Defleksi Reaksi Tanah Diagram momen
Gambar 2.18 Tiang Ujung Jepit dalam Tanah Granuler menurut Broms a Tiang pendek b Tiang Panjang Broms, 1964
Sedangkan untuk tiang ujung jepit yang tidak kaku tiang panjang, dimana momen maksimum mencapai M
y
di dua lokasi M
u
+ = M
u
- maka H
u
dapat diperoleh dari persamaan :
�
�
=
2�
�
�+0,54 �
�� � � ��
2.28
Gambar 2.19 Grafik Tahanan Lateral Ultimit Tiang pada Tanah Granuler Broms, 1964
2.7. Penurunan Tiang Settlement
Menurut Poulus dan Davis 1980, penurunan jangka panjang untuk pondasi tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan tiang akibat konsolidasi dari tanah relatif
Universitas Sumatera Utara
kecil. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan terhadap dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari kedua nya.
Perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dihitung berdasarkan : a.
Untuk tiang apung atau friksi � =
� .� �
�
. �
2.33 dimana :
� = �
�
. �
�
. �
ℎ
. �
�
2.34 b.
Untuk tiang dukung ujung � =
� .� �
�
. �
2.35 dimana :
� = �
�
. �
�
. �
�
. �
�
2.36 Keterangan :
S = besar penurunan yang terjadi
Q = besar beban yang bekerja
D = diameter tiang
E
s
= modulus elastisitas bahan tiang I
o
= faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat Incompressible dalam massa semi tak terhingga
R
k
= faktor koreksi kemudahmampatan tiang untuk μ = 0,3 R
h
= faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras R
μ
= faktor koreksi angka poisson R
b
= faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung h
= kedalaman K adalah suatu ukuran kompressibilitas relatif dari tiang dan tanah yang
dinyatakan oleh persamaan :
Universitas Sumatera Utara
� =
�
�
. �
�
�
�
2.37 dimana :
�
�
=
�
� 1
4
��
2
2.38 dengan :
K = faktor kekakuan tiang
E
P
= modulus elastisitas dari bahan tiang E
s
= modulus elastisitas tanah di sekitar tiang E
b
= modulus elastisitas tanah di dasar tiang Terzaghi menyarankan nilai μ = 0,3 untuk tanah pasir, μ= 0,4 sampai 0,43 untuk
tanah lempung. Umumnya banyak digunakan μ = 0,3 sampai 0,35 untuk tanah pasir dan μ = 0,4 sampai 0,5 untuk tanah lempung. Sedangkan I
o
, R
k
, R
h
, R
μ
, dan R
b
dapat dilihat pada gambar 2.27, 2.28, 2.29, 2.30, dan 2.31 .
Gambar 2.20 Faktor penurunan I
o
Poulus dan Davis, 1980
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.21 Koreksi kompresi R
k
Poulus dan Davis, 1980
Gambar 2.22 Koreksi kedalaman R
h
Paulo Davis, 1980
Gambar 2.23 Koreksi angka Poisson, R
μ
Paulos dan Davis, 1980
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.24 Koreksi kekakuan lapisan pendukung R
b
Paulos dan Davis, 1980 Berbagai metode tesedia untuk menentukan nilai modulus elastisitas tanah E
s
, antara lain dengan percobaan langsung di tempat yaitu dengan menggunakan data hasil
pengujian kerucut statis sondir. Namun Bowles memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data pengujian kerucut statis sondir sebagai berikut :
�
�
= 3 × �
�
untuk pasir 2.39
�
�
= 2 − 8 × �
�
untuk lempung 2.40
Adapun besar nilai E
b
menurut Meyerhoff, akibat adany pemadatan tanah maka akan terjadi nilai peningkatan modulus elastisitas tanah di bawah ujung tiang yakni :
�
�
= 5 − 10 × �
�
2.41
2.8. Faktor Aman Tiang Tekan Hidrolis