Aset tetap IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN Pada dan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 26

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan

r. Pajak Penghasilan

Entitas menerapkan PSAK No. 46 Revisi 2010, Pajak Penghasilan”.Selain itu, Entitas juga menerapkan ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”. Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas.Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terhutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aset. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan.Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak dan peraturan perpajakan yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak “SKP” diterima danatau, jika Entitas mengajukan keberatan danatau banding, pada saat keputusan atas keberatan danatau banding tersebut telah ditetapkan.

s. Laba Bersih per Saham Dasar

Entitas menerapkan PSAK No. 56 Revisi 2011, “Laba per Saham” yang menggantikan PSAK No. 56, “Laba per Saham”. PSAK No. 56 Revisi 2011 ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilikEntitas Entitas Induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode berjalan setelah dikurangi dengan saham yang diperoleh kembali. Saham biasa dapat diterbitkan atau jumlah saham biasa dapat berkurang, tanpa disertai perubahan pada arus kas atau aset lain atau pada liabilitas. Perubahan tersebut dapat berbentuk dividen saham, saham bonus, pemecahan saham atau penggabungan saham. Untuk perhitungan laba per saham, perubahan tersebut dianggap seolah-olah sudah terjadi pada awal tahun laporan keuangan konsolidasian yang disajikan. Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Entitas Induk untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 6.575.859 dan Rp 31.837.760. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor adalah Rp. 725.000.000 saham masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN Pada dan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 27

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan