Glaukoma Sudut Terbuka Primer

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Glaukoma Sudut Terbuka Primer

1. Definisi Glaukoma Glaukoma didefinisikan sebagai suatu kumpulan penyakit dengan karakteristik neuropati optik yang berhubungan dengan penurunan lapang pandangan dan peningkatan tekanan intraokuli sebagai satu faktor resiko utama Skuta, et al., 2010; Kansky, 2002. Di dalam dunia kedokteran, glaukoma dibagi atas glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup dan glaukoma pada anak Lisegang, et al., 2009. Klasifikasi glaukoma secara lengkap dan terperinci tertera pada klasifikasi glaukoma berdasarkan American Academy of Ophthalmology. Dari ketiga glaukoma ini, glaukoma sudut terbuka yang paling sering dijumpai. Sekitar 75 penderita glaukoma menderita glaukoma sudut terbuka Skuta, et al., 2010. Glaukoma sudut terbuka primer merupakan neuropati optik kronis dengan progresifitas yang perlahan-lahan dengan karakteristik adanya ekskavatio dari syaraf optik, gangguan lapang pandangan, hilangnya sel dan akson ganglion retina dan memiliki sudut iridocorneal yang terbuka. Glaukoma sudut terbuka primer ini lebih sering dijumpai pada usia dewasa Lisegang, et al., 2005. Pada glaukoma sudut terbuka penyebab yang paling sering terjadi adalah peningkatan tekanan intraokuli walaupun pada beberapa kasus tidak terjadi peningkatan tekanan intraokuli Chung Harris, 2000. Peningkatan tekanan intraokuli dapat merusak sel-sel ganglion retina dan 12 Universitas Sumatera Utara menyebabkan kerusakan syaraf optik sehingga progresifitas glaukoma berlanjut. 2. Klasifikasi Glaukoma Klasifikasi glaukoma berdasarkan American Academy of Ophthalmology adalah: I. Glaukoma Sudut Terbuka glaukoma yang paling sering terjadi 1.Glaukoma Sudut Terbuka Primer 2.Glaukoma Bertekanan Normal 3.Glaukoma Juvenile 4.Suspek Glaukoma 5.Glaukoma Sudut Terbuka Sekunder II. Glaukoma Sudut Tertutup 1.Glaukoma Sudut Tertutup Primer i.Akut ii.Subakut iii.Kronik 2.Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder dengan Blok Pupil 3.Glaukoma Sudut Tertutup Sekunder Tanpa Blok Pupil 4.Sindroma Iris Plateau III. Childhood Glaukoma 1.Glaukoma Kongenital Primer 2.Glaukoma yang berhubungan dengan kelainan bawaan 3.Glaukoma sekunder pada anak-anak dan bayi Universitas Sumatera Utara 3. Prevalensi Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia, sekitar lebih dari 5 juta atau 13,5 dari total kebutaan di dunia. Berdasarkan klasifikasi glaukoma, glaukoma sudut terbuka merupakan glaukoma yang paling sering dijumpai. Di negara barat, prevalensi glaukoma sudut terbuka sekitar 1,1-3 dari populasi. Pada studi di Jepang, prevalensi glaukoma sudut terbuka primer sekitar 2,62. Prevalensi glaukoma sudut terbuka ini meningkat dengan bertambahnya usia. Biasanya penderita glaukoma sudut terbuka terjadi pada usia antara 40 sampai 70 tahun Distelhorst Hughes, 2003. 4. Faktor Risiko Ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan neuropati optik glaukoma pada glaukoma sudut terbuka primer yaitu peningkatan tekanan bola mata TIO, usia dewasa, riwayat keluarga dengan glaukoma, ras Skuta, et al., 2010 a. Tekanan Intra Okuli Sejumlah faktor yang dapat berhubungan dengan timbulnya glaukoma sudut terbuka primer adalah tekanan bola mata. Hal ini disebabkan karena tekanan bola mata merupakan salah satu faktor yang paling mudah dan paling penting untuk meramalkan timbulnya glaukoma di masa mendatang. Secara umum dinyatakan bahwa tekanan bola mata Universitas Sumatera Utara yang lebih tinggi akan lebih memungkinkan terhadap peningkatan progresifitas kerusakan diskus optikus, walaupun hubungan antara tingginya tekanan bola mata dan besarnya kerusakan sampai saat ini masih diperdebatkan. Beberapa kasus menunjukkan, bahwa adanya tekanan bola mata di atas nilai normal akan diikuti dengan kerusakan diskus optikus dan gangguan lapang pandangan dalam beberapa tahun. Sebaliknya pada beberapa kasus, pada tekanan bola mata yang normal dapat juga terjadi kerusakan pada diskus optikus dan lapang pandangan. Oleh karena itu, definisi tekanan bola mata yang normal sangat sukar untuk ditentukan dengan pasti Lisegang, et al., 2005. Secara umum dinyatakan bahwa hanya sekitar 0.5-2 per tahun terjadi kerusakan diskus optikus dan lapang pandangan selama pengamatan. Ironisnya, sebagian besar penderita glaukoma sudut terbuka primer hampir tidak pernah menyadari bahwa tekanan bola matanya mengalami peningkatan. Seringkali mereka baru menyadari setelah merasakan ada gangguan yang jelas terhadap tajam penglihatan atau penyempitan lapang pandangan. Liesegang juga menyatakan bahwa kenaikan tekanan bola mata, merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya glaukoma. Sementara hubungan antara TIO dengan kerusakan neuropati optik glaukoma merupakan hal yang fundamental untuk terapi glaukoma sudut terbuka primer, walaupun terdapat beberapa faktor lainnya contohnya suplai darah pada nervus optikus, substansi toksis pada nervus optikus dan retina, metabolisme aksonal atau ganglion sel retina, dan matriks ekstraselular lamina cribosa yang dapat memainkan Universitas Sumatera Utara peranan dalam progresifitas neuropati optik pada glaukoma sudut terbuka primer. Sementara itu, nilai batas normal tekanan bola mata dalam populasi berkisar antara 10–21 mmHg. Menurut Sommer, nilai rerata tekanan bola mata yang normal adalah 16 mmHg Soeroso, 2009. b. Umur Faktor bertambahnya umur memunyai peluang lebih besar untuk menderita glaukoma sudut terbuka primer. Vaughan 1995, menyatakan bahwa frekuensi pada umur sekitar 40 tahun adalah 0,4–0,7 jumlah penduduk, sedangkan pada umur sekitar 70 tahun frekuensinya meningkat menjadi 2–3 dari jumlah penduduk. Framingham Study dalam laporannya pada tahun 1994 menyatakan bahwa populasi glaukoma adalah sekitar 0,7 pada penduduk yang berusia 52–64 tahun, meningkat menjadi 1,6 pada penduduk yang berusia 65–74 tahun, dan 4,2 pada penduduk yang berusia 75–85 tahun. Keadaan tersebut didukung juga oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh Ferndale Glaucoma Study pada tahun yang sama Lisegang, et al, 2005. c. Riwayat Keluarga Glaukoma sudut terbuka primer juga dipengaruhi faktor keluarga. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa survei yang pernah dilakukan. Pada Baltimore Eye Survey, resiko relatif glaukoma sudut terbuka primer meningkat sekitar 3,7 kali pada seseorang yang memiliki kerabat menderita glaukoma sudut terbuka primer. Pada Rotterdam Eye Study, prevalensi glaukoma sudut terbuka primer sekitar 10,4 pada pasien Universitas Sumatera Utara yang memunyai riwayat keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama. Peneliti yang sama mengestimasikan bahwa resiko relatif untuk menderita glaukoma sudut terbuka primer sebesar 9,2 kali pada seseorang yang memiliki kerabat dekat yang menderita glaukoma sudut terbuka primer Lisegang, et al., 2005. d. Ras Hipotesa yang menyatakan bahwa ras merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma sudut terbuka primer berdasarkan data pada orang berkulit hitam memunyai prevalensi tiga kali lebih besar untuk menderita glaukoma sudut terbuka primer dibandingkan yang berkulit putih. Tetapi penelitian terbaru menyatakan bahwa glaukoma sudut terbuka primer ini banyak ditemukan pada populasi China dan Eskimo Ritch, 1996. 2. 2. Patogenesis Neuropati Optik Glaukoma Patogenesis glaukoma sampai saat ini masih belum jelas. Dada,et al 2006, menyatakan bahwa kerusakan syaraf optik tidak hanya oleh karena peningkatan tekanan intra okuli , tetapi penurunan aliranperfusi darah dapat menyebabkan kerusakan syaraf optik. Selain itu faktor genetik, faktor metabolik dan faktor-faktor yang bersifat toksik seperti glutamat, NMDA, eksitotoksin, radikal bebas dan nitrix oxide juga berpengaruh terhadap kerusakan syaraf optik Schwartz, 2003. Kerusakan syaraf optik pada glaukoma dapat dibagi atas 2 tipe yakni kerusakan neuron primer primary neuronal damage dan kerusakan Universitas Sumatera Utara