Penggolongan Minyak Atsiri Minyak Atsiri

2. Metode Penyarian Metode penyarian digunakan untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan, seperti cendana. Kebanyakan dipilih metode ini karena kadar minyak nya di dalam tanaman sangat rendahkecil. Bila dipisahkan dengan metode lain, minyaknya akan hilang selama proses pemisahan. Pengambilan minyak atsiri menggunakan cara ini diyakini sangat efektif karena sifat minyak atsiri yang larut sempurna di dalam bahan pelarut nonpolar Gunawan, 2004. 3. Metode Pengepresan atau Pemerasan Metode pemerasanpengeprasan dilakukan terutama untuk minyak-minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk citrus. Juga terhadap minyak - minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat pengaruh pelarut penyari. Metode ini juga hanya cocok untuk minyak atsiri yang rendemennya relatif besar Gunawan, 2004. 4. Metode Enfleurage Metode enfleurage adalah metode penarikan bau minyak atsiri yang dilekatkanpada media lilin. Metode ini digunakan karena diketahui ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik, enzimnya masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa hariminggu, misalnya bunga melati, Jasminum sambac , sehingga perlu perlakuan yang tidak merusak aktivitas enzim tersebut secara langsung Gunawan., 2004.

2.2.4 Penggolongan Minyak Atsiri

Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas bau dan aroma yang karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Demikian pula Universitas Sumatera Utara peranannya sangat besar dalam menentukan khasiat suatu minyak atsiri sebagai obat. Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 1. Minyak atsiri Hidrokarbon Contohnya : a Minyak terpentin dari tanaman bermarga pinus famili Pinaceae antara lain Pinus palustris Miller, Pinus maritime Lamarck, Pinus longifolia Roxb, Pinus merkusii L. b Minyak cubebae dari hasil penyulingan buah Piper cubeba Linn. Kemukus, famili Piperaceae. Kegunaannya sebagai peluruh air seni, asma, karminatif, ekspektoran, dan stimulan. 2. Minyak atsiri Alkohol Contohnya :Minyak pipermen yang diperoleh dari daun tanaman Mentha piperita Linn. Poko, famili Labiatae. Kegunaannya sebagai Bahan pewangi corrigen odoris, kolagoga dan ekspektoransia. 3. Minyak atsiri Fenol Contohnya :Minyak cengkeh yang diperoleh dari bunga dan daun tanaman Eugenia caryophyllata atau Syzigium caryophyllumfamili Myrtaceae. Kegunaannya sebagai antiseptik, obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah. 4. Minyak atsiri Eter Fenol Universitas Sumatera Utara Contohnya: Minyak adas yang berasal dari hasil penyulingan buah Pimpinella anisum atau Foeniculum vulgare famili Apiaceae atau Umbelliferae. Kegunaannya sebagai pelengkap sediaan obat batuk, bahan parfum, serta menutupi bau tidak enak pada sediaan farmasi korigen odoris. 5. Minyak atsiri Oksida Contohnya. Minyak kayu putih yang diperoleh dari isolasi daun MelaleucaLeucadendron L. famili Myrtaceae. Kegunaannya sebagai obat gosok, meredakan kembung Karminativum, obat berbagai penyakit kulit ringan gatal, digigit serangga, serta baunya untuk menetralkan rasa mual, pusing, dan mabuk perjalanan. 6. Minyak atsiri Ester Contohnya :Minyak gandapura yang diperoleh dari isolasi daun dan batang tanaman Gaultheria procumbens L. famili Erycaceae. Kegunaannya sebagai korigen odoris, bahan pewangi, bahan parfum, dalam sediaan farmasi, industri permen dan minuman Gunawan, 2004. 2.3 Tahap Pengambilan Minyak Atsiri dan Perlakuan Bahan Tanaman 2.3.1 Tahap Pengambilan Minyak Atsiri Pekerjaan utama penyulingan adalah mengisolasi atau mengeluarkan minyak atsiri dari bahan tanaman yang berbau. Dalam tanaman minyak atsiri terdapat dalam kelenjar minyak atau pada bulu - bulu kelenjar. Minyak atsiri hanya akan keluar keluar setelah uap menerobos jaringan-jaringan tanaman yang Universitas Sumatera Utara terdapat dipermukaan. Proses lepasnya minyak atsiri ini hanya dapat terjadi dengan hidrodifusi atau penembusan air pada jaringann - jaringan tanaman Sastrohamidjojo, 2004. Biasanya proses difusi berlangsung sangat lambat. Untuk mempercepat proses difusi maka sebelum penyulingan dilakukan bahan tanaman harus dioperkecil dengan cara dipotong - potong, atau digerus. Pemotongan menjadi kecil - kecil atau penggerusan sering diistilahkan kominusi. Ada kalanya meskipun sudah dipotong - potong ternyata hanya sebagian minyak atsiri yang dapat terbebaskan. Perlu diperhatikan bila bahan telah dipotong - potong atau diperkecil harus segera disuling. Bila tidak segera diproses maka minyak atsiri yang mempunyai sifat mudah menguap sebagian akan teruapkan. Ada dua hal yang dapat merugikan proses ini pertama, hasil total minyak atsiri yang diperoleh berkurang karena ada yang menguap kedua komposisi minyak atsir akan berubah, hingga akan mempengaruhi baunya Sastrohamidjojo, 2004. 2.3.2 Penyimpanan Bahan Tanaman Penyimpanan bahan tanaman sebelum dilakukan kominusi sering mengandung bahaya yaitu lepasnya minyak atsiri yang mudah menguap. Biasanya hilangnya minyak atsiri oleh penguapan relatif sedikit, tetapi hilangnya minyak atsiri kebanyakan disebabkan oleh peristiwa oksidasi dan pendamaran atau resinifikasi Sastrohamidjojo, 2004. Universitas Sumatera Utara 2.4 Parameter Mutu Minyak Atsiri 2.4.1 Bobot Jenis