Viabilitas Bacillus sp. BK17 pada Berbagai Bahan Pembawa Selama

4.2 Viabilitas Bacillus sp. BK17 pada Berbagai Bahan Pembawa Selama

Penyimpanan pada Suhu 4ºC. Viabilitas Bacillus sp. BK17 selama 1 bulan penyimpanan pada suhu 4ºC didapatkan hasil yang bervariasi seperti terlihat pada Gambar 4.2.1 Gambar 4.2.1 Viabilitas Bacillus sp. BK17 pada berbagai bahan pembawa selama penyimpanan pada suhu 4ºC 10 12 cfug Viabilitas Bacillus sp. BK17 menunjukan hasil yang berbeda untuk setiap bahan pembawa yang digunakan. Pada bahan pembawa talek viabilitas sel tertinggi pada minggu ke-2 yaitu 109,5x10 12 cfug kemudian minggu ke-3 mengalami penurunan yaitu 44,5x10 12 cfug dan pada minggu ke-4 meningkat kembali 64,5x10 12 cfug. Hal ini terjadi karena pada awal penyimpanan spora Bacillus sp. BK17 membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, setelah mampu untuk beradaptasi dengan baik, maka viabilitas sel akan cenderung stabil. Suciatmih et al. 2005 isolat akan mampu mempertahankan viabilitasnya jika sifat fisiologi sesuai dengan metode penyimpanan. Pada bahan pembawa tapioka viabilitas sel cukup tinggi pada awal inkubasi minggu ke-0 yaitu 66x10 12 cfug. Hal ini terjadi kemungkinan pada awal penyimpanan spora Bacillus sp. BK17 merupakan kumpulan spora yang masih muda, setengah matang dan matang. Adanya penurunan pada minggu ke-2 yaitu 5x10 12 cfug dan pada minggu ke-3 viabilitas sel meningkat kembali yaitu 52,5 12,5 109,5 44,5 64,5 66 26 5 15,5 1,5 85 3 6,5 7 4 41 3 2,5 37,5 5,5 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 P o p u las i B ac il lus s p. B K 17 10 12 c fu g Lama penyimpanan minggu ke- Talek Tapioka Kitosan Tepung jagung Universitas Sumatera Utara 15,5x10 12 cfug, hal ini dikarenakan spora yang masih muda tidak mampu bertahan dengan kondisi lingkungan yang baru sedangkan spora yang setengah matang atau matang mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Viabilitas sel pada minggu ke-4 yaitu 1,5x10 12 mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal ini kemungkinan pada saat penyimpanan spora telah bergeminasi kembali menjadi sel sehingga terjadi persaingan nutrisi. Menurut Noviana Raharjo 2009 media pembawa sangat berpengaruh terhadap viabilitasnya namun proses produksi biomassa dan awal penyimpanan juga sangat berpengaruh. Sejumlah sel dalam suatu populasi mungkin mengalami pertumbuhan maupun kematian selama proses produksi biomassa. Pada bahan pembawa kitosan viabilitas sel menunjukkan pola yang hampir sama dengan viabilitas sel tapioka, tertinggi pada awal inkubasi minggu ke-0 yaitu 85x10 12 cfug kemudian pada minggu ke-1 mengalami penurunan yang drastis yaitu 3x10 12 cfug kemudian viabilitas sel bertahan sampai minggu ke-4. Hal ini kemungkinan dikarenakan pada awal penyimpanan spora Bacillus sp. BK17 merupakan kumpulan spora muda, setengah matang dan matang. Penurunan viabilitas sel terjadi karena spora muda tidak mampu bertahan dan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang baru sedangkan spora setengah matang dan matang mampu bertahan dan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang baru. Krasaekoopt et al. 2006 mengatakan viabilitas sel terenkapsulasi lebih tinggi dan mampu bertahan terhadap lingkungan dibandingkan dengan sel bebas. Pada bahan pembawa tepung jagung viabilitas sel pada awal inkubasi tinggi yaitu 41x10 12 cfug dan pada minggu ke-1 dan ke-2 mengalami penurunan yaitu 3x10 12 cfug dan 2,5x10 12 cfug. Hal ini dikarenakan kumpulan spora muda yang tidak mampu beradaptasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang baru. Pada minggu ke-3 viabilitas sel meningkat kembali yaitu 37,5x10 12 cfug dan menurun pada minggu ke-4 yaitu 5,5x10 12 cfug. Hal ini dikarenakan spora setengah matang dan matang yang mampu bertahan dan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang baru dan kemungkinan adanya perubahan kadar air pada penyimpanan sehingga spora bergeminasi menjadi sel. Terjadi persaingan nutrisi yang menyebabkan penurunan viabilitas sel yang sangat signifikan. Kuswanto Universitas Sumatera Utara 1996 mengatakan salah satu tujuan pelapisan benih seed coating adalah untuk mempertahankan kadar air selama penyimpanan. Hasil Gambar 4.2.1 menunjukkan bahan pembawa yang paling baik dan stabil dalam menjaga viabilitas Bacillus sp. BK17 pada suhu 4ºC adalah talek. Husen 2007 mengatakan jenis dan sifat dari bahan pembawa sangat berpengaruh pada tingkat viabilitas sel. Jenis bahan pembawa, lama penyimpanan dan kondisi penyimpanan adaptasi lingkungan sangat berpengaruh terhadap peningkatan dan penurunan viabilitas Bacillus sp. BK17 selama penyimpanan pada berbagai bahan pembawa selama penyimpanan 1 bulan pada suhu 4ºC. Secara umum pada semua bahan pembawa viabilitas sel mengalami penurunan akan tetapi penurunan tersebut masih pada batas jumlah sel yang tinggi yaitu 10 12 cfug. Hasil penelitian yang sama juga dilaporkan oleh Rizqiati et al. 2008 viabilitas Lactobacillus plantarum pada penyimpanan suhu 4ºC dalam berbagai kombinasi bahan enkapsulasi gum arab + susu skim, gum arab dan susu skim, setelah penyimpanan selama 1 bulan menunjukkan bahwa viabilitas bakteri untuk semua perlakuan bahan enkapsulasi mengalami penurunan 71.

4.3 Viabilitas Bacillus sp. BK17 dengan Berbagai Bahan Pembawa Selama