Jaringan network Unsur Modal Sosial
22 Indonesia, 2005: 893. Pranata menurut Zulkifli B. Lubis, 2001:
https:www.academia.edu meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama shared values, norma-norma dan sanksi-sanksi norms and
sanctions dan aturan-aturan rules. Pada dasarnya norma memiliki fungsi untuk menunjukkan
arah bagi tingkah laku di dalam kehidupan sosial. Hal tersebut karena norma merupakan petunjuk, kaidah, atau aturan untuk berbuat atau
berperilaku yang dibenarkan untuk mewujudkan nilai atau tujuan Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, 2011. Nilai dan norma sangat berkaitan,
namun nilai dan norma seringkali disamakan, padahal terdapat perbedaaan di antara keduanya. Norma sosial akan menjabarkan nilai-
nilai dengan lebih rinci ke dalam bentuk tata aturan atau tata kelakuan yang secara makro adaah konstitusi, undang-undang, peraran
pemerintah, konvensi dan aturan tak tertulis lainnya Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, 2011.
Dalam modal sosial, pranata berserta norma dan peraturan berfungsi sebagai landasan yang mengikat hubungan antar manusia di
dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan pernyataan Francis Fukuyama yang menekankan pada dimensi yang lebih luas yaitu segala sesuatu
yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan
norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi Agung Wibowo, 2007: 20. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan pendapat James S. Coleman,
23 yaitu kolektif yang merupakan bentuk modal sosial yang sangat
penting dalam kolektivitas adalah norma yang membuat seseorang melepaskan kepentingan diri sendiri untuk bertindak demi
kepentingan bersama James S. Coleman, 2011: 429. Selanjutnya berdasarkan pada gambar 1 di atas juga dapat dipahami bahwa pranata
atau peraturan yang mengandung norma dan sanksi, nilai-nilai bersama serta aturan-aturan mempengaruhi terbentuknya kepercayaan
dan jaringan sosial. Menurut Pretty dan Ward: “Aturan-aturan bersama, norma-norma dan sanksi atas
pelanggaran merupakan
norma-norma perilaku
yang memberikan individu-individu rasa percaya diri untuk
berpartisipasi dalam kelompok dan akan bertanggung jawab dan memastikan hak-hak mereka tidak dilanggar, karena
mereka yang melanggar aturan akan dikenai sanksi yang telah disepakati bersama” Zulkifli B. Lubis, 2001.
Norma-norma atau norma sosial itu sendiri terbentuk melalui proses Soerjono Soekamto dalam Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,
2011: 133. Proses tersebut terjadi secara tidak sengaja di dalam kehidupan sosial, yakni masyarakat. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip
2011:135-138 menjelaskan bahwa proses pertumbuhan norma akan tergantung pada proses pelembagaan institutionalized, yaitu proses
norma melewati masyarakat yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan, dimana proses pelembagaan
tersebut meliputi dikenalkan, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk mengarahkan
perorangan agar dapat menjalani kehidupan sosial perlu adanya aturan dan sanksi sebagai batasan terhadap jalan yang baik. Dengan demikian,
24 adanya norma-norma yang berisi aturan-aturan dan sanksi tersebut
tidak dibuat untuk dilanggar, namun harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan diharapkan menjadi kebiasaan dalam
berperilaku.