modal transfer ke dana cadangan dan sisa lebih anggaran tahun sekarang Halim,2004:18 .
2.2 Pendapatan Daerah
Pengaturan kewenangan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Sumber-sumber pendapatan untuk membiayai pelaksanaan desentralisasi berdasarkan
ketentuan perundangan namun sejauh ini baru PAD dan Dana Perimbangan yang memberikan kontribusi anggaran sedangkan lainnya masih belum dapat
dilaksanakan. Namun demikian, perkembangan pendapatan suatu daerah dipengaruhi
oleh beberapa aspek dan indikator antara lain pertumbuhan ekonomi, kemampuan dan kapasitas daya beli dari masyarakat, tingkat pendapatan dan
tingkat konsumsi masyarakat, bukan faktor rentan terhadap pengaruh moneter dan ekonomi makro.
Dalam mengurus dan menyelenggarakan urusan rumah tangga daerah propinsikotakabupaten yang meliputi tugas pemerintahan umum,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan menggunakan sumber-sumber pembiayaan yang didapat dari pemerintah daerah. Berdasarkan Undang
undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 menyebutkan bahwa “sumber pendapatan daerah terdiri atas : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Pinjaman Daerah dan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.”
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo 2002:132, “ Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah hasil
perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah terdiri dari : Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang
pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian
laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah
BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah,
retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan
Universitas Sumatera Utara
daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi,potongan ataupun bentuk
lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan
hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Di dalam undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi
Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari : 1.
Pajak Daerah 2.
Retribusi Daerah 3.
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 4.
Lain-lain PAD yang sah.
2.4 Pajak Daerah 2.4.1 Pengertian Pajak Daerah