3. Penyakit premorbid penyerta. 4. Riwayat trauma.
5. Mengundurkan diri dari penelitian setelah mendapat penjelasan dari peneliti.
c. Kriteria drop out 1. Penderita meninggal dunia karena penyakit yang lain.
2. Penderita yang tidak datang kontrol sesuai jadwal. 3. Penderita mengundurkan diri dari kelanjutan penelitian.
4. Penderita yang memerlukan intervensi lebih lanjut.
3.6. Besar Sampel Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan 2 kelompok kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Untuk menetapkan besar sampel penelitian dapat digunakan rumus perhitungan besar sampel dengan uji hipotesis rerata dua kelompok.
Perhitungan besarnya sampel dengan menggunakan rumus: n
= 2[z ∝+zВs x1-x2]
2
n = jumlah sampel x1-x2 = selisih rerata MDA berdasarkan hasil perbandingan antara
kelompok glaukoma dan non glaukoma clinical judgment, d = 0,85 nmoll Ate,et al., 2005
s = perkiraan simpang baku dari selisih rerata, s= 0,96 Ate et al., 2005
Universitas Sumatera Utara
α = tingkat kemaknaan =0,05 zα = 1.96 β = power = 0,2 zβ = 0,84
Dari perhitungan didapatkan besarnya sampel minimal pada masing-masing kelompok 20 orang.
3.7. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel tergantung
1. Konsentrasi MDA dan GPx. 2. Progresifitas syaraf optik.
Variabel bebas 1. Penderita glaukoma sudut terbuka primer
2. Ginkgo biloba. Variabel confounding::
1. Coexisting factor seperti migrain, vasospasme. 2. Riwayat keluarga.
b. Definisi Operasional Variabel
. 1. Malonildialdehyde
Definisi : adalah hasil utama peroksidase asam arachidonat,
eicosapentanoeic dan decosapentanoeic. Alat ukur
: MDA OXIS nomor katalog 21044 dengan menggunakan spektrofotometri panjang gelombang
586 nm.
Universitas Sumatera Utara
Hasil ukur : Range pemeriksaan 1,04 ± 0,43 nmolL
Skala ukur : Interval 2.
Gluthation Peroxidase Definisi : tripeptida yang terdiri atas glisin, sistein dan glutamat
Alat ukur : GPx Randox
Hasil ukur : Range pemeriksaan 24,5 – 73,6 ugHb Skala ukur : Interval
.3. Progresifitas syaraf optik
Definisi : merupakan penilaian glaukoma sudut terbuka
primer terhadap terjadinya perubahan dari LSSR, optic nerve head, lapang pandangan dan tekanan
intra okuli Alat ukur
: Stratus OCT Carl Zeiss, Perimetri Optopol 910, tonometri applanasi Goldmann
Hasil ukur : terjadi progresifitas dan non progresifitas dari ketebalan LSSR, lapang pandangan, dan tekanan
intra okuli. Range pemeriksaan ketebalan LSSR:
LSSR superior : 98 – 160 Um LSSR nasal : 47 – 90 Um
LSSR inferior : 98 – 180 Um LSSR temporal : 46 – 80 Um
Range pemeriksaan optic nerve head Disc Area : 1,834 ± 0,353 mm
2
Universitas Sumatera Utara
Cup area : 1,521 ± 0,321 mm Rim area : 1,312 ± 0,230 mm
2
Cup disc ratio : 0,482 ± 0,168
2
Cup disc ratio vertical : 0,453 ± 0,158 Cup volume : 0,149 ± 0,139 mm
Pemeriksaan lapang pandangan db
3
Pemeriksaan tekanan intra okuli : 21 mmHg
Skala ukur : Interval
4. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Definisi : semua penderita glaukoma yang ditandai dengan
adanya neuropati optik, penurunan lapang pandangan dan peningkatan tekanan intra okuli
dan dijumpai sudut terbuka grade 3 dan 4. Alat ukur
: Heinz Ophthalmoscope, Stratus OCT Carl Zeiss, Perimetri Optopol 910, tonometri applanasi
Goldmann dan Zeiss Gonioscope Hasil ukur
: ketebalan LSSR μm, optic nerve head mm
2
lapang pandangan db, tekanan intra okuli mmHg ,
dan sudut bilik mata. Skala ukur : interval
5. Ginkgo Biloba
Definisi : tablet salut film dengan berat 250 mg yang
mengandung 40 mg ekstrak kering EGB 761
Universitas Sumatera Utara
terstandarkan terhadap 9,6 mg ginkgoflavon-
glikosida Tebokan, no batch: 45080002 dan
expired: Okt 2016 Alat ukur
: pemberian 3 x 1 tablet 3 x 40 mghari Hasil ukur : dengan pemberian dan tanpa pemberian
Skala ukur : nominal 0= dengan pemberian, 1= tanpa pemberian
Plasebo yang dipakai berupa tablet salut kering yang beratnya sama dengan berat ginkgo biloba 250 mg tetapi tidak
mengandung zat berkhasiat. Plasebo ini berisi lactose spray dried, Mg stearat 1 dan talk 2.
3.8. Bahan dan Cara Kerja