menyatakan bahwa adanya keterlibatan radikal bebas terhadap patogenese glaukoma. Dalam penelitian ini juga menunjukkan
penggunaan ginkgo biloba GB bermanfaat sebagai neuroprotektif sekaligus antioksidan pada penderita glaukoma sudut terbuka primer. Hal
ini dinilai dengan menurunnya progresifitas glaukoma pada penderita glaukoma sudut terbuka primer yang diterapi dengan ginkgo biloba. Hasil
penelitian menunjukkan ada hubungan antara kadar MDA dan GPx dengan progresifitas syaraf optik paska pemberian ginkgo biloba. Sampai
saat ini sepengetahuan kami, belum ada penelitian yang menilai perubahan stress oksidatif marker dan redox enzyme dengan progresifitas
syaraf optik paska pemberian ginkgo biloba pada penderita glaukoma sudut terbuka primer dan hubungan perubahan stress oksidatif marker
dan redox enzyme dengan progresifitas syaraf optik paska pemberian ginkgo biloba pada penderita glaukoma sudut terbuka primer.
5.1. Analisis Karakteristik Umum
Penelitian dilakukan mulai bulan September 2011 sampai dengan September 2012 dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi
masing-masing 20 orang 26 mata pada kelompok standar + plasebo dan 20 orang 27 mata pada kelompok standar + GB. Metode
pemeriksaan biomarker dan syaraf optik bersifat non-invasive sehingga pengukuran kadar malonildialdehyde MDA dan kadar redox enzyme
gluthathion peroxidase GPx dan syaraf optik dapat diterima oleh subjek
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Dari penelitian ini didapatkan jumlah yang sama untuk kedua kelompok pada awal dan akhir penelitian dan data berdistribusi normal.
Dari penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar sampel penelitian adalah wanita dibandingkan laki-laki. Berdasarkan Framingham Eye Study
dinyatakan bahwa laki-laki cenderung 1,35 kali lebih banyak dibandingkan wanita, tetapi berdasarkan penelitian di Swedia tahun 2010 dinyatakan
bahwa kecenderungan laki-laki dan wanita untuk menderita glaukoma sudut terbuka sama dan beberapa penelitian menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan gender pada penderita glaukoma sudut terbuka Takasugawa, 2012.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur, tajam penglihatan, lapang pandangan, tekanan intraokuli, kadar plasma MDA
dan GPx, ketebalan LSSR dan optic nerve head pada kedua kelompok. Glaukoma sudut terbuka primer pada penelitian ini terjadi pada rentang
usia 54,92 ± 4,46 pada kelompok standar + plasebo dan 54,63 ±4,34 pada kelompok standar + GB. Hal ini sesuai
dengan faktor resiko glaukoma pada umur yang biasanya terjadi pada usia tua 40 tahun.
5.2. Analisis Karakteristik Klinis
Tajam penglihatan pada kedua kelompok memperlihatkan tajam penglihatan mulai dari normal sampai menurun. Tajam penglihatan subjek
penelitian pada awal pemeriksaan berkisar antara 0,18 sampai 0,66. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai BCVA pada
kelompok standar + GB yang ditandai dengan terjadinya perbedaan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan antara kelompok standar + GB dan kelompok standar +plasebo p0,05. Hal ini diasumsikan berkaitan dengan tahapan glaucomatous
damage sel-sel ganglion retina yang dimulai dari tahap sakit sick, degenerasi dan apoptosis. Pada tahap sakit sick terjadi tiga fase yang
dimulai dengan adanya mutasi dari trabecular meshwork inducible glucocorticoid respons TIGR yang ditandai dengan adanya kerusakan
protein pada endotel trabekular meshwork sehingga mengakibatkan hambatan atau obstruksi pada trabekular meshwork, kemudian dilanjutkan
dengan peningkatan jumlah protein yang rusak pada endotel trabekular meshwork dan menyebabkan trabekular meshwork menjadi sempit yang
akhirnya mengakibatkan terjadinya hambatan atau obstruksi pada trabekular meshwork dan pada fase ketiga diikuti dengan peningkatan
tekanan intra okuli yang juga mengakibatkan terjadinya hambatan atau obstruksi pada trabekular meshwork tetapi belum menyebabkan
kerusakan lebih lanjut dari lapisan serabut syaraf retina dan syaraf optik, sehingga berdasarkan asumsi tersebut BCVA tidak semakin memburuk
dan ginkgo biloba memunyai peran dalam dengan mencegah kerusakan syaraf optik lebih lanjut dengan mempertahankan tajam penglihatan
Lisegang, et al., 2010. Kemajuan pengobatan glaukoma sudut terbuka primer dapat dinilai
secara objektif salah satunya dengan menilai tekanan intra okuli dan diharapkan terjadi penurunan intra okuli yang sesuai target pressure
tercapai. Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan intra okuli yang signifikan pada kedua kelompok. Ini menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kombinasi antara timolol maleat 0,5 dan latanoprost 0,05 efektif dalam menurunkan tekanan intra okuli, dalam hal ini target pressure yang
diharapkan tercapai penurunan TIO 20. Satu penelitian mengatakan bahwa tekanan bola mata yang lebih
tinggi akan lebih memungkinkan terhadap peningkatan progresifitas kerusakan diskus optikus, walaupun hubungan antara tingginya tekanan
bola mata dan besarnya kerusakan, sampai saat ini masih diperdebatkan Lisegang, 2005. Berdasarkan data karakteristik awal, rata-rata tekanan
intraokuli subjek penelitian berkisar antara 22-33 mmHg. Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan intra okuli yang lebih pada
kelompok standar + GB dibandingkan kelompok standar. Hal ini membuktikan bahwa obat standar ditambah ginkgo biloba lebih efektif
dalam menurunkan tekanan intra okuli dimana ginkgo biloba berperan sebagai vasodilator yang dapat meningkatkan perfusi kapiler dan
membantu aliran balik pembuluh darah vena yang terkumpul di dalam
jaringan pada saat jumlah oksigen tidak tercukupi sehingga tidak terjadi peningkatan tekanan intra okuli DeFeudis, 1999.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa radikal bebas berperan dalam patogenese glaukoma. Hal ini terlihat pada tabel karakteristik
dasar awal, kadar plasma MDA meningkat pada baseline kedua kelompok baik kelompok standar + plasebo dan kelompok standar + GB dan kadar
GPx menurun pada baseline kedua kelompok. Sari 2011 melakukan penelitian kadar MDA dan kadar GPx pada penderita glaukoma sudut
terbuka primer dengan kontrol penderita yang tidak menderita glaukoma.
Universitas Sumatera Utara
Didapati peningkatan kadar MDA dan penurunan kadar GPx pada penderita glaukoma sudut terbuka primer dan pada kelompok kontrol
kadar MDA dan kadar GPx dalam batas normal. Radikal bebas dapat menyebabkan perubahan molekuler yang
besar pada mata terutama pada glaukoma, katarak, age related macular degeneration Moteno et al, 2004. Pada glaukoma, terjadinya kerusakan
oksidasi DNA di trabekular meshwork akan menyebabkan terjadinya perubahan regulasi dari matrix extracellular dan regulasi tekanan intra
okuli sehingga menyebabkan terjadinya glaukoma. Sel endotelial trabekular meshwork ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pada
cytokin dan berakibat terjadinya hambatan akuous humor ke canalis sclemmi yang akhirnya terjadinya peningkatan dari tekanan intra okuli
Haefige, et al., 2001
Berbagai substansi biologis dikembangkan sebagai petanda biologis biomarker stress oksidatif. Substansi yang dikenal dan banyak
dipakai sebagai petanda biologis peroksidase lipid dan stress oksidatif adalah malonildialdehyde MDA. MDA merupakan produk utama hasil
oksidasi PUFA dan MDA merupakan salah satu yang paling sering digunakan sebagai indikator peroksidasi lipid Block, et al., 2002.
Selain dari MDA, ada beberapa mekanisme untuk melawan stress oksidatif dengan melibatkan enzim antioksidan seperti gluthathion
peroxidase, katalase, sodium dismutase dan askorbat Haliwell, 1991.
Universitas Sumatera Utara
Gluthathion merupakan suatu tripeptida yang terdiri atas glisin, sistein dan asam glutamat, yang dapat mencegah SOR dengan fungsinya
sebagai antioksidan. Glutation ini dapat juga berhubungan dengan SOR dan bahan karsinogenik melalui reaksi dengan enzim glutation S-
transferase yang akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan jaringan Boveris, et al., 2000.
Dengan meningkatnya kadar plasma MDA dan menurunnya kadar GPx dapat dijadikan sebagai prediksi terhadap progresifitas glaukoma
sudut terbuka primer. Pada Tabel 4.4 dan 4.5 menunjukkan terjadinya perbedaan yang
bermakna pada kelompok standar + GB dibandingkan dengan kelompok standar + plasebo p 0,05. Pada kelompok standar + GB terjadi
penurunan kadar MDA dan peningkatan kadar GPx Kemajuan pengobatan glaukoma sudut terbuka primer secara
objektif juga dapat dinilai berdasarkan lapang pandangan. Pada penderita glaukoma sudut terbuka primer terjadi penurunan lapang pandangan.
Hilangnya lapang pandangan pada glaukoma terutama melibatkan 30 derajat sentral dari lapang pandangan Becker Schaefer, 1999. Pada
Tabel 4.6 dan 4.7 menunjukkan terjadi perbedaan yang bermakna secara statistik antara kelompok standar + GB dan kelompok standar + plasebo
p0,05. Pada kelompok standar+ GB terjadi peningkatan nilai MD dan penurunan nllai PSD yang merupakan salah satu dasar untuk menilai
kemajuan lapang pandangan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya berdasarkan penelitian Ghanem, et al., 2010, yang menilai hubungan marker stress
oksidatif dengan severity dari glaukoma ternyata pada humor akuous penderita glaukoma dijumpai nilai MDA yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol dan terjadi korelasi positif antara nilai MDA yang tinggi dengan rusaknya lapang pandangan.
Belakangan ini, sejalan dengan kemajuan tekhnologi kemajuan pengobatan glaukoma secara objektif dapat dinilai dengan alat Optical
Coherence Tomography OCT untuk menilai ketebalan lapisan serabut syaraf retina, macular thickness dan optic nerve head.
Pada Tabel 4.8 sampai 4.11 menunjukan terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok standar + GB dan kelompok standar + plasebo
p0,05. Pada penelitian ini menunjukkan terjadi gangguan di kuadran superior, nasal, inferior, temporal pada kedua kelompok pada awal
pemeriksaan, tetapi pada kelompok standar + GB terjadi perubahan setelah bulan ketiga dan bulan keenam penelitian p0,05, sedangkan
pada Tabel 4.12 ketebalan mean LSSR dari awal sampai akhir penelitian tidak memperlihatkan perbedaaan yang signifikan p0,05. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pada tahap awal penderita glaukoma sudut terbuka, struktur seluler LSSR kuadran superior dan
inferior adalah yang paling sensitif terhadap perubahan tekanan bola mata dan cenderung menjadi indikasi awal terjadinya glaukoma, namun
ketebalan kuadran lainnya juga memberikan arti penting dalam fungsi penglihatan yang juga perlu dicermati, tetapi mean LSSR selalu tidak
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan adanya perubahan yang signifikan Kaushik dan Pandav, 2010.
Glaukoma merupakan kumpulan penyakit yang ditandai dengan neuropati optik, dalam hal ini terjadi gangguan pada optik disk. Hal ini
terlihat pada tabel karakteristik klinis dimana pada kedua kelompok terjadi perubahan pada disc area, cup area, rim area cup disc ratio, cup disc ratio
vertical dan cup volume Pada Tabel 4.15 sampai 4.17 menunjukkan terjadi perbedaan yang
signifikan secara statistik antara kelompok standar + GB dengan kelompok standar + plasebo terhadap rim area, cup disc ratio dan cup disc
ratio vertical. Pada penderita glaukoma terjadi perubahan nilai cup disc ratio dan cup disc ratio vertical . 0,3 dimana pada awal penelitian
menunjukkan nilai cup disc ratio dan cup disc ratio vertical 0,7- 0,8 dan pada akhir penelitian menunjukkan terjadi perubahan cup disc ratio dan
cup disc ratio vertical yang signifikan pada kedua kelompok. Karakteristik dasar pada akhir penelitian menunjukkan perbedaan
yang sangat bermakna pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol p0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa pemberian ginkgo biloba
sangat efektif sebagai antioksidan sekaligus neuroprotektif dalam menurunkan progresifitas glaukoma sudut terbuka primer.
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang didapat terjadi perubahan pada LSSR, optic nerve head dan lapang pandangan pada
kelompok standar + GB sehingga terjadi penurunan progresifitas syaraf optik. Ini mungkin berkaitan dengan tahapan glaucomatous damage
Universitas Sumatera Utara
dimana sel-sel ganglion retina masih dalam tahap sakit sick dan didukung dengan peningkatan tekanan intra okuli yang tidak terlalu tinggi
sehingga dapat menurunkan progresifitas glaukoma.
5.3. Analisis hubungan MDA dan GPx dengan progresifitas syaraf