Jenis - Jenis Pajak Kota

Daerah yang dimaksud pajak daerah adalah : Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepada daerah tanpa imbalan imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam undang-undang tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri. Jenis pajak daerah terbagi 2 yaitu : a. Pajak Propinsi b. Pajak Kabupaten Kota

2.4.2 Jenis - Jenis Pajak Kota

2.4.2.1 Pajak hotel Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel, yaitu bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau yang fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran. Universitas Sumatera Utara Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel. Peraturan ini akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Hotel di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : 1. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan dan perkantoran. 2. Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi apa pun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk menginap dan disewakan untuk umum. Universitas Sumatera Utara 3. Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa penginapan. 4. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan sebagai pembayaran kepada pemilik hotel. 5. Bon penjualan bill adalah bukti pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atas jasa pemakaian kamar atau tempat penginapan beserta fasilitas penunjang lainnya kepada subyek pajak. Tarif pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari sepuluh persen. 2.4.2.2 Pajak Restoran Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran yaitu adalah tempat yang disediakan Universitas Sumatera Utara untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual makanan minuman, tempat karaoke, usaha jasa katering dan usaha jasa boga. Pengenaan pajak Restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak Hotel. Peraturan ini akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Restoran di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Restoran terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : 1. Restoran adalah tempat menyantap makanan adan atau minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan katering. Universitas Sumatera Utara 2. Pengusaha restoran adalah Orang Pribadi atau Badan dalam bentuk apapun, yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang rumah makan. 3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan, sebagai pembayaran kepada pemilik rumah makan. 4. Bon penjualan adalah bill adalah bukti pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atas pembelian makanan dan atas minuman kepada subyek pajak. Tarif pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari sepuluh persen. 2.4.2.3 Pajak Hiburan Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, yaitu semua jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau Universitas Sumatera Utara dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga. Mengingat kondisi kabupaten dan kota di Indonesia tidak sama, termasuk dalam hal jenis hiburan yang diselenggarakan, maka untuk dapat diterapkan pada suatu daerah kabupaten atau kota pemerintah daerah setempat harus mengeluarkan peraturan daerah tentang Pajak Hiburan yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pungutan pajak hiburan di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Hiburan terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : 1. Hiburan adalah sebuah jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apa pun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga. 2. Penyelenggara hiburan adalah Orang Pribadi atau Badan yang bertindak baik untuk atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggugannya dalam menyelenggarakan suatu hiburan. 3. Penonton atau pengunjung adalah setiap orang menghadiri suatu hiburan untuk melihat dan atau mendengar atau menikmatinya Universitas Sumatera Utara atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggara hiburan kecuali penyelenggara, karyawan, artis, dan petugas yang menghadiri untuk melakukan tugas pengawasan. 4. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima dalam bentuk apa pun untuk harga pengganti yang diminta atau seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukar atas pemakaian dan atau pembelian jasa hiburan serta fasilitas penunjangnya termasuk pula semua tambahan dengan nama apa pun juga yang dilakukan oleh wajib pajak yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan hiburan. Termasuk dalam pengertian pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima, termasuk yang akan diterima antara lain pembayaran yang dilakukan tidak secara tunai. 5. Tanda masuk adalah semua tanda atau alat atau cara yang sah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat digunakan untuk menonton, menggunakan fasilitas, atau menikmati hiburan. Tanda atau cara yang sah adalah berupa tanda masuk yang dilegalisasi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kota. Termasuk tanda masuk disini adalah tanda masuk dalam bentuk dan dengan nama apa pun misalnya karcis, tiket undangan, kartu langganan, kartu anggota membership , dan sejenisnya. Universitas Sumatera Utara 6. Harga tanda masuk yang selanjutnya disingkat HTM adalah nilai uang yang tercamtum pada tanda masuk yang harus dibayar oleh penonton atau pengunjung. Tarif pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar tiga puluh lima persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari tiga puluh lima persen. Untuk mendukung pengembangan kesenian tradisional, hiburan berupa kesenian tradisional umumnya dikenakan tarif pajak yang lebih rendah dari hiburan lainnya. Oleh karena obyek Pajak Hiburan meliputi berbagai jenis hiburan, pemerintah kabupaten kota juga harus menetapkan tarif pajak untuk masing-masing jenis hiburan yang biasanya berbeda antar jenis hiburan. Misalnya suatu pemerintah daerah kota menetapkan besarnya tarif Pajak Hiburan untuk setiap jenis hiburan sebagaimana berikut ini : Universitas Sumatera Utara a. Tarif pajak untuk pertunjukkan film di bioskop ditetapkan : 1 Golongan A.II Utama sebesar 15 2 Golongan A.II sebesar 12,5 3 Golongan A.I sebesar 12,5 4 Golongan B.II sebesar 10 5 Golongan B.I sebesar 10 6 Golongan C sebesar 7,5 7 Golongan D sebesar 7,5 dan 8 Jenis keliling sebesar 5 b. Tarif pajak untuk pertunjukkan kesenian antara lain kesenian tradisional , pameran busana, kontes kecantikan ditetapkan sebesar 10. c. Tarif pajak untuk pertunjukkanpagelaran musik dan tari ditetapkan sebesar 25. d. Tarif pajak untuk diskotik, bar dan pub ditetapkan sebesar 30. e. Tarif pajak untuk karaoke, music hidup, ruang musik, balai gita dan sejenisnya ditetapkan sebesar 30. f. Tarif pajak untuk klub malam ditetapkan sebesar 30. g. Tarif pajak untuk permainan biliar ditetapkan sebesar 10 h. Tarif pajak untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya untuk dewasa ditetapkan sebesar 25 dan untuk anak-anak ditetapkan sebesar 10. i. Tarif pajak untuk panti pijat ditetapkan sebesar 25. Universitas Sumatera Utara j. Tarif pajak untuk mandi uap dan sejenisnya ditetapkan 25. k. Tarif pajak untuk pertandingan olahraga ditetapkan 12,5. l. Tarif pajak untuk untuk permainan bowling ditetapkan 15. m. Tarif pajak untuk tempat wisata,rekreasi termasuk di dalamnya kolam renang, kolam pemancingan, pasar malam, pertunjukkan sirkus, komedi putar, kereta pesiar, dan sejenisnya ditetapkan sebesar 10. n. Tarif pajak untuk penyelenggaraan hiburan incidental ditetapkan sebesar 15. o. Tarif pajak untuk penyelenggaraan hiburan yang seharusnya menggunakan tanda masuk, tetapi tidak menggunakan tanda masuk atau tidak mencantumkan harga tanda masuk ditetapkan sebesar 15. 2.4.2.4 Pajak Reklame Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame yaitu benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan jenis ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah Universitas Sumatera Utara tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Reklame terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut adalah sebagaimana di bawah ini : 1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Penyelenggara Reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. 3. Perusahaan jasa periklananbiro reklame adalah badan yang bergerak di bidang periklanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Panggung reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan reklame yang ditetapkan untuk satu atau beberapa buah reklame. Universitas Sumatera Utara 5. Jalan umum adalah suatu sarana perhubungan darat dalam bentuk apa pun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 6. Izin adalah izin penyelenggaraan reklame yang terdiri dari izin tetap dan izin terbatas. 7. Surat Permohonan Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya disingkat SPPR adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengajukan permohonan penyelenggaraan reklame dan mendaftarkan identitas pemilik data reklame sebagai dasar perhitungan pajak yang terutang. 8. Surat Kuasa Untuk Menyetor yang selanjutnya disingkat SKUM adalah perhitungan besarnya Pajak Reklame yang harus dibayar oleh wajib pajak yang berfungsi sebagai ketetapan pajak. 2.4.2.5 Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Penerangan jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Pajak penerangan jalan tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak Universitas Sumatera Utara kabupatenkota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten atau kota maka pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Penerangan Jalan yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Penerangan Jalan di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari sepuluh persen. 2.4.2.6 Pajak pengambilan bahan galian golongan C Pajak Pengambilan bahan galian golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan galian golongan adalah bahan galian golongan C sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan-bahan galian dibagi atas dua golongan, yaitu : a. Golongan bahan galian strategis b. Golongan bahan galian vital. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu : 1. Golongan bahan galian yang strategis disebut pula sebagai bahan galian A yang terdiri dari : a. Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam. b. Bitumen padat, aspal. c. Antrasit, batu bara, batu bara muda. d. Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya. e. Nikel, kobalt, dan f. Timah. 2. Golongan bahan galian yang vital disebut pula sebagai bahan galian golongan B terdiri dari : a. Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan. b. Bauksit, tembaga, timbal, seng. c. Emas, platina, perak, air raksa, intan. d. Arsin, antimon, bismut. e. Rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya. f. Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa. g. Kriolit, fluorpar, barit dan h. Yodium, brom, khlor, belerang. 3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b disebut pula sebagai bahan galian golongan C terdiri dari : Universitas Sumatera Utara a. Nitrat-nitrat, fosfat, garam batu halite . b. Asbes, talk, mika, grafit, magnesit. c. Yarosit, leusit, tawas alum , oker. d. Batu permata, batu setengah permata. e. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit. f. Batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap. g. Marmer, batu tulis. h. Batu kapur, dolomit, kalsit. i. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Tarif Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari dua puluh persen. Universitas Sumatera Utara 2.4.2.7 Pajak Parkir Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan , baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha. Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam undang undang tentang pokok-pokok pemerintahan daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri. Pengenaan pajak parkir tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupatenkota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten atau kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Parkir yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak parkir di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Parkir terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Tempat parkir adalah tempat parkir di luar badan jalan yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran. 2. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang atau jasa pembayaran kepada penyelenggara tempat parkir. 3. Pengusaha parkir adalah orang pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan usaha parkir atau jenis lainnya pada gedung, pelataran milik pemerintahswasta orang pribadi atau badan yang dijadikan tempat parkir untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. 4. Gedung parkir adalah tempat parkir kendaraan, tempat menyimpan kendaraan dan atau tempat memamerkan kendaraan yang berupa gedung milik pemerintahswasta, orang pribadi, atau badan yang dikelola sebagai tempat parkir kendaraan. 5. Pelataran parkir adalah pelataran milik pemerintahswasta, orang pribadi, badan di luar badan jalan atau yang dikelola sebagai tempat parkir secara terbuka. 6. Garasi adalah bangunan atau ruang rumah yang dipakai untuk menyimpan kendaraan bermotor yang dipungut bayaran. Universitas Sumatera Utara 7. Tempat penitipan kendaraan adalah suatu ruang, bidang yang dipakai untuk menyimpan, menaruh, mengumpulkan, memamerkan, memajang kendaraan untuk jangka waktu tertentu dan atau untuk diperjuabelikan. 8. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan yang ada pada kendaraan itu dan dipergunakan untuk pengangkutan orang dan atau barang di jalan.

2.4.3 Subyek Pajak dan Wajib Pajak Kabupaten Kota