15
BAB IV SURVEI LAGI, SURVEI LAGI, DAN TEMA DRAMATIS YANG HOROR
Hari setelah kami melakukan survei lapagan pertama, hari ini Selasa kami berjumpa dengan dosen ahli dan dosen pembimbing untuk melaporkan hasil dari survei
kami. Pada pertemuan ini kami menceritakan keadaan tapak, bangunan bangunan di sekitar tapak, kondisi sungai dan potensi potensi yang bisa di kembangkan di sekitaran
tapak. Untuk lebih memperjelas hasil dari survei yang kami lakukan bang Ramadhoni menyarankan kami untuk membuat maket kawasan tata guna lahan tapak dengan radius
500 meter dari tapak tapak, maket kawasan ini adalah tugas khusus kami karena ini tidak di minta di KAK kerangka acuan kerja, saran bang Ramadhoni juga langsung di setujui
Pak Rudolf Sitorus untuk tujuan lebih memperjelas keadaan tapak.
Gambar 4.1 Tata guna lahan Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1
Penggunaan Tanah Dan Intensitas Bangunan
Gambar 4.2 Analisa sirkulasi
Sumber : Penulis, 2014
Gambar 4.3 Analisa Vegetasi dan Signage
Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
Pada pertemuan kedua dosen pembimbing dan dosen ahli menyarankan agar sesegera mungkin memikirkan tema dan konsep perancangan yang akan diterapkan juga
lengkap dengan bentukan massa dan juga untuk menyiapkan program ruang untuk Convention dan Rekreasi yang akan Kami rancang. Setelah selesai asistensi Kami
langsung menyelesaikan maket kawasan, dikarenakan Kami membutuhkan data dalam radius 500 meter dari tapak maka Kami harus melakukan survei lapangan dan
pengambilan data tentang tata guna lahan dan data ketinggian bangunan disekitar tapak. Pengerjaan maket Kami kerjakan sekelompok, dengan menggunakan prinsif
semurah dan semudah mungkin dengan hasil maksimal. Untuk bahan – bahan maket
sendiri Kami menggunakan bahan sol sepatu warna warni untuk menjelaskan tata guna bangunan, styrofoam Kami gunakan untuk based dari maket dan sticker biru Kami
gunakan untuk bahan dasar menggambarkan sungai serta serbuk busa Kami gunakan
Gambar 4.4 Analisa view keluar site Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
untuk menggambarkan tumbuhan dan pohon, dan bingkai kayu sebagai based atau dasar dudukan maket, semua bahan yang Kami gunakan diperoleh dari toko Midori atau lebih
dikenal Tocin di Sumber Padang Bulan kecuali bingkai kayu, Kami menggunakan sisa bekas maket yang sudah tidak di gunakan lagi yang ada di Kampus, total lama pengerjaan
yang Kami lakukan sekitar 5 hari sambil beberapa dari Kami mengerjakan progran ruang dan kebutuhan ruang.
Asistensi berikutnya Kami mempersentasikan maket kawasan dan kebutuhan ruang yang sudah Kami buat. Pada saat persentasi maket ternyata ada bebrapa bangunan
baru yang belum Kami buat, hal ini dikarenakan Kami memakai data dari tahun 2007. Melihat dari bentuk kebutuhan ruang dan laporan yang terlalu biasa, bang Ramadhoni
Gambar 4.5 Foto Maket Kawasan Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
menanyakan Kami untuk membuat laporan berbentuk komik. Dosen pembimbing juga meminta untuk data kontur dan kedalaman sungai di tapak untuk mempermudah
perancangan nantinya. Di waktu ini Saya sudah mulai menceritakan konsep dan tema perancangan Saya, Saya memaparkan konsep Saya tentang hutan, gunung dan rekreasi
tengah kota. Tema yang Saya ajukan adalah “The Wild Forest Atmosphere at The
Convention and Recreation ”. Tema Saya “The Wild Forest Atmosphere at The
Convention and Recreation ” ini muncul didasarkan karena keadaan luas hutan di bumi
Indonesia yang semakin lama semakin kecil dan rusak dan bagaimana ruang terbuka hijau kota Medan juga semakin sempit. Dengan konsep yang Saya buat akan berguna bagi
masyarakat sekitar sebagai ruang terbuka hijau dan masyarakat juga akan merasa kesejukan di tempat yang banyak tumbuhan hijaunya, dengan demikian diharapkan
masyarakat lebih menjaga hutan. Dengan fungsi bangunan utama sebagai tempat kegiatan Convention juga akan memeperlihatkan kepada kaum itelektual peserta
Convention tentang perlunya menjaga hutan. Setelah melakukan asistensi dengan dosen ahli dan dosen pembimbing, beberapa
hari kemudian Kami melakukan diskusi tentang tema atau judul perancangan dengan dosen koordinator Studio Perancangan 6 Bapak Bauni Hamid. Setelah Saya memaparkan
tema Saya, Beliau menyarankan untuk mebuat tema yang lebih “wow” dan lebih
dramatis, menurut Beliau tema yang Saya ajukan, terlalu mudah untuk di tebak dan terlalu umum. Sembari mendengar tema dari kawan kawan Saya berpikir utuk membuat
tema yang dramatis atau lebih tepatnya dramatis dan horor yang berlebihan yakni “jeritan sakit sang hutan”, ketika Saya memaparkan tema yang baru terpikir tadi sontak
seisi Studio tertawa karena kedramatisan dan kehororan tema Saya, dan ketika Saya meminta pendapat Pak Bauni, Beliau menjawab
“yah bisalah” sembari tersenyum mendengar tema Saya dan tawa teman seisi Studio. Dari pendapat Beliau dan tawa dari
Universitas Sumatera Utara
teman satu Studio menyakinkan Saya bahwa tema yang Saya ajukan berhasil membuat orang terkesima, sekalipun Saya berpikir tema Saya terlalu dramatis dan horor.
Beberapa hari Kami mencari data kontur di internet, menggunakan data dari Google Maps dan GPS Global Positioning System Kami tidak mendapat data yang
Kami cari. Dengan semangat juang yang pantang menyerah Kami berfikir untuk melakukan cara yang lebih sederhana dan tradisional, yakni dengan survei langsung
mengukur jarak antara permukaan Jalan dan permukaan air sungai di kedua jembatan yang berdekatan dengan tapak yakni di Jalan Sudirman dan di Jalan Palang Merah alat
yang Kami gunakan hanyalah berupa tali rapia atau tali plastik yang di beri tanda per setiap meter panjang tali dan pada ujungnya diikatkan pemberat. Dan data yang Kami
dapatkan yakni jarak antara permukaan Jalan dan permukaan sungai di Jalan Sudirman adalah 7,8 meter dan di jembatan Jalan Palang Merah 5,5 meter. Pada minggu ini Kami
juga memperbaiki maket kawasan yang sudah Kami buat dan mengisi beberapa bangunan yang belum Kami masukkan.
Pada pertemuan asistensi kali ini Kami menunjukan laporan berbentuk komik yang Kami buat dan perbaikan program ruang yang tadinya sedikit salah di bagian
kebutuahan ruang parkir yang terlalu sedikit, dan laporan berbentuk komik yang Kami buat masih sangat buruk dan perlu diperbaiki lagi. Pada asistensi ini Kami juga disuruh
memaparkan konsep yang lebih detail dan lebih terarah tentang rancangan yang Kami buat. Dari semua anggota kelompok Kami semua menonjokan bangunanya. Namun Saya
tidak berpikir demikian, Saya lebih berpikir bagaimana bangunan Saya tidak terlihat sebagai bangunan namun tampak sebagai bentukan alam yang tidak kontras dengan
lingkungan dan terlihat lebih alami seperti pegunungan di hutan. Betuk yang lebih halus dan hijau ini akan terlihat lebih kontras di kota Medan dikarenakan di sekitar tapak
dipenuhi dengan bentuk banguan yang kaku, sehingga akan menjadi ikon dan landmark
Universitas Sumatera Utara
baru kota Medan. Saya juga memaparkan bagaimana konsep yang akan Saya terapkan akan sangat berfungsi untuk masyarakat dan tentunya berdampak baik terhadap alam.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB V PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN PERTAMA