2.2.1 Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1 dari berat badan. Kurang lebih 85 fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam
kalsium fosfat yang tidak dapat larut yang terdapat di dalam tulang dan gigi. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1 : 2 dengan kalsium. Fosfor
selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen
struktur dinding sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam
bentuk Adenin TriPosfat ATP Almatsier, 2004. Fosfor mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein, sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen esensial bagi banyak sel dan merupakan alat transport asam lemak. Fosfor berperan pula dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa Pudjiadi, S., 2000. Pada umumnya bahan makanan yang mengandung banyak kalsium
merupakan juga sumber fosfor, seperti susu, keju, daging, ikan, telur, dan serealia. Biasanya kira-kira 70 dari fosfor yang berada dalam makanan dapat diserap oleh
tubuh. Penyerapan akan lebih baik bila fosfor dan kalsium dimakan dalam jumlah yang sama Poedjiadi, A., 2006.
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf
absorbsi dapat mencapai 90 dari konsumsi fosfor. Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi
Universitas Sumatera Utara
secara aktif dan difusi pasif. Terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida Almatsier, 2004.
Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorbsi fosfor adalah magnesium dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam
yang tidak larut dalam air. Angka kecukupan fosfor rata-rata sehari adalah 400- 500 mg Almatsier, 2004.
2.2.2 Kekurangan Fosfor
Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusi; Karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan
tanaman, maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan Almatsier, 2004.
Gejala kekurangan fosfor dapat terjadi pada individu yang mendapat nutrisi parenteral lama atau mereka yang banyak menggunakan antasida Pudjiadi,
S., 2000. Aluminium hidroksida yang terdapat dalam antasida dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorbsi. Kekurangan fosfor menyebabkan
kerusakan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya
pertumbuhan tulang sehingga kebutuhan fosfor yang tidak bisa dipenuhi oleh ASI Almatsier, 2004.
2.2.3 Analisis Kualitatif Fosfor Sebagai Posfat Kompleks.