28
BAB VI BENTUKAN
MASSA HARUS MOVE ON
Bentukan massa yang Saya buat berbentuk gunung yang mempunyai mulut, mata dan air mata, Saya mengambil bentukan gunung yang tergambar sebagai wajah yang
menangis. Saya mengambil bentukan yang halus dan bagian atas dari bangunan merupakan rumput hijau yang bisa dinaiki para pengguna rekreasi ini. Pada saat
mengasistensikan bentuk massa yang Saya buat, dipagi hari saat Saya menunjukkan hasil dari bentuk massa yang Saya buat kepada teman teman sekelompok dengan Saya,
semua mereka tertawa dan mengatakan bentukkan yang Saya buat terlalu seram dan menakutkan serta menyedihkan. Saat mereka meluapkan komentar dan pendapat
terhadap bentukan massa yang Saya buat Saya merasa sudah berhasil dengan bentukan yang Saya buat dimana maksud dari bentukan tersebut adalah sebagai sebuah simbil
protes terhadap keadaan hutan saat sekarang ini, dimana karakter yang Saya ingin tunjukan adalah sebuah rasa kesakitan dari hutan hutang yang di rusak.
Setelah beberapa minggu
rutinitas dihabiskan mengerjakan
Studio Perancangan 6 dan skripsi saja tanpa ada
masuk kuliah
teori, perjalan hidup di akhir
semester sepertinya
terlalu mengebut
di tanjakan tanpa ada waktu
menghela nafas
untuk mencari inspirasi. Sepertinya dosen koordinator Studio perancangan 6 pak Bauni Hamid
Gambar 6.1 Konsep Bentukan Massa pertama Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
merasakan apa yang kami rasakan, mungkin sudah ditentukan dari awalnya atau memang bagaimana Saya tidak tahu, pak Bauni mengundang Bang Ramadhoni untuk mengisi
kuliah di Studio Perancangan 6 menunjukan beberapa karya terbaik dari Beliau baik yang sudah dibangun dan juga karya sayembara yang pernah Beliau ikuti, serta Beliau juga
mengajarkan bagaimana cara persentasi pada saat sayembara dan terhadap klien, Beliau juga sempat menyinggung keadaan arsitek yang sepertinya kurang dihargai oleh
pemerintah. Setelah selesai kuliah yang diisi bang Ramadhoni Kami langsung melakukan
asistensi. Ketika Saya mengasistensikan bentukan massa Saya dengan bang Ramadhoni, Beliau terdiam lama seketika melihat bentukan massa yang Saya buat. Beliau tersenyum
heran dan disambut tawa dari tema teman satu kelompok Saya. Secara tegas Beliau menyatakan tidak terima dengan bentuk massa yang Saya buat, sama seperti komentar
teman satu kelompok Saya bentuk tersebut terlalu menyeramkan dan menakutkan, Saya menjelaskan maksud dari bentukan tersebut untuk maksud dari tujuan untuk protes
keadaan hutan, namun menurut Beliau bentuk protes yang Saya buat dalam bentukkan massa ini terlalu frontal dan juga bentuk yang terlalu harfiah. Beliau mengatakan jangan
membuat bentukan yang harfiah dan karena bentukan yang Kami buat akan terlalu mudah di tebak oleh penggunanya sehingga berdampak cepat bosan melihat
bangunannya, lebih baik mengambil bentukan dari sesuatu dari sifatnya sehingga sulit ditebak dan biarkan pengguna berfikir tentang apa dinikmatinya dari desain bangunan
tersebut. Beliau menyarankan untuk membuat pintu masuk menjadi suatu sisi yang sangat berbeda dari sisi bangunan yang lain.
Setelah beberapa saat setelah selesai asistensi dengan bang Ramadhoni, sore hari di Studio Kami melanjutkan asistensi dengan dosen pembimbing pak Rudolf Sitorus,
Beliau mengungkapkan ketertinggalan kelompok Kami dibanding kelompok lain sehingga Beliau menyarankan kami untuk mempercepat tempo kerja kami serta Beliau
Universitas Sumatera Utara
juga menanyakan kahadiran kelompok kami yang kadang tidak hadir semua. Setelah banyak berbincang bincang Saya mencoba menunjukkan sketsa bentukan massa yang
Saya sudah tunjukan tadi kepada bang Ramadhoni, dengan harapan pak Rudolf menerima bentukan yang Saya buat, dan ternyata seperti biasa, sebagaimana biasanya cara dari pak
Rudolf sebelum memberikan komentar, terlebih dahulu harus memberi pujian, suatu etika yang sangan santun menurut Saya. Beliau senang dengan atap bangunan Saya yang
merupakan rumput hijau dan bisa pijak, namun menurut Beliau bentukan yang Saya buat terlalu harfiah, bentuk bangunan seperti wajah gunung yang menangis juga terlalu
berlawanan dengan fungsi lain dari isi tapak yaitu sebagai tempat rekreasi. Menurut Beliau juga orang orang ingin berkunjung ke suatu tempat rekreasi
ingin refresing, menghilangkan penat dan jenuh dan ingin melihat sesuatu yang bisa membuat bahagia dan juga takjub. Jadi bentuk yang Saya buat akan berdampak membuat
pengguna bangunan menjadi sedih dan marah, intinya adalah buat bangunan yang Kami rancang membuat penggunanya terseyum dan bahagia melihat dan menggunakanya.
Beliau juga mempertanyakan judul Saya “scream pain of the forest” menurut Beliau kata
kata dari judul tersebut sedikit terlalu menyeramkan dan kurang pas dengan fungsi utama dari tapak yaitu sebagai bangunan convensi, Beliau menyarankan untuk membawakan
judul pertama kali Saya ungkapkan yaitu “The Wild Forest Atmosphere at The
Convention and Recreation ” dan membuat konsep bangunan convension ini sealiran
dengan konsep rekreasi di sekitar banguna Convention bertemakan alam liar. Dari kedua dosen pembimbing Saya sudah tidak setuju dengan bentuk massa
yang Saya ajukan membuat Saya harus berfikir ulang dan membuat bentukan massa yang baru.Saya masih mempertahankan bentukan dasar yang Saya buat pertama dan
menambahkan sisi yang sangat berbeda sebagai pintu masuk utama dari sisi lain bangunan dan membuat bangunan berbentuk sedikit lebih terlihat menyenangkan dan
Universitas Sumatera Utara
tidak kaku. bukan masalah malas berfikir untuk membuat bentuk massa yang baru, tetapi Saya sudah sangat cocok dan cinta dengan bentukan massa yang Saya buat ini.
Hari pertama pada minggu ke tujuh, pak Rudolf tiba tiba datang dan menunjukan hasil evaluasi dari pengumpulan pertama perancangan 6 yang Kami kumpul pada minggu
ke lima, Beliau menunjukan banyak kesalahan penulisan dan tata penyusunan paragraf yang kurang tepat. Bahkan ada satu kalimat yang sangat lucu yang seharusnya tidak ada
di dalam tugas yang kami kerjakan, isinya seperti ini “klik pada judul di bawah ini” suatu kesalahan besar dan seharusnya tidak pantas dilakukan. Karena terburu-buru, Beliau
hanya menunjukan evaluasi dari tugas yang sudah di kumpul dan menyuruh untuk memperbaikinya.
Hari berikutnya Kami melakukan asistensi dengan bang Ramadhoni dan menunjukan bentukan massa bangunan Saya dengan perbaikan di beberapa bagian. Dan
hasilya pun masih sama bentukan massanya ditolak. Saya di sarankan untuk berfikik melihat dari jauh tentang bentukan massa bangunan Saya, Dan Beliau meminta untuk
menunjukan hasil yang berbeda dua hari berikutnya. Saya tidak habis fikir kenapa bentukan Saya masih tidak diterima padahal
bentukan itu sudah sangat cocok dengan Saya, dan akhirnya Saya menyerah mempertahankan bentukan gunung gunung Saya, Saya berfikir untuk membuat yang baru
tapi masih terfikir sedikit dengan gunung gunung bentukan yang lama. Saya mulai mencari tahu sifat sifat gunung, bentukan gunung dan hal hal yang ada di dalam gunung.
Saya meyimpulkan suatu gunung dengan seperti berikut ini. Yakni, tidak adanya batas antara gunung dan tanah disekitarya, gunung mempunyai puncak, gunung mempunyai
beberapa sisi yang tidak bisa didaki, gunung tidak bisa ditebak. Dari sifat sifat yang Saya simpulkan, Saya membuat bentukan massa baru. Saya membuat massa bangunan
Universitas Sumatera Utara
berbentuk bebatuan di pegunungan yang meruncing dan liar tidak beraturan serta tidak ada sisi yang sama.
Setelah dua hari bergelut dengan bentukan massa yang baru Saya mengasistensikan dengan bang Ramadhoni, Beliau
berkata “kenapa dari dulu tidak seperti ini, Saya
suka yang ini”, sambil menjelaskan filosofi dari bentukan massa yang Saya yang baru Beliau tentang pencahayaan, dan dari sifat gunung beberapa sisi tidak bisa
didaki Saya buat dari bahan kaca sebagai jalur cahaya masuk ke dalam bangunan. Dan Saya dinyatakan lanjut ke denah dan potongan untuk asistensi berikutnya. Untuk
meyakinkan Saya, kemudian Saya mengasistensikan dengan dosen pembimbing Saya pak Rudolf , setelah melihat bentukan yang Saya buat Beliau mengatakan bentukan tersebut
lebih cocok dengan judul awal Saya yaitu the wild forest, karena ketidak teraturan dan bentuk yang sembarang memperlihatkan sifat yang liar dalam bentuk bangunan, dengan
catatan bentuk massa yang sudah ada akan ada penyesuaian dengan denah.
Gambar 6.2 Bentukan Massa yang di Terima Sumber : Penulis, 2014
Universitas Sumatera Utara
33
BAB VII DENAH TAK PERNAH PADAM