20
dikuasai oleh orang lain, bersifat analistis, karena terhadap data yang diperoleh akan dilakukan analistis secara kualitatif.
Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian tesis yang digunakan untuk mengkaji penulisan ini adalah penelitian
yuridis normatif. Pemilihan jenis penelitian ini mengingat telaah terhadap permasalahan penulisan ini bersumber dari materi peraturan perundang-undangan,
teori-teori, serta konsep yang dapat mengidentifikasi pola hubungan antara penegak hukum dan pemegang kekuasaan disatu pihak serta masyarakat umum dilain pihak,
serta faktir-faktor sosial yang mempengaruhi penegakan hukum terhadap Sertipikat hak milik yang objeknya dikuasai oleh orang lain. Dan melihat apakah kepemilikan
Sertipikat hak milik yang fisiknya dikuasai oleh orang lain dapat di legalkan oleh undang-undang dan apakah pihak yang menguasai objek dapat dikatakan pemilik
secara fisik.
2. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang deperoleh melalui studi lapangan dan data sekunder
diperoleh melalui studi kepustakaan. Tnik pengumpulan data ditempuh degan cara: 1. Studi kepustakaan library reasearch yaitu dilakukan untuk memperoleh atau
mencari konsepsi-konsepsi terori-teori atau doktrin-doktrin yang berkaitan dengan permasalahan penelitian studi keputakaan meliputi bahan hukum
Universitas Sumatera Utara
21
tertier
17
. Bahkan menurut Ronny Hanitijo Soermitro dokumen pribadi dan pendapat ahli hukum termasuk dalam bahan hukum skunder
18
. 2. Studi lapangan field reasearch yaitu dengan melakukan wawancara yang
menggunakan pedoman wawancara interview guide untuk mendapatkan data primer dari responden dan nara sumber atau informan.
3. Alat Pengumpulan Data
. Alat pengumpul data yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah Studi
Dokumen atau studi kepustakaan. Intstrumen penelitian yang digunakan dalam pengkajian ilmu hukum normatif
terdiri dari dtudi dokumen yaitu pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian dan dilakukan dengan studi kepustakaanliteratur. Dalam hal ini dilakukan dengan
cara menginventarisasi dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan bacaan, peraturan perundang-undang
dan dokumen-dokumen
lain. Cara
ini dilakukan
untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang
tercakup dalam fokus permasalahan yang akan diteliti dengan mengadakan
pencatatan langsung terhadap data-data penel. Untuk melengkapi bahan hukum
tersebut ditunjang pula dengan bahan hukum tertier seperti kamus, ensiklopedia, media massa, dan lain sebagainya.
17
Ibid. Hal. 36
18
Ronny Hanitijo Soermitro, Metode Penelitian Hukum, GHal.ian Indonesia, Jakarta, 1982. Hal. 56
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II PROSEDUR PENERBITAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH
A. Pendaftaran Tanah 1.
Pengertian pendaftaran tanah
Pendaftaran berasal dari kata cadastre bahasa Belanda Kadaster suatu istilah teknis untuk suatu record rekaman, menunjukkan kepada luas, nilai dan
kepemilikan terhadap suatu bidang tanah. Kata ini berasal dari bahasa latin Capitastrum yang berarti suatu register atau capita atau unit yang diperbuat untuk
pajak tanah Romawi Capotatio Terrens. Dalam artian yang tegas Cadastre adalah record rekaman dari lahan-lahan, nilai dari tanah dan pemegang haknya dan untuk
kepentingan perpajakan.
19
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, selanjutnya disebut PP 241997, dijelaskan mengenai pengertian
pendaftaran tanah, yaitu: Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun,
termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
19
A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Mandar Maju, Bandung ,1999, Hal. 18
22
Universitas Sumatera Utara
23
Data Fisik menurut Pasal 1 angka 6 PP 241997 adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk
keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya. Sedangkan Data Yuridis menurut Pasal 1 angka 7 PP 241997 adalah
keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya. Pendaftaran tanah menurut Boedi Harsono adalah :
“Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh NegaraPemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan keterangan atau data tertentu
mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan, dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat, dalam rangka
memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaannya.”
20
Berdasarkan pengertian di atas pendaftaran tanah merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk kepentingan rakyat dalam rangka
menjamin kepastian hukum di bidang pertanahan. Sedangkan penyelenggaraan pendaftaran tanah meliputi :
1. Pengukuran, pemetaan dan pembukuan yang menghasilkan
peta-peta pendaftaran dan surat ukur, dari peta dan pendaftaran surat ukur dapat
diperoleh kepastian luas dan batas tanah yang bersangkutan;
20
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta 2003, Hal. 72
Universitas Sumatera Utara
24
2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut termasuk dalam hal ini pendaftaran atau pencatatan dari hak-hak lain baik hak atas
tanah maupun jaminan serta beban-beban lainnya yang membebani hak-hak atas tanah yang didaftarkan itu;
3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang menurut Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA berlaku sebagai alat bukti yang kuat.
Mengenai Sertipikat hak atas tanah tentunya tidak akan terlepas dari bahasan mengenai pendaftaran tanah, karena Sertipikat hak atas tanah merupakan hasil dari
kegiatan pendaftaran yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah.
2. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah