteria pendapatan hibah, kriteria belanja hibah, jenis dan klasifikasi pendapatan hibah, jenis dan klasifikasi belanja hibah, mekanisme hibah pada pemerintah pusat, mekanisme hibah pada pemerintah daerah, akuntansi hibah meliputi pengakuan pendapatan hibah, pengakuan belanja hibah, hibah langsung bentuk kasnon kas, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan serta contoh ilustrasi pendapatan hibah dan belanja hibah. 5

BAB II REGULASI TERKAIT DENGAN HIBAH

2.1. Regulasi Terkait Hibah

2.1.1.Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara a. Pasal 22 ayat 2 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman danatau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya;

b. Pasal 23 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan

hibahpinjaman kepada atau menerima hibahpinjaman dari pemerintahlembaga asing dengan persetujuan DPR; c. Pasal 23 ayat 2 menyatakan bahwa pinjaman danatau hibah yang diterima Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat diteruspinjamkan kepada Pemerintah DaerahPerusahaan NegaraPerusahaan Daerah;

d. Pasal 24 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah dapat memberikan

pinjamanhibahpenyertaan modal kepada dan menerima pinjamanhibah dari perusahaan negaradaerah;

e. Pasal 24 ayat 2 menyatakan bahwa pemberian pinjamanhibahpenyertaan modal dan

penerimaan pinjamanhibah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terlebih dahulu ditetapkan dalam APBNAPBD; 2.1.2.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara a. Tentang Belanja Hibah: 1 Pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada Pemerintah DaerahBUMNBUMD sesuai dengan yang tercantumditetapkan dalam UU tentang APBN; 2 Pasal 33 ayat 2 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada lembaga asing sesuai dengan yang tercantumditetapkan dalam UU tentang APBN;

b. Tentang pendapatan hibah: 1

Pasal 38 ayat 1 menyatakan Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari dalam negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang APBN. 2 Pasal 38 ayat 2 menyatakan UtangHibah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diteruspinjamkan kepada Pemerintah DaerahBUMNBUMD. 3 Pasal 38 ayat 3 menyatakan Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau hibah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibebankan pada Anggaran Belanja Negara. 4 Pasal 38 ayat 4 menyatakan Tata cara pengadaan utang danatau penerimaan hibah baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah luar negeri kepada Pemerintah DaerahBUMNBUMD, diatur dengan peraturan pemerintah. 6