Analisis kuantitatif secara spektrofotometri dapat dilakukan dengan metode regresi dan pendekatan Holme dan Peck, 1983:
1. Metode Regresi
Analisis kuantitatif dengan metode regresi dilakukan dengan menggunakan persamaan garis regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi
larutan baku yang dibuat dalam berbagai konsentrasi, paling sedikit mnggunakan lima konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan linier,
kemudian diplot mengasilkan suatu kurva kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut.
2. Metode Pendekatan
Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan larutan baku yang konsentrasinya diketahui dengan serapan larutan
sampel. Konsentrasi sampel dapat dihitung melalui perbandingan C
s
= Ab
Cb As.
dimana A
s
= serapan sampel, C
s
= konsentrasi sampel, A
b
= serapan baku, dan C
b
= konsentrasi baku.
2.4 Parameter Validasi
Validasi adalah kerja yang dicatat dalam dokumen untuk membuktikan bahwa prosedur analisis yang diuji akan dapat memenuhi fungsi yang sesuai
dengan tujuannya dengan konsisten dan betul-betul memberikan hasil seperti yang diharapkan. Tujuan validasi adalah agar prosedur analisis tersebut diketahui
akurasi dan variabilitasnya, gangguan yang mungkin ada teridentifikasi dan diketahui pula kespesifikan, presisi, serta kepekaannya limit deteksi. Parameter
Universitas Sumatera Utara
analisis khas yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, kespesifikan, limit deteksi, kelinieran, dan rentang Satiadarma, dkk., 2004.
Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh dengan prosedur tersebut dari harga yang sebenarnya. Akurasi
merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis. Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian di antara masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis
diterapkan berulangkali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari suatu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi standar relatif
koefisien variasi Satiadarma, dkk., 2004. Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah kemampuannya untuk
mengukur kadar analit secara khusus dengan akurat, di samping komponen lain yang terdapat dalam matriks sampel. Kespesifikan sering kali dinyatakan sebagai
derajat bias dari hasil analisis sampel yang mengandung pencemaran, hasil degradasi, senyawa sejenis yang ditambahkan atau komponen matriks,
dibandingkan dengan hasil uji sampel analit tanpa zat tambahan Satiadarma, dkk., 2004.
Limit deteksi dari suatu metode analisis adalah nilai parameter uji batas, yaitu konsentrasi analit terendah yang dapat dideteksi, tetapi tidak dikuantitasi
pada kondisi percobaan yang dilakukan. Limit deteksi dinyatakan dalam konsentrasi analit dalam sampel Satiadarma, dkk., 2004.
Limit kuantitasi dari suatu metode analisis adalah nilai parameter penentuan kuantitatif senyawa yang terdapat dalam konsentrasi rendah dalam
matriks. Limit kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi
Universitas Sumatera Utara
eksperimen yang ditentukan. Limit kuantitasi dinyatakan dalam konsentrasi analit dalam sampel Satiadarma, dkk., 2004.
Penentuan batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada standar deviasi SD respon dan kemiringan slope linieritas baku dengan rumus:
SD = 2
2
− −
∑
n x
x
LOD = slope
X xSY
3
Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus Harmita, 2004:
LOQ = slope
X xSY
10
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13.
2.5 Uji Recovery