Sub Direktorat Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Subbagian Tata Usaha; Tugas pokoknya adalah melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah

7 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Perkebunan pada Lampiran 1.

1.2.3 Sumber Daya Manusia

Sampai dengan tahun 2009 pegawai Direktorat Perlindungan Perkebunan berjumlah 70 orang PNS Struktural 59 orang dan Fungsional 11 orang, dengan rincian sebagai berikut : - S2 sebanyak 12 orang Teknis perlindungan 3 orang dan non teknis perlindungan 9 orang; - S1 sebanyak 16 orang Teknis perlindungan 12 orang dan non teknis perlindungan 4 orang; - SLTA sebanyak 40 orang TeknisSPMA 4 orang dan non teknis 36 orang; - SLTP sebanyak 2 orang. Selain di Pusat pegawai teknis yang menangani perlindungan juga terdapat di empat UPT Pusat yaitu di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan sebanyak 459 orang, BBP2TP Surabaya sebanyak 221 orang, BBP2TP Ambon sebanyak 233 orang, dan di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan BPTP Pontianak sebanyak 113 orang. SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selain diperkuat oleh SDM yang berada di UPT Pusat tetapi juga yang berada di Dinas dan UPTD daerah, sebagai berikut : 1 Jumlah Petugas Pengamat dan Pejabat Fungsional POPT Jumlah Petugas Pengamat di seluruh Indonesia sampai saat ini berjumlah 841 orang dan Pejabat Fungsional POPT sebanyak 444 orang. 2 Jumlah Pemandu Lapang Jumlah Pemandu Lapang Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT perkebunan sampai dengan tahun 2009 sebanyak 1.167 orang. 3 Jumlah Petani SLPHT Jumlah petani yang telah dilatih SLPHT perkebunan pada periode tahun 2005-2009 sebanyak 131.910 orang. 8

1.2.4 Program, Anggaran dan Realisasi

Pada periode Kabinet Indonesia Bersatu 2006-2010 program pembangunan perkebunan meliputi Program Pengembangan Agribisnis, Peningkatan Ketahanan Pangan, Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Penerapan Kepemerintahan Yang Baik, yang dijabarkan kedalam beberapa kegiatan utama. Pada tahun anggaran 2009 salah satu fokus kegiatan pembangunan perkebunan adalah Revitalisasi Perlindungan. Alokasi anggaran untuk Direktorat Perlindungan Perkebunan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun masih dibawah target, sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perkembangan Anggaran dan Realisasi Keuangan Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2005-2009 Tahun Target Renstra Rp,- DIPA Rp,- Realisasi Terhadap Target PeningkatanPenurunan dibanding Tahun Lalu 2005 9.246.000.000 8.593.152.000 92,95 -- 2006 5.157.000.000 4.863.882.000 94,32 56.60 2007 3.195.000.000 2.978.058.000 93 61,23 2008 2,436.000.000 2.355.146.000 97 79,08 2009 3.198.500.000 2,943.535.000 92 124,98

1.2.5 Aspek Teknis

1 Keadaan Serangan OPT Luas dan intensitas serangan OPT pada komoditi unggulan nasional perkebunan yaitu kelapa, karet, kakao, kopi, lada, cengkeh, jambu mete, kelapa sawit, teh, tebu, dan kapas dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2005 seluas 638.298 ha, meningkat menjadi 948.808 ha pada tahun 2006, dan pada tahun 2009 menjadi 1.795.296 ha atau meningkat 281 . Data secara rinci dapat dilhat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Keadaan Serangan OPT Pada Komoditi Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2005-2009 No Komoditas Jenis OPT Luas Serangan ha 2005 2006 2007 2008 2009 1 KELAPA Oryctes sp. 67,201 76,368 100,695 81,622 79,518 Sexava sp. 23,144 39,505 30,567 25,435 27,759