Daerah yang dimaksud pajak daerah adalah : Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepada
daerah tanpa imbalan imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang
daerah yang diatur dalam undang-undang tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan
rumah tangga daerah itu sendiri. Jenis pajak daerah terbagi 2 yaitu :
a. Pajak Propinsi
b. Pajak Kabupaten Kota
2.4.2 Jenis - Jenis Pajak Kota
2.4.2.1 Pajak hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel, yaitu bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau
istirahat, memperoleh pelayanan, dan atau yang fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu,
dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Universitas Sumatera Utara
Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan
kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu daerah
kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel. Peraturan ini akan menjadi
landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Hotel di daerah kabupaten atau kota yang
bersangkutan. Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa terminologi
yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini : 1.
Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginapistirahat, memperoleh pelayanan, dan atau
fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang
sama, kecuali oleh pertokoan dan perkantoran. 2.
Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk dan klasifikasi apa pun beserta fasilitasnya yang digunakan untuk
menginap dan disewakan untuk umum.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk
apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa penginapan.
4. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima
sebagai imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan sebagai pembayaran kepada pemilik hotel.
5. Bon penjualan bill adalah bukti pembayaran yang sekaligus
sebagai bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atas jasa pemakaian kamar atau
tempat penginapan beserta fasilitas penunjang lainnya kepada subyek pajak.
Tarif pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang
bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang
dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota
diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih
dari sepuluh persen. 2.4.2.2
Pajak Restoran Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan
dengan pembayaran di restoran yaitu adalah tempat yang disediakan
Universitas Sumatera Utara
untuk menyantap makanan dan minuman dengan dipungut bayaran termasuk kedai nasi, kedai mie, kedai kopi, warung tempat jual
makanan minuman, tempat karaoke, usaha jasa katering dan usaha jasa boga.
Pengenaan pajak Restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan
kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
kabupatenkota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu daerah
kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak Hotel. Peraturan ini akan menjadi
landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Restoran di daerah kabupaten atau kota yang
bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Restoran terdapat beberapa
terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini :
1. Restoran adalah tempat menyantap makanan adan atau minuman
yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan katering.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengusaha restoran adalah Orang Pribadi atau Badan dalam
bentuk apapun, yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang rumah makan.
3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima
sebagai imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan, sebagai pembayaran kepada pemilik rumah makan.
4. Bon penjualan adalah bill adalah bukti pembayaran yang
sekaligus sebagai bukti pungutan pajak yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan pembayaran atas pembelian makanan
dan atas minuman kepada subyek pajak. Tarif pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh
persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan
kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah
kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang
mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari sepuluh persen.
2.4.2.3 Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan, yaitu semua jenis pertunjukkan, permainan, permainan ketangkasan, dan
atau keramaian dengan nama dan bentuk apapun yang ditonton atau
Universitas Sumatera Utara
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.
Mengingat kondisi kabupaten dan kota di Indonesia tidak sama, termasuk dalam hal jenis hiburan yang diselenggarakan, maka untuk
dapat diterapkan pada suatu daerah kabupaten atau kota pemerintah daerah setempat harus mengeluarkan peraturan daerah tentang Pajak
Hiburan yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pungutan pajak hiburan di daerah
kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Hiburan terdapat beberapa
terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini :
1. Hiburan adalah sebuah jenis pertunjukkan, permainan,
permainan ketangkasan, dan atau keramaian dengan nama dan bentuk apa pun, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang
dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas untuk berolahraga.
2. Penyelenggara hiburan adalah Orang Pribadi atau Badan yang
bertindak baik untuk atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi
tanggugannya dalam menyelenggarakan suatu hiburan.
3. Penonton atau pengunjung adalah setiap orang menghadiri suatu
hiburan untuk melihat dan atau mendengar atau menikmatinya
Universitas Sumatera Utara
atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh penyelenggara hiburan kecuali penyelenggara, karyawan, artis, dan petugas
yang menghadiri untuk melakukan tugas pengawasan. 4.
Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima dalam bentuk apa pun untuk harga pengganti yang
diminta atau seharusnya diminta wajib pajak sebagai penukar atas pemakaian dan atau pembelian jasa hiburan serta fasilitas
penunjangnya termasuk pula semua tambahan dengan nama apa pun juga yang dilakukan oleh wajib pajak yang berkaitan
langsung dengan penyelenggaraan hiburan. Termasuk dalam pengertian pembayaran adalah jumlah yang diterima atau
seharusnya diterima, termasuk yang akan diterima antara lain pembayaran yang dilakukan tidak secara tunai.
5. Tanda masuk adalah semua tanda atau alat atau cara yang sah
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dapat digunakan untuk menonton, menggunakan fasilitas, atau menikmati hiburan.
Tanda atau cara yang sah adalah berupa tanda masuk yang dilegalisasi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kota.
Termasuk tanda masuk disini adalah tanda masuk dalam bentuk dan dengan nama apa pun misalnya karcis, tiket undangan, kartu
langganan, kartu anggota membership , dan sejenisnya.
Universitas Sumatera Utara
6. Harga tanda masuk yang selanjutnya disingkat HTM adalah nilai
uang yang tercamtum pada tanda masuk yang harus dibayar oleh penonton atau pengunjung.
Tarif pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar tiga puluh lima persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota
yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan
tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah
kabupatenkota diberi kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan
tidak lebih dari tiga puluh lima persen. Untuk mendukung pengembangan kesenian tradisional, hiburan berupa kesenian
tradisional umumnya dikenakan tarif pajak yang lebih rendah dari hiburan lainnya.
Oleh karena obyek Pajak Hiburan meliputi berbagai jenis hiburan, pemerintah kabupaten kota juga harus menetapkan tarif
pajak untuk masing-masing jenis hiburan yang biasanya berbeda antar jenis hiburan. Misalnya suatu pemerintah daerah kota
menetapkan besarnya tarif Pajak Hiburan untuk setiap jenis hiburan sebagaimana berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
a. Tarif pajak untuk pertunjukkan film di bioskop ditetapkan :
1 Golongan A.II Utama sebesar 15
2 Golongan A.II sebesar 12,5
3 Golongan A.I sebesar 12,5
4 Golongan B.II sebesar 10
5 Golongan B.I sebesar 10
6 Golongan C sebesar 7,5
7 Golongan D sebesar 7,5 dan
8 Jenis keliling sebesar 5
b. Tarif pajak untuk pertunjukkan kesenian antara lain kesenian
tradisional , pameran busana, kontes kecantikan ditetapkan sebesar 10.
c. Tarif pajak untuk pertunjukkanpagelaran musik dan tari
ditetapkan sebesar 25. d.
Tarif pajak untuk diskotik, bar dan pub ditetapkan sebesar 30. e.
Tarif pajak untuk karaoke, music hidup, ruang musik, balai gita dan sejenisnya ditetapkan sebesar 30.
f. Tarif pajak untuk klub malam ditetapkan sebesar 30.
g. Tarif pajak untuk permainan biliar ditetapkan sebesar 10
h. Tarif pajak untuk permainan ketangkasan dan sejenisnya untuk
dewasa ditetapkan sebesar 25 dan untuk anak-anak ditetapkan sebesar 10.
i. Tarif pajak untuk panti pijat ditetapkan sebesar 25.
Universitas Sumatera Utara
j. Tarif pajak untuk mandi uap dan sejenisnya ditetapkan 25.
k. Tarif pajak untuk pertandingan olahraga ditetapkan 12,5.
l. Tarif pajak untuk untuk permainan bowling ditetapkan 15.
m. Tarif pajak untuk tempat wisata,rekreasi termasuk di dalamnya
kolam renang, kolam pemancingan, pasar malam, pertunjukkan sirkus, komedi putar, kereta pesiar, dan sejenisnya ditetapkan
sebesar 10. n.
Tarif pajak untuk penyelenggaraan hiburan incidental ditetapkan sebesar 15.
o. Tarif pajak untuk penyelenggaraan hiburan yang seharusnya
menggunakan tanda masuk, tetapi tidak menggunakan tanda masuk atau tidak mencantumkan harga tanda masuk ditetapkan
sebesar 15. 2.4.2.4
Pajak Reklame Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame yaitu
benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan jenis ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan,
menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau yang dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.
Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupatenkota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah
Universitas Sumatera Utara
tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di
daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Dalam pemungutan Pajak Reklame terdapat beberapa terminologi
yang perlu diketahui. Terminologi tersebut adalah sebagaimana di bawah ini :
1. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut
bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memujikan suatu
barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang
dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Penyelenggara Reklame adalah orang atau badan yang
menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
3. Perusahaan jasa periklananbiro reklame adalah badan yang
bergerak di bidang periklanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Panggung reklame adalah suatu sarana atau tempat pemasangan
reklame yang ditetapkan untuk satu atau beberapa buah reklame.
Universitas Sumatera Utara
5. Jalan umum adalah suatu sarana perhubungan darat dalam bentuk
apa pun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
6. Izin adalah izin penyelenggaraan reklame yang terdiri dari izin tetap
dan izin terbatas. 7.
Surat Permohonan Penyelenggaraan Reklame yang selanjutnya disingkat SPPR adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk
mengajukan permohonan penyelenggaraan reklame dan mendaftarkan identitas pemilik data reklame sebagai dasar
perhitungan pajak yang terutang. 8.
Surat Kuasa Untuk Menyetor yang selanjutnya disingkat SKUM adalah perhitungan besarnya Pajak Reklame yang harus dibayar
oleh wajib pajak yang berfungsi sebagai ketetapan pajak. 2.4.2.5
Pajak Penerangan Jalan Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik
dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Penerangan
jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Pajak penerangan jalan tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan
kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
Universitas Sumatera Utara
kabupatenkota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten atau kota maka pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan
Peraturan Daerah tentang Pajak Penerangan Jalan yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam pelaksanaan pengenaan dan
pemungutan Pajak Penerangan Jalan di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota
yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang
dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan
untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari sepuluh persen.
2.4.2.6 Pajak pengambilan bahan galian golongan C
Pajak Pengambilan bahan galian golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bahan galian golongan adalah bahan galian golongan C sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bahan-bahan galian dibagi atas dua golongan, yaitu :
a. Golongan bahan galian strategis
b. Golongan bahan galian vital.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1980 bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu :
1. Golongan bahan galian yang strategis disebut pula sebagai bahan
galian A yang terdiri dari : a.
Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam. b.
Bitumen padat, aspal. c.
Antrasit, batu bara, batu bara muda. d.
Uranium, radium, thorium, dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya.
e. Nikel, kobalt, dan
f. Timah.
2. Golongan bahan galian yang vital disebut pula sebagai bahan galian
golongan B terdiri dari : a.
Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan. b.
Bauksit, tembaga, timbal, seng. c.
Emas, platina, perak, air raksa, intan. d.
Arsin, antimon, bismut. e.
Rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya. f.
Berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa. g.
Kriolit, fluorpar, barit dan h.
Yodium, brom, khlor, belerang. 3.
Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b disebut pula sebagai bahan galian golongan C terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
a. Nitrat-nitrat, fosfat, garam batu halite .
b. Asbes, talk, mika, grafit, magnesit.
c. Yarosit, leusit, tawas alum , oker.
d. Batu permata, batu setengah permata.
e. Pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit.
f. Batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap.
g. Marmer, batu tulis.
h. Batu kapur, dolomit, kalsit.
i. Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang
tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi
ekonomi pertambangan. Tarif Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C ditetapkan
paling tinggi sebesar dua puluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah kabupatenkota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai
dengan kondisi masing-masing daerah kabupatenkota. Dengan demikian, setiap daerah kabupatenkota diberi kewenangan untuk
menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan kabupatenkota lainnya asalkan tidak lebih dari dua puluh persen.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2.7 Pajak Parkir
Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas
penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan , baik yang disediakan berkaitan dengan pokok
usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha. Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat
diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur dalam undang undang tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri.
Pengenaan pajak parkir tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Hal ini
berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan
suatu jenis pajak kabupatenkota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten atau kota, pemerintah daerah harus
terlebih dahulu menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pajak Parkir yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam
teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak parkir di daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan.
Dalam pemungutan Pajak Parkir terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat
dilihat berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
1. Tempat parkir adalah tempat parkir di luar badan jalan yang
disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.
2. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima
sebagai imbalan atas penyerahan barang atau jasa pembayaran kepada penyelenggara tempat parkir.
3. Pengusaha parkir adalah orang pribadi atau badan hukum yang
menyelenggarakan usaha parkir atau jenis lainnya pada gedung, pelataran milik pemerintahswasta orang pribadi atau badan yang
dijadikan tempat parkir untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
4. Gedung parkir adalah tempat parkir kendaraan, tempat menyimpan
kendaraan dan atau tempat memamerkan kendaraan yang berupa gedung milik pemerintahswasta, orang pribadi, atau badan yang
dikelola sebagai tempat parkir kendaraan. 5.
Pelataran parkir adalah pelataran milik pemerintahswasta, orang pribadi, badan di luar badan jalan atau yang dikelola sebagai
tempat parkir secara terbuka. 6.
Garasi adalah bangunan atau ruang rumah yang dipakai untuk menyimpan kendaraan bermotor yang dipungut bayaran.
Universitas Sumatera Utara
7. Tempat penitipan kendaraan adalah suatu ruang, bidang yang
dipakai untuk menyimpan, menaruh, mengumpulkan, memamerkan, memajang kendaraan untuk jangka waktu tertentu
dan atau untuk diperjuabelikan. 8.
Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan yang ada pada kendaraan itu dan dipergunakan
untuk pengangkutan orang dan atau barang di jalan.
2.4.3 Subyek Pajak dan Wajib Pajak Kabupaten Kota