selama 7 - 10 hari dalam air jernih yang mengalir, untuk kemudian bijinya dihasilkan dari dagingnya dari yang sudah membusuk. Demikian uraian sepintas
tentang budidaya tanaman lada di Serawak, yang caranya tidak jauh berbeda dengan Bangka suwarto,2010
2.1.3 Morfologi
a. Rimpangakar
Tanaman lada yang dikotil, pada saat biji tumbuhnya pasti membentuk akar lembaga yang dikembangkan menjadi akar tanggung. Akar tanggung ini tidak
akan ditemukan pada tanaman lada pada saat ini, karena pembiakannya dilaksanakan melalui stek, sehingga yang ada hanyalah akar lateral. Akar tanaman
lada dibentuk pada buku - buku setiap dalam ruas batang pokok dan cabang. Dikenal dua jenis akar, yang dalam hakekatnya adalah sejenis, karna ada
perbedaan letak, akibatnya fungsinya berlainan. Akar - akar yang tumbuh dari baku di dalam tanah, membentuk akar lateral dan berfungsi sebagai akar
penghisap zat makanan feeding roots. Akar yang tumbuh dari buku - buku diatas tanah, berfungsi sebagai akar pelekat, yang menopang batang pokok. Akar ini
dapat menjalar keatas pada tiangpohon penunjang. Akar lateral dengan akar serabuatnya yang tebal berada di dalam lapisan tanah bagian atas top soil
setebak kurang lebih 30 cm, dapat masuk ke dalam tanah hingga 1 - 2 meter. Rata - rata banyaknya akar lanteral ini 10 - 20 buah, tergantung pada kesuburan
tanahnaya. Dan 3 - 4 meter panjangnya.Perakaran lada sangat peka terhadap genangan air yang berkepanjangan Syukur, 2001.
Universitas Sumatera Utara
b. Batang Pokok Dan Cabang
Tanaman lada yang berbatang pokok satu pada hakekatnya membentuk dua jenis cabang dimorphicy ialah: Cabang orthotropis vertikal, cabang
plagiotropis horizontal, cabang - cabang orthotropis yang tumbuhnya vertikel membentuk kerangka dasar pohon lada, berdiameter 4 - 6 cm, mengayu dan terdiri
ruas - ruas yang rata - rata panjangnya 5 - 12 cm Rismunandar, 1994. Dari baku - baku antra ruas yang agak membengkak pertumbuhannya, tumbuh
sehelai daaun dan kuntum yang dapat tumbuh menjadi cabang yang plagiotropis dan akar - akar pelekat. Kedua jenis batang tersebut bercabang - cabang, yang
orthotropis tumbuhnya naik keatas dan yang plagiotropis menbentuk cabang ranting yang tumbuhnya kesamping lateral dan bisa berbunga serta berbuah.
Cabang - cabang plagiotripis yang lateral itu buku - bukunya tidak berakar. Maka untuk pembibitan dimanfaatkn cabang - cabang orthotropis Rismunandar, 1994.
c. Daun
Daun lada bentuknya sederhana, tunggal, bentuk bulat telor meruncing pucuknya, bertangkai panjang pucuknya 2 - 5 cm dan membentuk aluran di
bagian atasnya. Ukuran daun 8 - 20 × 4 - 12 cm. Berurat 5 - 7 helai, hijau tua warnanya, mengkilau bagian atasnya, pucat di bagian bawah. Di bagian bawah
nampak titik-titik kelenjar. Bentuk daun lada beraneka ragaam, perbedaan ini
bedasarkan letak tumbuhnya Tjitrosoepomo, 1994. d.
Bunga Lada Organum Reproductivum Bunga tanaman lada berbentuk mulai, yang agak megelantung, panjang 3 -
25 cm, tidak bercabang, berporos tunggal, dimana tumbuhan bunga keci - kecil
Universitas Sumatera Utara
berjumlah hingga 150 buah lebih. Bunga tumbuhan behadap dengan daun dari cabang ranting - ranting yang plagiotropis Rismunandar, 1994.
Bunga yang uniseksual dalam bentuk: Monocius atau berumah satu, yang berarti
pada satu tanaman yang terbentuk bunga betina dan jantan yang terpisah. Dioecious atau berumah dau, yang berarti bunga betina dan jantan masing-masing
terpisah pada pohan yang berlainan atau hermafrodit lengkap berputik dan berbenang sari. Bentuknya kecil - kecil tumbuh dalam ketiak, berkelopak yang
berdinding. Tidak bermahkota alias telanjang, berbenang sari 2 - 4 helai, panjang 1 mm. Letaknya kanan kiri bakal buah. Kepala sarinya terdiri dari dua kantung
tepung sari Rismunandar, 1994. Bakal buahnya bulat bentuknya, bersel tungal, bertelur tunggal.
Banyaknya putik 3 - 5 batang yang agak berdinding, dihias dengan titik-titik gelembung putih papilla, yang berubah menjadi coklat warnanya, setelah
persarian selesai. Kepala putik dapat menerima tepungsari selama 10 hari setelah mulai subur, dan tingkat kesuburannya, mencapai puncaknya 3 - 5 hari setelah
mulai nampak. Bunga mulai membuka di bagian bawah terus naik keatas dan selesai setelah 7 - 8 hari. Jenis - jenis tertentu yang bunganya hermafrodit, dapat
mengadakan persarian sendiri. Persarian dapat berlangsung tanpa bantuan angin dan hujan Rismunandar, 1994.
Tepungsari yang membentuk gumpalan seperti bahan perekat, bila terkan air hujan dapat mungurangi, dan tertangkap oleh papilla dari kepala putik.
Terjadilah persarian sampai di mana angina serangan dapat membantu persarian dalam tanamam yang monoecious dan dioecious belum dapat dipastikan secara
Universitas Sumatera Utara
tuntas. Yang lebih jelas demi keberasilan produktivitas kebun lada perlu diusahakan memilih bibit yang berbunga hermafrodit, karena jaminan persarian
sendiri tetap ada Rismunandar, 1994. e.
Buah Lada Buahnya tidak bertangkain alias duduk, berbiji tunggal, bulat bentuknya,
berdiameter 4 - 6 mm, berbanding, kulitnya hijau masih muda dan berubah warnanya menjadi merah bila udah masak. Buah yang msih hijau kulitnya akan
menjadi kehitam - hitaman bila dijemur dibawah terik sinar matahari. Mulai buah biasanya mencapai panjang 15 cm, minimal 5 cm Syukur, 2001.
Biji lada berukuran rata - rata 3 - 4 mm, embrionya sangat kecil. Berat 100 biji lada 3 - 8 gram, namun rata - rata 4,5 gram adalah normal. Biji lada diliputi
selapis daging buah yang berlindir dan manis rasanya, hingga disukai burung bekicau. Biji lada tidak umum untuk dijadikan bibit, karena tanaman lada baru
bias berubah 7 tahun setelah disamaikan. Biji lada relatif cepat berkurang daya tumbuhnya, untuk disamaikan, kulit bijinya dibuang kemudian diangin-anginkan
beberapa hari. Untuk mempercepat tumbuhnya, dianjurkan biji lada direndam dalam larutan zat asam - sulfat yang agak peka selama dua menit. Tempat
penyimpanan biji cukup harus basah dan diberi naungan yang cukup gelap. Rata- rata biji yang Semai yang tumbuh, beraneka ragam bentuk dan sifatnya.Kekuatan
tumbuhnaya pun tidak seragam. Samai yang kuat pertumbuhannya, yang akan dimanfaatkan untuk bibit, dipindahkan dalam kantong pelastik. Rata - rata 1 satu
bulan kemudian bias ditanam Rismunandar, 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Kandungan Kimia