BAB III PENDAPATAN DAN BELANJA HIBAH MURNI
3.1. Pendapatan Hibah Murni
A.
Definisi Pendapatan Hibah Murni Pendapatan hibah murni adalah penerimaan negaradaerah dalam bentuk devisa,
devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa danatau surat berharga yang berasal dari pemerintah negara asing, badanlembaga asing, badan lembaga internasional,
dan pemerintah yang tidak perlu dibayar kembali yang diterima oleh entitas pelaporan yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
B. Kriteria Pendapatan Hibah
Murni
Untuk membatasi apa saja yang dapat dikategorikan sebagai pendapatan hibah murni, pendapatan hibah memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Tidak dimaksudkan untuk dibayarkan kembali;
2. Tidak ada timbal balikbalasan secara langsung dari penerima hibah kepada
pemberi hibah;
3. Dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat bagi penerima hibah;
4. Dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara pemberi dan penerima hibah
apabila berasal dari suatu lembagainstitusi, sedangkan yang berasal dari individumasyarakat dapat dibuat dalam suatu akad untuk kepentingan
akuntabilitas dan transparansi;
5. Digunakan sesuai dengan naskah perjanjian bila dituangkan di dalamnya; dan
6. Diterima dan dilaporkan oleh entitas pelaporan yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
C. Jenis dan Klasifikasi Pendapatan Hibah Murni
1. Pendapatan Hibah Murni menurut bentuknya
a. Dalam bentuk rupiah atau devisa yang dirupiahkan yang berasal dari luar
negeri;
b. Dalam bentuk rupiah yang berasal dari dalam negeri;
c. Dalam bentuk surat berharga;
d. Dalam bentuk barang; dan
e. Dalam bentuk jasa termasuk asistensi, tenaga ahli, beasiswa dan pelatihan
yang tidak mengikat dan tidak perlu dibayar kembali kepada pemberi hibah; 2. Pendapatan Hibah Murni menurut sumbernya
a. Pendapatan hibah dalam negeri yang berasal dari: