Analisis Fosfor .1 Analisis Kualitatif Fosfor Sebagai Posfat Kompleks

3.5.3 Analisis Fosfor 3.5.3.1 Analisis Kualitatif Fosfor Sebagai Posfat Kompleks Analisis kualitatif fosfor dapat dilakukan dengan pereaksi ammonium molibdat. Analisis kualitatif dilakukan pada larutan sampel. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, ditambah pereaksi ammonium molibdat 4 bv ± 2 ml, dikocok dan didiamkan, maka akan terbentuk endapan kuning. 3.5.3.2 Analisis Kuantitatif Fosfor Sebagai Posfat Kompleks 3.5.3.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku KH 2 PO 4 LIB I Ditimbang 1,1 g KH 2 PO 4 yang telah dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105 o C, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 250 ml, ditambahkan 12,5 ml larutan HNO 3 5 N, dikocok hingga larut, dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga garis tanda. Diperoleh konsentrasi fosfor pada Larutan Induk Baku LIB I adalah 1000 µgml.

3.5.3.2.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku KH

2 PO 4 LIB II Dari LIB I dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 250 ml, dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga garis tanda. Diperoleh konsentrasi fosfor pada Larutan Induk Baku LIB II adalah 40 µgml.

3.5.3.2.2 Penentuan Waktu Kerja

Dari LIB II dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan aquadest sehingga volume larutan menjadi 25 ml, ditambahkan 6,5 ml larutan pengembang warna fosfor, dikocok, dicukupkan volume dengan aquadest hingga garis tanda konsentrasi 8 µgml, dan didiamkan kemudian Universitas Sumatera Utara diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 713 nm mulai menit ke-5 hingga menit tertentu dengan interval waktu 1 menit Sinaga, 2011.

3.5.3.2.3 Pembuatan Kurva Serapan Larutan KH

2 PO 4 Dari LIB II dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan akuades sehingga volume larutan menjadi 25 ml, ditambahkan 6,5 ml larutan pengembang warna fosfor, dikocok, dicukupkan volume dengan aquadest hingga garis tanda konsentrasi 8 µgml, dan didiamkan kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 400-800 nm pada waktu kerja diperoleh.

3.5.3.2.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Baku Fosfor

Dari LIB II dipipet berturut-turut 5,0 ml; 7,5 ml; 10,0 ml; 12,5 ml; 15,0 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, kemudian ditambahkan akuades sehingga volumenya masing-masing larutan menjadi 25 ml, ditambahkan 6,5 ml larutan pengembang warna fosfor, dikocok, dicukupkan volumenya dengan akuades hingga garis tanda konsentrasi 4,0 µgml; 6,0 µgml; 8,0 µgml; 10,0 µgml, dan 12 µgml dan didiamkan selama 20 menit kemudian diukur serapan pada panjang gelombang maksimum.

3.5.3.2.5 Penetapan Kadar Fosfor Dalam Sampel

Larutan sampel dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan akuades sehingga volume larutan menjadi 50 ml, ditambahkan 13 ml larutan pereaksi pengembang warna fosfor, dikocok, dicukupkan volume dengan akuades hingga garis tanda kemudian didiamkan. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum. Nilai serapan yang diperoleh harus berada didalam rentang nilai kurva kalibrasi larutan baku, Dengan demikian konsentrasi fosfor dapat dihitung berdasarkan persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Universitas Sumatera Utara Kadar fosfor dapat dihitung dengan rumus: Kadar mcgg = C x V x Fp W Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran mcgml V = Volume labu kerja ml Fp = Faktor pengenceran W = Berat sampel g Contoh perhitungan hasil penetapan kadar fosfor dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 41 dan data hasil analisis kadar fosfor seluruhnya untuk setiap jenis buah petai padi dan buah petai papan dengan 6 kali replikasi dapat dilihat pada Lampiran 8, halaman 42. Kadar fosfor sebenarnya dalam sampel dapat dihitung dengan rumus: µ = x ± t α2, dk x SD √n Keterangan: x : kadar rata-rata sampel SD : Standar Deviasi dk : derajat kebebasan dk = n-1 α : tingkat kepercayaan n : banyak data Walpole, 1995. Perhitungan kadar fosfor sebenarnya dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 43, 44, 45, dan 46.

3.5.4 Uji Perolehan Kembali Recovery