Tabel 2.1 Peran dan manfaat Bacillussp.pada berbagai bidang
No Jenis Bacillus
Peranan Manfaatnya Sumber
1. Bacillus sp.
- Berpotensi sebagai pemacu
pertumbuhan tanaman -
Biokontrol fungi patogen akar Widyawati
2008.
2. Bacillus subtilis
- Sebagai
agen pengendali
hayati -
Sebagai PGR Plant Growth Promoting Rhizobacteria
Sulistiani 2009.
3. Bacillus subtilis
- Memiliki
pengaruh biofungisida terhadap serangan
penyakit antarknosa pada cabai merah Capsicum annuum L.
Kusnadi et al. 2009.
3. Bacillus
thuringinensis -
Memproduksi bioinsektisida pada media tapioka
Salamah 2002.
4. Bacillus
thuringinensis -
Memproduksi bioinsektisida pada media air kelapa
Priatno 1999.
5. Bacillus spp.
- Pengahasil α- amilase
ekstraseluler Widyasti
2003. 6.
Bacillus thermoglucosidasius
AF-01 -
Memproduksi parsial protease alkali
Fuad et al. 2004.
7. Bacillus
licheniformis -
Sebagai feed suplement terhadap pertumbuhan ikan
nila merah Haetami et
al. 2008.
8. Bacillus sp. BK 17
- Mampu menghambat jamur
patogen Aspergillus sp. yang menginfeksi ikan nila
Oreochromis sp. Malau
2012.
9 Bacillus sp. BK 17
- Mampu menghambat layu
Fussarium pada benih cabe merah
Capsicum annuum L. Indarwan
2011.
10 Bacillus
thuringinensis var aizawa IH-A
- Penggunaan Bacillus
thuringinensis sebagai bioinsektisida
Sjamsuriputra et al. 2002.
2.2 Bacillus Sebagai Agen Pengendali Hayati
Pengendalian hayati adalah proses pengurangan kepadatan inokulum atau aktivitas patogen dalam menimbulkan penyakit yang berada dalam keadaan aktif
maupun dorman oleh satu atau lebih organisme baik secara aktif maupun dengan manipulasi lingkungan dan inang, dengan menggunakan agens antagonis atau
Universitas Sumatera Utara
dengan mengintroduksi satu atau lebih organisme antagonis Baker Cook, 1974. Proses pengendalian hayati berjalan dengan lambat tetapi dapat
berlangsung dalam periode yang cukup panjang, relatif murah dan tidak berbahaya bagi kehidupan. Agens antagonis adalah mikroorganisme yang dapat
mempengaruhi kemampuan bertahan atau berpengaruh negatif terhadap aktivitas patogen dalam menimbulkan penyakit. Bahkan, agens antagonis dapat berasal dari
strain patogen avirulen yang dapat menghambat perkembangan patogen Agrios, 1997.
Genus Bacillus digunakan sebagai agen biokontrol secara luas, menghasilkan zat antimikroba berupa bakteriosin. Bakteriosin adalah zat
antimikroba polipeptida atau protein yang diproduksi oleh mikroorganisme yang bersifat bakterisida. Bakteriosin membunuh sel targetnya dengan menyisip pada
membran target dan mengakibatkan fungsi membran sel menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan sel lisis Compant et al., 2005. Bacillus sp juga diketahui
menghasilkan spora dan enzim kitinase yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen yaitu Aspergillus sp. 2 pada ikan nila Oreachromis niloticus
secara in vivo maupun in vitro Malau, 2012. Bacillus juga menghasilkan enzim yang banyak digunakan dalam industri diantaranya Widyasti 2003 melaporkan
Bacillus spp. penghasil enzim α-amilase yang banyak digunakan dalam industri
untuk menghidrolisis ikatan α-1,4 glikosidik pati, glikogen dan substrat sejenisnya. Fuad et al. 2004 melaporkan Bacillus thermoglucosidasius AF-01
memproduksi parsial portease alkali yang memiliki sifat proteolitik yang cukup tinggi banyak digunakan pada industri detergen dan makananan.
2.3 Ketahanan Spora Bacillus di Lingkungan