2.6 Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap APBD.
Menurut Riduansyah 2003 , Penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber
penerimaan yang signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu daerah otonom. Jumlah penerimaan komponen pajak daerah
dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan serta disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen tersebut.
Menurut Mahi 2005 Pengelolaan PAD masih belum optimal, hal ini tercermin dari belum
optimalnya kinerja pemungutan pajak dan retribusi di berbagai daerah. Sumbangan PAD bagi penerimaan daerah rata-rata masih
sekitar 5 sampai 6 persen dari total penerimaan. Pada umumnya ruang lingkup pilihan kebijakan pemungutan pajak dan retribusi
masih sangat terbatas pada kebijakan yang sifatnya klasik, yaitu pembaharuan data wajib pajak daerah, penyederhanaan administrasi
pemungutan, pembuatan perda-perda baru sejalan dengan ketentuan pusat. Sedangkan kebijakan yang lebih strategis, misalnya
perencanaan penerimaan keuangan, peningkatan pengawasan, perbaikan tariff dan lainnya masih sangat terbatas.
Menurut Astuti dan Haryanto 2006 Selama 4 tahun ini kemandirian yang kuat diukur dari struktur PAD
yang antara lain terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah dan BUMD dan juga Pendapatan diluar PAD yaitu PDRB Jasa serta Bagi Hasil
Pajak, didapatkan bahwa variabel Pajak Daerah dan Bagi Hasil Pajak BHP memliki hubungan signifikan terhadap kapasitas fiskal daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel
riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain” Umar,2003:30 . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap APBD.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono 2004;55 “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintahan
Kota Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008- 2010 yaitu sebanyak 8 kota. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono,2004:73. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive
sampling yaitu : “teknik penentuan sampel karena memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti Uma Sekaran,2006:136 . Adapun
pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan sampel adalah Kota di Propinsi Sumatera Utara yang mempublikasikan laporan
APBD dalam situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat
Universitas Sumatera Utara