Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Perkebunan

31

A. Aspek OPT

1. Perlindungan merupakan tanggung jawab masyarakat, pemerintah dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan yang ada. 2. Perlindungan Tanaman dengan sistem PHT Budidaya Tanaman Sehat, pengamatan, pemanfaatan dan pelestarian musuh alami. Mendorong agar petani mau dan mampu secara mandiri menerapkan PHT yang memperhatikan keragaman ekologi dan sosial budaya, aspek ekonomi, keunggulan komparatif dan kompetitif, keberlanjutan produksi dan mutu produk. 3. PHT harus menjiwai Sistem dan Usaha Agribisnis 4. Dalam keadaan Eksplosi pemerintah secara berjenjang dapat membantu sarana atau peralatan pengendalian sesuai dengan kemampuan. 5. Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi Penyediaan dan pendistribusian Informasi keadaan OPT dan Non OPT komponen iklim kepada user. 6. Karantina sebagai garda terdepan perlindungan tanaman.

B. Aspek Non OPT

1. Pencegahan kebakaran melalui penerapan PLTB 2. Mendorong optimalisasi sistem peringatan dini kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim 3. Adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim

3.2.2. Strategi Direktorat Perlindungan Perkebunan

Berdasarkan strategi pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014, maka dengan memperhatikan kondisi dan keterbatasan yang ada maka strategi yang ditempuh adalah : 1 Strategi Umum Sesuai ketujuh komponen strategi pembangunan perkebunan, maka strategi umum Direktorat Perlindungan Perkebunan tahun 2010-2014 adalah strategi yang terkait dengan revitalisasi sumberdaya manusia dan revitalisasi kelembagaan petani dengan mengacu kepada tugas pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan adalah : 32 1 Pemberdayaan SDM Direktorat Perlindungan Perkebunan antara lain melalui pelatihan, magang, dan studi banding sesuai kebutuhan. 2 Memperluas dan memantapkan jaringan sistem informasi perlindungan antara petani, pengamat, dinas, UPTD, Balai Besar dan Direktorat Perlindungan Perkebunan, perluasan jaringan dan optimalisasi pemanfaatan Website serta penguatan database perlindungan dan penerbitan bahandokumen informasi teknis pengendalian OPT dan Non OPT. 3 Memaksimalkan hasil pengamatan dan peramalan OPT serta faktor iklim. 4 Penyediaan teknologi pengendalian OPT dan antisipasi dampak perubahan iklim melalui penyebarluasan rekomendasi dan informasi teknis pengendalian OPT dan antisipasi dampak perubahan iklim secara cepat dan tepat. 5 Optimalisasi sarana dan prasarana perkantoran melalui pendataan kondisi, perawatan dan pemanfaatan serta pengutuhan prasarana dan sarana perangkat perlindungan. 6 Penguatan perangkat perlindungan. 7 Pemantapan gerakan pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan melalui revitalisasi brigade pengendalian OPT dan pembentukan regu proteksi OPT di tingkat kelompok taniGapoktan. 8 Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait di bidang perlindungan perkebunan. 9 Mengoptimalkan petugas fungsional POPT dan PPNS perkebunan. 10 Pengembangan dan pemantapan informasi perlindungan tanaman perkebunan. 11 Meningkatkan sinergi dan kerjasama dengan PuslitBalit, BBP2TP dan BPTP, Dinas dan UPTD Daerah. 2 Strategi Khusus Strategi khusus pembangunan perkebunan yang kedelapan yaitu “Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup” sangat terkait dengan fungsi Direktorat Perlindungan Perkebunan, yaitu : 1 Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah-wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. 2 Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan. 3 Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pesnab, APH, serta teknologi pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan.