BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Lada 2.1.1 Taksonomi Lada Putih
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum
Suwarto, 2010.
2.1.2 Habitat
Tanaman lada yang berada di Serawak, kebayaan berada di tangan orang- orang keturunan teonghoa. Mereka menangani kebun ladanya cukup intensif
seperti rekan - rekannya yang berada di Pulau Bangka. Berkebun tanaman lada dimulai dengan membuka hutan yang masih perawah, luas rataa - rata 1,5 ha.
Seluruh lahan kemudian dibersihkan dari sisa - sisa tanaman yang dibakar bersama tanah bagian atas top - soil untuk dibuat guludan berukuran :
Garis tengah : 45 cm
Tinggi :
15 cm
Jarak antara guludan :2,5 meter
Dalam petakan seluas : 0,2-0,4 ha Rismunandar, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Lahan kebun dibiarkan tidak di tanami pohon pelindung dan dibersih kan segala jenis gulma. Setiap gululundan diberi satu tiang kayu setinggi 3 meter.
Disetiap guludan ditanami satu batang setek tanaman lada, dan diatur agar menjalar pada tiang penunjang. Setek panjang nya ± 60 cm, diambil dari cabang
orthotrop berumur kurang dari dua tahun. 3 - 5 buku - buku dibenemkan 10 - 15 cm di dalam tanahdengan letak miring 45º. Untuk memperbanyak pertumbuhan
cabang dan ranting, maka tanaman perlu dipangkas sampai tanaman berumur dua tahun. Pada umur tiga tahun hasil pertama sudah mulai dipanen. Setelah umur
12 - 15 tahun, kebun lada pertama ini ditinggalkan. Pemeliharaan kebun lada di serawak cuku insentif, yang nampak pada cara pemupukannya. Bayak
dimanfaatkan pupuk organis dalam bentuk pupuk kandungan dan sisa- sisatanaman, tepung udang, tepung tulang dan darah Rismunandar, 1994.
Pupuk ini dapat diganti dengan pupuk NPK 12 : 5 : 14 . Buah lada mulai masak empat bulan setelah berbunga, dan mulai dipetik ,bila buah - buah pertama
yang berada di bagian bawah mulai - mulai nampak bewarna merah. Setiap batang tanaman lada dapat menghasilkan buah pertama pada umur tiga tahun 1 - 1,5 kg.
Pada umur empat hingga ketujuh tahunnya biasa dihasilkan 4 - 9 kg untuk kemudian agak menurun setiap tahunnya. Percobaan menanam lada dengam
memfaatkan pagar kawat menghasilkan peningkatan produksi yang cukup tinggi Rismunandar, 1994.
Di Serawak, buah lada diolah menjadi lada hitam yang diproleh dengan cara menjemur buah yang sudah masak petik namun belum merah warnanya.
Lama penjemuran 3 - 4 hari. Lada putih dihasilkan dengan merendam buah
Universitas Sumatera Utara
selama 7 - 10 hari dalam air jernih yang mengalir, untuk kemudian bijinya dihasilkan dari dagingnya dari yang sudah membusuk. Demikian uraian sepintas
tentang budidaya tanaman lada di Serawak, yang caranya tidak jauh berbeda dengan Bangka suwarto,2010
2.1.3 Morfologi