Gambaran Umum Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan cara menggunakan Microsof Exel, dan selanjutnya dilanjutkan dengan pengujian statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan suatu Software, yaitu Software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu terdiri dari 23 perusahaan manufaktur. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan metode purposive sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel sebanyak 12 sampel yang memenuhi kriteria. Sehingga sampel data sebanyak 12 yaitu 12x3 tahun. Universitas Sumatera Utara 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistil deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata mean dan standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs internet yaitu www.idx.co.id . Berupa sampel data keuangaan perusahaan manufaktur dari tahun 2010-2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Profitabilitas yang diwakili oleh PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return On Assets. Dan PBV, DER, EPS sebagai variabel bebas independen variabel dan volume harga saham sebagai variabel terikat dependen variabel. Analisis statistik dekriptif variabel tersebut dari perusahaan manufaktur selama periode tahun 2010-2013 disajikan dalam table 4.1 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Table 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Sumber : Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada Tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa : 1. N merupakan data yang valid yaitu sebanyak 36 buah 2. Harga saham memiliki jumlah sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 902, maksimum tebesar 6806, dan mean rata-rata 2703,44, dengan standar deviasi simpangan baku variabel ini adalah 1885,162. 3. Return On Assets ROA memiliki jumlah sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 0,03116, maksimum terbesar 0,38951 dan mean rata-rata 0,0952914 denagn standar deviasi simpangan baku variabel ini adalah 0,07275346. 4. Earnings Per Share EPS memiliki jumlah sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 35,04815, maksimum Descriptive Statistics 36 ,69773 1,84444 1,2946550 ,33241856 36 ,21500 2,40761 1,1079353 ,60814356 36 35,04815 60,50841 45,47596 7,62993154 36 ,03116 ,38951 ,0952914 ,07275346 36 902 6806 2703,44 1885,162 36 PBV DER EPS ROA Harga Saham Rp Valid N listwise N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Universitas Sumatera Utara terbesar 60,50841 dan mean rata-rata 45,47596 dengan standar deviasi simpangan baku variabel ini adalah 7,62993154. 5. Debt to Equity Ratio DER memiliki jumlah sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 0,21500, maksimum terbesar 2,40761 dan mean rata-rata 1,1079353 dengan standar deviasi simpangan baku variabel ini adalah 0,60814356. 6. Price Book Value PBV memiliki jumlah sampel N sebanyak 36, dengan nilai minimum terkecil 0,69773, maksimum terbesar 1,84444 dan mean rata-rata 1,2926550 dengan standar deviasi simpangan baku variabel ini adalah 0,33241856 .

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda yakni dari uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kelayakan apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan pendekatan analisis grafik dan analisis statistik, pendekatan analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot, analisis statistik Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov, dengan membuat hipotesis : Ho : Data resudal berdietribusi normal Ha : Data resudal tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika signifikannya lebih kecil 0,05 maka Ho ditolak. Table 4.2 Uji Normalitas Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan data bersifat normal, hal ini ditunjukan oleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed yakni 0,554 lebih besar dari pada nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel risudal berdistribusi normal. Untuk itu dilanjutkan dengan uji asumsi kalsik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 36 ,0000000 1508,282557 ,132 ,132 -,088 ,794 ,554 N Mean Std. Deviati on Normal Parameters a,b Absolute Positive Negati ve Most Extrem e Di fferences Kolmogorov-Sm irnov Z As ymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Res idual Test di stribution is Norm al. a. Calculated from data. b. Universitas Sumatera Utara juga dilampirkan grafik histogram dan flot data yang terdistribusi normal : Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik Normal Plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa data telah berdistribusi secara normal. Demikian pula hasilnya dengan grafik Normal Plot terlihat bahwa titik-titik Universitas Sumatera Utara menyebar di sekitar garis diagnosal tersebut. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali 2006:92 mengemukakan bahwa “nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10”. Berikut ini adalah hasil penelitian uji multikolinearitas yang ditujukan sebagai berikut : Table 4.3 Uji Multikolinearitas Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Coefficients a -1199,062 2010,873 -,596 ,555 638,838 835,501 ,113 ,765 ,450 ,951 1,051 237,487 469,510 ,077 ,506 ,617 ,900 1,111 32,335 37,009 ,131 ,874 ,389 ,920 1,087 14081,365 3750,246 ,543 3,755 ,001 ,986 1,014 Constant PBF DER EPS ROA Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Harga Saham Rp a. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan nilai tolerance 0,10. Nilai tolerance untuk Price Book Value PBV adalah 0,951, Debt to Equity Ratio DER 0,900, Earnings Per Share EPS 0,920, dan Return On Assets ROA 0,986. Sedangkan nilai VIF kelima variabel lebih kecil dari 10 yaitu Price Book Value PBV adalah 1,051, Debt to Equity Ratio DER 1,111, Earnings Per Share EPS 1,087, dan Return On Assets ROA 1,014, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas variabel independen.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data denagn program SPSS 18.0. Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengintidikasikan telah terjadi heteroskedasitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Hasil Uji Heteroskedasititas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 yakni sebagai berikut : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan grafik Scatter Plot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan regresi digunakan untuk memprediksi harga saham.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson dan uji The Run Test, pengambilan keputusan uji Durbin Watson dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Table 4.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,08 Ada Autokorelasi 1,08-2,34 Tanpa Kesimpulan 1,66-2,34 Tidak ada autokorelasi 2,34-2,92 Tanpa Kesimpulan Lebih dari 2,92 Ada Autokorelasi Sumber : Algifari 2000:89 Berikut ini hasil tampilan output SPSS 18.0 tentang Uji Autokorelasi : Universitas Sumatera Utara Table 4.5 Uji Autokorelasi Durbin-Watson Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa tidak dapat ditarik kesimpulan autokorelasi, hal tersebut terlihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 0,955 yakni berada diantara kurang dari 1,08 Artinya dalam model regresi ini ada autokorelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Uji autokorelasi dapat juga dideteksi atau dilihat melalui uji The Run Test . Adapun hasil pengujian The Run Test dapat dilihat sebagai berikut : Model Summary b ,600 a ,360 ,277 1602,640 ,955 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, ROA, DER, PBF, EPS a. Dependent Variable: Harga Saham Rp b. Universitas Sumatera Utara Table 4.6 Uji Autokorelasi The Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -348.25438 Cases Test Value 18 Cases = Test Value 18 Total Cases 36 Number of Runs 10 Z -2.875 Asymp. Sig. 2-tailed .004 a. Median Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi antara nilai residual, hal ini ditunjukkan oleh nilai Asyim. Sig 2-tailed sebesar 0,004 diatas lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5 0,05. 4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1 Koofisien Determinasi R Pada dasarnya R digunakan untuk mengukur persentase atau proporsi variabel independen terhadap variasi baik turunnya variabel dependen. Berikut hasil dari pengolahan data pada Tabel Universitas Sumatera Utara 4.8 dengan menggunakan analisis regresi berganda dimana dilihat nilai koefisien determinasi R sebagai berikut : Table 4.7 Nilai Koefisien Determinan R Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .600 a .360 .277 1602.640 a. Predictors: Constant, ROA, DER, PBF, EPS b. Dependent Variable: Harga Saham Rp Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai R sebesar 0,600, berarti hubungan antara variabel independen PBV ,DER, EPS, dan ROA terhadap harga saham sebesar 60. Artinya memiliki hubungan yang cukup erat, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. 2. Adjust R Square sebesar 0,360 berarti 36 faktor-faktor harga saham dapat dijelaskan oleh ROA, DER, PBV, dan Universitas Sumatera Utara EPS. Sedangkan sisanya sebesar 64 dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Standard Error of Estimated. Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai Standard of Estimated sebesar 1602,640, semakin kecil Standard of Estimated maka model semakin baik.

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan Uji F

Uji Signifikan Simultan atau yang dikenal dengan Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis : Ho: b1=b2=b3=b4=0, artinya Price Book Value X1, Debt to Equity RatioX2, Earnings Per Share X3 dan Return On AssetsX4 secara simultan tidak berpengaruh signifikanterhadap harga saham Y. Ho:b1,b2,b3,b4 0, artinya Price Book Value X1, Debt to Equity RatioX2, Earnings Per Share X3 dan Return On Assets X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham Y Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima apabila F- hitung F- tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara Ha diterima apabila F- hitung F- tabel pada α = 5 Berdasarkan hasil pengolahan data denagn program SPSS versi 18.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut: Table 4.8 Uji Simultan F-test ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.476E7 4 1.119E7 4.357 .007 a Residual 7.962E7 31 2568453.854 Total 1.244E8 35 a. Predictors: Constant, ROA, DER, PBF, EPS b. Dependent Variable: Harga Saham Rp Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan hasil uji statistik SPSS 18.0 pada Tabel 4.9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,0070,05, dan nilai F hitung lebih besar dari pada F. Tabel 4,3572,688. Artinya variabel independen Price Book Value X1, Debt to Equity Ratio X2, Earnings Per Share X3 dan Return On Assets X4 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham Y. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial Uji-t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Uji signifikan parsial uji-t ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung denagn t tabel. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Hipotesis : Ho : b1 = 0, artinya Price Book Value X1, Debt to Equity Ratio X2, Earnings Per Share X3 dan Return On Assets X4, secara parsial tidak berpengaruh sifnifikan terhadap harga saham Y. Ho : b1 0, artinya Price Book Value X1, Debt to Equity Ratio X2, Earnings Per Share X3 dan Return On Assets X4, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham Y. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima apabila F hitung F tabel pada α = 5 Ha diterima apabila F hitung F tabel pada α = 5 Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Table 4.9 Uji Signifikan Parsial T-test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1199.062 2010.873 -.596 .555 PBV 638.838 835.501 .113 .765 .450 DER 237.487 469.510 .077 .506 .617 EPS 32.335 37.009 .131 .874 .389 ROA 14081.365 3750.246 .543 3.755 .001 a. Dependent Variable: Harga Saham Rp Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 2013 Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan pengaruh masing-masing variable sebagai berikut:

1. Variabel PBV Price Book Value

Variabel PBV tidak berpengaruh signifikan pada α = 5 terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,450 dan T hitung 0,765 T tabel 1,998. Universitas Sumatera Utara

2. Variable DER Debt to Equity Ratio

Variabel DER tidak berpengaruh signifikan pada α = 5 terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,617 dan T hitung 0,506 T tabel 1,988.

3. Variabel EPS Earnings Per Share

Variabel EPS tidak berpengaruh sighnifikan pada α = 5 terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,389 dan T hitung 0,874 T tabel 1,988.

4. Variabel ROA Return On Assets

Variabel ROA berpengaruh positif dan juga ada hubungan yang signifikan pada α = 5 terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI, hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikannya kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,001 nilai T hitung 3,755 T tabel 1,988. Dari tabel koefisian regresi Table 4.10 dapat dibentuk suatu bentuk persamaan regresi berganda, yakni sebagai berikut : Y= -1199,062 + 638,838X 1 + 237,487X 2 + 32,335X 3 + 14081,365X 4 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta α sebesar -1199,062 menunjukkan harga konstanta, artinya jika nilai variabel PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return On Assets = 0, maka tingkat harga saham adalah sebesar -1199,062.

2. Koefisien Price Book Value = 638,838 menunjukkan

bahwa jika variabel Price Book Value X 1 dinaikkan sebesar 1 maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Price Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,450. 3. Koefisien Debt to Equity Ratio = 237,487 menunjukkan bahwa jika variabel Debt to Equity Ratio X 2 dinaikkan sebesar 1 maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,617.

4. Koefisien Earnings Per Share = 32,335 menunjukkan

bahwa jika variabel Earnings Per Share X 3 dinaikkan Universitas Sumatera Utara sebesar 1 maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Earnings Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,389.

5. Koefisien Return On Assets = 14081,365 menunjukkan

bahwa jika variabel Return On Assets X 4 dinaikkan sebesar 1 maka harga saham akan mengalami peningkatan karena Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5 dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 yakni 0,01.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa secara simultan variabel independen PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yaitu pada tahun 2010-2012. Selanjutnya dijelaskan dalam penelitian ini, prifitabilitas yang diwakili oleh variabel PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return on Assets dapat menjelaskan tentang Universitas Sumatera Utara faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 36 sedangkan sisanya sebesar 64 dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Secara parsial variabel Return On Assets ROA berpengaruh positif dan signifikan pada α =5, hal demikian tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditemukan sebelumnya dan mendukung teori bahwa semakin tinggi Return On Assets ROA maka akan menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam mengelolah Assets untuk mengahasilkan laba bagi para pemegang saham. Dalam hal ini Return On Assets ROA memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham. Hal tersebut jelas menguntungkan perusahaan karena investor akan melakukan investasi pada perusahaan dengan didasari oleh anlisis pada Assets perusahaan yang mampu memberikan investor laba besar. Secara parsial variabel PBV Price Book Value tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan pada α =5, hal demikian tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang ditemukan sebelumnya dan mendukung teori. Selanjutnya, variabel DER Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan pada α=5, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan yang mengatakan bahwa DER digunakan sebagai petunjuk untuk melihat seberapa besar daya perusahaan untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham. Hal ini juga tidak mendukung teori bahwa tingkat DER yang tinggi mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan denagn Universitas Sumatera Utara manajemen yang efektif akan menghasilkan laba bagi para investor. Seharusnya dari teori tersebut. DER akan memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham, karena investor tentu cenderung akan melihat perusahaan dengan tingkat pengambilan dalam bentuk laba sebelum investor tersebut berinvestasi. Disisi lain, dalam penelitian ini EPS Earnings Per Share secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan pada α =5 terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Artinya setiap kenaikan EPS akan menurunkan tingkat harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Secara parsial PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return on Assets bahwa nilai standaridlized coefficient adalah 0,113, 0,077, 0,131, 0,543. Dari keempat variabel independen tersebut ROA memiliki nilai tertinggi. Hal tersebut berarti bahwa ROA merupakan variabel utama yang paling sangat dominan dari keempat variabel tersebut yang mempengaruhi variabel independen dalam hal penelitian ini adalah harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada metode penelitian tahun 2010 sampai 2012. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan dalam bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah rasio analisis keuangan yaitu PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Return On Assets terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan bersama-sama, maupun parsial sendiri- sendriindividual. 1. Secara simultan, dari hasil penelitian dengan menggunakan uji F pada SPSS, diketahui bahwa Sig.F lebih kecil dari α , sebesar 0.0070.05, dan nilai F.hitung lebih besar dari F.tabel 4,3572,688 sehingga kriteria Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen PBV Price Book Value, DER Debt to Equity Ratio, EPS Earnings Per Share, dan ROA Retrun On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada priode tahun 2010-2012. 2. Secara parsial, dalam penelitian ini variabel independen Price Book Value PBV mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan pada α =5 terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari Uji-t Universitas Sumatera Utara