Analisis Pengaruh PBV, DER, EPS dan ROA Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PBV, DER, EPS DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

OLEH

TARMIZI ARIF HASIBUAN 080503002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Pengaruh PBV, DER, EPS, dan ROA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan FOOD AND BEVERAGE Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-2012" adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 26 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan

NIM, 080503002 Tarmizi Arif Hasibuan


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PBV, DER, EPS DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham. Informasi analisis rasio keuangan yang meliputi PBV, DER, EPS, dan ROA adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham tahun 2010-2012. Unit analisis yang digunakan yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman di BEI. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu normalisasi, multikolinieriitas, dan autokorelasi. Setelah itu dilakukan uji linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir uji-t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Hasil penelitian menunjukkan hanya ROA (Retrun On Assets) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua rasio keuangan (PBV, DER, EPS, dan ROA) berpengaruh terhadap harga saham.


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS PBV, DER, EPS, AND ROA INFLUENCE ON STOCK PRICES ON COMPANIES FOOD ADN BEVERAGE REGISTERD IN BEI FOR THE

YEAR 2010-2011

The study aims to analyze the effect on stock prices. Information that includes for financial analyze rasio PBV, DER, EPS, and ROA are variables thought to affect stock prices in 2010-2012. The unit of analyze used is the food and beverage industries in BEI. Testing of this research is done by using the classical assumption test, which consists of three basic assumptions, namely normality, multikoliniearitas, and autocorrelation. After the test was performed multiple linear regression performed to determine the regression equation showing the relationship variable is determined by two or more independent variables. F test is performed to determine whether the four independent variables together significantly influence the dependent variable. And the final test-t is used to see the significance of the influence of individual independent variables on the dependent variable to consider other variables are constant.

The result of this research shows only ROA (Retrun On Assets) can influence stock price partially, while other financial ratios not. All financial ratios (PBV, DER, EPS, And ROA) simultaneously influential to stock price.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya, serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH PBV, DER, EPS, dan ROA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAPAT DI BEI PADA TAHUN 2010-2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. H.Azhar Maksum, MEc., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. H. Syafruddin Ginting Sugihen, Mafis., Ak selaku Ketua Departemen S-1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi S1-Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail , M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi.


(6)

4. Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Dra. Sri Muliani, MBA, Ak selaku dosen pembaca penilai.

5. Kedua orangtua penulis yaitu ayahanda Marayunan Hasibuan, Am.Pd dan ibunda Nursaedah Munthe dan Saudara-saudaraku tersayang serta teman-teman seperjuangan. Terimakasih yang tak pernah cukup penulis ucapkan untuk segala kasih sayang, do’a, pengorbanan, serta dukungan selama ini selalu diberikan.

6. Kedua orang yang penulis sayangi yaitu istriku Hafni Erida Siregar dan anakku Nabila Khairunnisa Ramadhani Hasibuan yang selalu memberikan semangat, dukungan, cinta, dan kasih sayang yang tak pernah putus.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

Medan, 26 Mei 2013 Penulis

NIM, 080503002 Tarmizi Arif Hasibuan


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 4

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ………... 5.

1.3.1 Tujuan Penelitian... 1.3.2 Manfaat Penelitian... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis………..…... 7

2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA……….. 7

2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value)…... 7

2.1.1.2 Pengertian DER (Debt to Equity Ratio)... 8

2.1.1.3 Pengertian EPS (Earnings Per Share)... 9

2.1.1.4 Pengertian ROA (Return On Assets)…... 11

2.1.2 Saham………... 13

2.1.2.1 Pengertian Saham……… 13

2.1.2.2 Jenis-Jenis Saham……… 14

2.1.3 Harga Saham………... 15

2.1.4 FaktorYang Mempengaruhi Harga Saham…….. 16

2.2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu………. 17

2.3 Kerangka Konseptual……… 20

2.4 Hipotesis Penelitian……….. 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………... 22

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian... 3.3 Batasan Operasional……….. 22

3.4 Defenisi Operasional ...…... 23

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 23


(8)

3.7 Jenis Data dan Sumber Data………... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data……….. 28

3.9 Teknik Analisis Data……….. 28

3.10 Jadwal Penelitian………. 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum……… 36

4.2 Hasil Penelitian………... 39

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif………... 39

4.2.2 Uji Asumsi Klasik……….. 41

4.2.2.1 Uji Normalitas Data……….. 41

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas……….. 45

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas……….. 47

4.2.2.4 Uji Autokorelasi………. 49

4.2.3 Pengujian Hipotesis……….... 52

4.2.3.1 Koofisien Determinasi (R)………... 52

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)…………. 53

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)……….. 56

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……….. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 64

B. Keterbatasan Penelitian………... 67

C. Saran……… 68

DAFTAR PUSTAKA………. 70


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 19

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan……… 26

3.2 Keputusan Uji Durbin Watson………. 31

3.3 Jadwal Penelitian………... 35

4.1 Data Penelitian………... 37

4.2 Hasil Statistik Deskriptif………... 40

4.3 Uji Normalitas………. 42

4.4 Uji Multikolinearitas………...46

4.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi……….... 49

4.6 Uji Autokorelasi Durbin-Watson………...50

4.7 Uji Autokorelasi TheRun Test………... 51

4.8 Nilai Koefisien Determinan (R)………. 52

4.9 Uji Simultan (F-test)………... 55


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual……… 20

4.1 Grafik Histogram………... 43

4.2 Grafik Normal P-P Plot………. 44


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan……….. 72

ii Data Yang Digunakan Dalam Penelitian………... 73

iii Hasil Descriptives………... 75

iv Uji Kolmogorov Smirnov Variabel……… 76

v Uji Normalitas Variabel Dependen………... 77

vi Analisis Grafik Histogram.………... 78

vii Analisis Normal Probability………... 79

viii Hasil Uji Multikolinearitas……….. 80

ix Hasil Uji Heteroskedastisitas……….. 82

x Grafik Scatterplot………... 84

xi Hasil Uji Autokorelasi The Run Test……….... 85

xii Hasil Uji Persamaan Regresi Linear………... 86

xiii Hasil Uji Simultan (F-test)………... 87


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PBV, DER, EPS DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham. Informasi analisis rasio keuangan yang meliputi PBV, DER, EPS, dan ROA adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham tahun 2010-2012. Unit analisis yang digunakan yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman di BEI. Pengujian terhadap penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu normalisasi, multikolinieriitas, dan autokorelasi. Setelah itu dilakukan uji linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir uji-t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Hasil penelitian menunjukkan hanya ROA (Retrun On Assets) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua rasio keuangan (PBV, DER, EPS, dan ROA) berpengaruh terhadap harga saham.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS PBV, DER, EPS, AND ROA INFLUENCE ON STOCK PRICES ON COMPANIES FOOD ADN BEVERAGE REGISTERD IN BEI FOR THE

YEAR 2010-2011

The study aims to analyze the effect on stock prices. Information that includes for financial analyze rasio PBV, DER, EPS, and ROA are variables thought to affect stock prices in 2010-2012. The unit of analyze used is the food and beverage industries in BEI. Testing of this research is done by using the classical assumption test, which consists of three basic assumptions, namely normality, multikoliniearitas, and autocorrelation. After the test was performed multiple linear regression performed to determine the regression equation showing the relationship variable is determined by two or more independent variables. F test is performed to determine whether the four independent variables together significantly influence the dependent variable. And the final test-t is used to see the significance of the influence of individual independent variables on the dependent variable to consider other variables are constant.

The result of this research shows only ROA (Retrun On Assets) can influence stock price partially, while other financial ratios not. All financial ratios (PBV, DER, EPS, And ROA) simultaneously influential to stock price.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif besar. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal. Dengan menerbitkan saham di pasar modal berarti bahwa perusahaan tidak hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga dimiliki masyarakat (Ponco Satriyo, 2009).

Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya.

Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional. Pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya


(15)

mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas, sehingga hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien (Ponco Satriyo, 2009).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di up date sebagai salah satu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan media pertemuan antara pihak yang membutuhkan modal untuk menjalankan usaha dan pihak lain yang memiliki kelebihan dana ingin melakukan investasi. Investor dapat menginvestasikan dana jangka panjangnya dan investasi tersebut umumnya memberikan return yang lebih besar dari pada tabungan di bank. Sehingga para investor cenderung lebih menyukai investasi di pasar modal dengan membeli saham atau sekuritas.


(16)

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dari interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibanding analisis yang hanya berdasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio (Gede, 2009).

Pada perusahaan publik yang listed pada Bursa Efek Indonesia (BEI), rasio keuangan (Analisis Rasio) yang sering dipakai dalam menganalisis perubahan harga suatu saham adalah PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings per Share) dan ROA (Return on Assets). PBV (Price Book Value) di defenisikan sabagai perbandingan nilai pasar suatu saham terhadap nilai bukunya sendiri. DER (Debt to Equity Ratio) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s aquity yang dimiliki perusahaan. EPS (Earnings Per Share) digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Sedangkan ROA (Return on Assets) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari total aset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Nilai dari keempat rasio keuangan di atas sudah tercantum dalam setiap laporan keuangan perusahaan sehingga lebih mudah bagi investor dalam menganalisisnya untuk kemudian dijadikan dasar menentukan kebijakan portofolio (Gede, 2009).


(17)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui apakah PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), ROA (Return on Assets) mempunyai hubungan terhadap harga saham. Dengan judul :

“Analisis Pengaruh PBV, DER, EPS Dan ROA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012”.

1.2Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah rasio-rasio keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) secara parsial (masing-masing) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.

b. Apakah rasio-rasio keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.


(18)

1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) secara parsial (masing-masing) terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.

b. Untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi penulis pribadi, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi para investor, dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk


(19)

3. Bagi perusahaan, sebagai tambahan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sehingga bisa menjadi pertimbangan dasar untuk meningkatkan penjualan saham.

4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

5. Bagi analisis harga saham, sebagai tambahan informasi untuk melakukan analisis serta meramalkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA 2.1.1.1 Pengertian PBV (Price Book Value)

Rasio PBV (Price Book Value) ini di definisikan sebagai rasio harga saham terhadap nilai buku atau PBV merupakan suatu perbandingan antara harga suatu saham terhadap nilai buku bersih persaham tersebut. Rasio ini membandingkan interprestasi dari sistem pelaporan akuntansi terhadap nilai kekayaan perusahaan (asset bersih di neraca) dengan persepsi investor terhadap nilai pasar dari kekayaan perusahaan tersebut (kapitalisasi pasar). Rasio PBV (Price Book Value) sebesar 1,0 menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan sama dengan nilai neracanya atau nilai buku (Warren,Reeve, 2004:569).

Nilai buku persaham dihitung dengan total asset perusahaan dikurangi dengan total kewajibannya dan selisihnya kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini dihitung dengan rumus :

Harga Saham

Price Book Value = Nilai Buku Per Saham


(21)

2.1.1.2 Pengertian DER (Debt to Equity Ratio)

“Rasio DER (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio keuangan yang tergolong dalam struktur modal dan solvabilitas yang berfungsi untuk menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang” (Subramanyam dan Jhon,2010:43:44). Menurut Kasmir (2008:166) menyebutkan bahwa debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total hutang dengan ekuitas (modal sendiri). Faktor debt to equity ratio (DER) merupakan ukuran resiko yang menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Keberadaan DER biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage dari suatu perusahaan. Bhandari dalam Halim (2006:5) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi memberikan rata-rata return yang lebih tinggi daripada perusahaan yang memiliki tingkat DER rendah. Dengan demikian dapat diduga bahwa rasio keuangan debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Rasio DER ini dihitung dengan rumus :

Total Kewajiban

Debt to Equity Ratio = x 100% Total Equitas


(22)

2.1.1.3 Pengertian EPS (Earnings Per Share)

Dalam lingkaran keuangan, alat ukur dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan yang paling sering digunakan adalah EPS. Angka yang ditunjukkan dari EPS inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta EPS juga relevan untuk menilai efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran deviden.

Biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tiap lembar saham dapat menghasilkan keuntungan untuk pemiliknya. Earnings Per Share dirumuskan dengan perbandingan antara laba siap bagi dengan total lembar saham sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan per Desember atau Earnings Per Share juga dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Angka tersebut adalah jumlah yang disediakan bagi para pemegang saham umum setelah dilakukan pembayaran seluruh biaya dan pajak untuk periode akuntansi terkait. Rasio di atas menunjukkan bahwa Rp.1,- dari laba bersih


(23)

yang dilaporkan menghasilkan pendapatan bagi para pemegang saham biasa beredar sebesar RP.xxx,- per lembar saham. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (Harahap, 201:2007).

Perumusan EPS dapat dirumuskan sebagai berikut :

Atau dengan rumus :

Pada rumus Earnings Per Share, dapat dikemukakan bahwa

perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan saham biasa yang beredar maka penyebut rumus tersebut tetap menunjukkan jumlah saham biasa yang beredar pada akhir tahun. Apabila terdapat perubahan jumlah saham biasa yang beredar karena adanya penerbitan saham baru atau pemecahan saham maka penyebut rumus tersebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar.

Laba Bersih Setelah pajak

Earnings Per Share = Jumlah Saham Beredar

Laba Bersih – Deviden Saham Preferen Earnings Per Share =


(24)

2.1.1.4 Pengertian ROA (Return on Assets)

Menurut Mardiyanto (2009:196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.

Menurut Dendawijaya (2003:120) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap


(25)

harga saham perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007:196) angka ROA dapat dikatakan baik apabila >2%.

Return on Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan .

Perumusan ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

2.1.2 Saham

2.1.2.1 Pengertian Saham

Saham merupakan surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan yang dapat diperjual belikan oleh perorangan atau lembaga di Bursa Efek Indonesia. Saham juga dapat didefenisikan sebagai tanda penyerta atau pemilik seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan suatu saham tersebut.

Ada beberapa karakteristik saham menurut Fakhruddin (2001:8), yaitu sebagai berikut:

Laba Bersih Setelah pajak

Return On Assets = x 100% Total Assets


(26)

1. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

2. Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

3. Memiliki hak terakhir (yunior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua perusahaan dilunasi.

4. Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

5. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.

Ada dua keuntungan yang akan diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, keuntungan atau manfaat tersebut berupa :

1. Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder.

2.1.2.2 Jenis –jenis Saham

Ditinjau dari segi kemampuan dan manfaatnya, saham dapat digolongkan ke dalam saham biasa (Common Stock), dan Saham Preferen (Preferred Stock) (Fakhruddin, 2001: 12) :


(27)

1. Saham biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi.

2. Saham preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

2.1.3 Harga Saham

Saham merupakan surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan yang dapat diperjual belikan oleh perorangan atau lembaga di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan harga saham merupakan nilai yang harus dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham dalam rangka melakukan penyertaan modal.

Terdapat beberapa pengertian dari harga saham antara lain :

1. Harga Nominal

Harga nominal atau nilai pari (Var Value), adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Besarnya harga nominal ini tergantung pada keinginan emiten.


(28)

2. Harga Perdana

Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan dalam bursa efek, atau merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dengan penjamin emisi.

3. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham dicatatkan ke bursa.

4. Harga Pembukaan

Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual atau pembeli saat jam bursa dibuka. Harga pembukaan ini dimungkinkan akan berubah menjadi harga pasar.

5. Harga Penutup

Harga penutup adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Harga penutup juga dimunkinkan akan menjadi harga pasar.

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini yakni harga saham akhir transaksi (Closing Price) yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga tahunan dengan menggunakan formula sebagai berikut :

Harga SahamTransaksi Satu Tahun Rata-rata Harga Saham Tahunan =


(29)

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2003:57), ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham, yaitu :

1. Deviden

2 Pemecahan Saham

3. Pembelian Kembali Saham 4. Penerbitan Saham

2.1.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.

Lenny (2010) dalam penelitiannya menguji pengaruh DER (Debt to Equity Ratio), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return on Assets), dan ROE (Return on Equity) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel bebas yaitu DER (Debt to Equity Ratio), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return on Assets), dan ROE (Return on Equity) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara simultan variabel bebas yaitu DER, NPM, ROA, dan ROE berpengaruh terhadap harga saham.

Yuliana (2007) dalam penelitiannya menganalisis tentang “Pengaruh ROE (Retrun on Asset), NPM (Net Profit Margin), EPS


(30)

(Earnings Per Share), dan DER (Debt to Equity Ratio) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEJ”. Hasil penilitiannya menyimpulkan bahwa hanya ROE dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Cory (2011) dalam penelitiannya mengenai “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Retrun On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial, setiap variabel independen yang diteliti yaitu CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio), LTDtER (Long Term Debt to Equity Ratio), TATO (Total Assets Turn Over), ROI (Return on Investment), ROE (Return on Equity), dan PER (Price Earnings Ratio) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitin terdahulu dapat dilihat sebagi berikut :


(31)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Variabel Hasil

Lenny (2010)

Pengaruh DER (Debt to Equity Ratio), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Assets) dan ROE (Return On Equity) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta.

Variabel Independen: DER, NPM, ROA, dan ROE Variabel Dependen : Harga Saham

Variabel bebas DER, NPM, ROA dan ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara simultan variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap saham. Yuliana (2007)

Pengaruh ROE (Retrun On Equity), NPM (Net Profit Margin), EPS (Earnings Per Share), dan DER (Debt to Equity Ratio) terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ.

Variabel Independen: ROE, NPM, EPS, dan DER Variabel Dependen : Harga Saham

Hanya ROE dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Cory (2011)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity, Ratio Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Trun Over, Retrun On Investment, Return On Equity

dan Price Ernings Ratio

terhadap harga saham pada perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI. Variabel Independen: CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE dan PER Variabel Dependen : Harga Saham

CR, DER, LTDtER, TATO, ROI, ROE, dan PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan pengujian secara simultan bahwa variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(32)

2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan peneliti terdahulu maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut:

2

1

Variabel Independen Variabel

Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Price Book Value

(PBV)

X1

Harga Saham ( Y )

Retrun On Assets

(ROE)

X4

Debt to Equity Ratio

(DER)

X2

Earnings Per Share

(EPS)


(33)

Gambar 2.1 menjelaskan tentang hubungan kausal antara variabel independen yaitu : Price Book Value (PBV) (X1) , Debt to Equity Ratio (DER) ( X2) ,

Earnings Per Share (EPS) (X3), Return On Assets (ROA ) (X4), terhadap variabel dependen,yaitu harga saham (Y). Pada gambar tersebut, pada No.1 diterangkan bahwa, peneliti ingin mengetahui secara pasti apakah ada hubungan secara simultan (bersama-sama) antara variabel independen secara keseluruhan yang diwakili oleh PBV, DER, EPS, dan ROE terhadap variabel dependen yang diwakili oleh harga saham. Sedangkan pada No.2 menerangkan bahwa, peneliti ingin mengetahui secara pasti apakah ada hubungan secara parsial (sendiri-sendri/individu) antara rasio keuangan PBV (Price Book Value) terhadap harga saham, antara rasio keuangan DER (Debt to Equity Rasio) terhadap harga saham, antara rasio keuangan EPS (Earnings Per Share) terhadap harga saham, dan antara rasio keuangan ROE (Retrun On Assets) terhadap harga saham.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah, Erlina (2008:49), “mengatakan hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk di uji secara emperis”. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruksi yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan


(34)

sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi dan akan terjadi.

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah, serta kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian ini adalah Earnings Per Share (EPS) yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan semua rasio keuangan yaitu : Price Book Value (PBV), Debt to Equity Rasio (DER), dan Retrun On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Food dan Bevarage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kausal. Jenis penelitian asosiatif kausal digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti. Menurut Erlina (2008:34) “penelitian asosiatif kausal adalah hubungan antara dua variabel atau lebih”.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada perusahaan-perusahan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dan dapat di akses melalui situs we

tersebut pada tahun 2010-2012.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi. Adapun yang menjadi batasan operasional yaitu :

1. Penelitian dilakukan hanya pada perusahaan Food dan Beverage yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(36)

3. Untuk pengukuran rasio keuangan (Analisis Rasio) yaitu rasio keuangan PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets).

3.4 Defenisi Operasional

Penelitian ini melibatkan dua variabel yang terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Variabel independen terdiri dari rasio keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.

Menurut Subramanyam dan John (2010:16) mengatakan bahwa “Analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunanan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja perusahaan dimasa yang akan datang”. Sedangkan menurut Subramanyam dan John (2010:40) juga menyatakan bahwa “Analisis Rasio adalah salah satu alat analisis keuangan dalam menyatakan hubungan sistematis antara dua kuantitas”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis Rrasio Keuangan adalah suatu alat untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan serta menilai kinerja perusahaan dimasa yang akan datang dengan menggunakan/membandingkan laporan keuangan perusahaan dalam satu priode.


(37)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Dalam hal ini Rasio keuangan yang diteliti terdiri dari PBV (Price Book Value) adalah sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham terhadap nilai bukunya sendiri, DER (Debt to Equity Ratio) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan, EPS (Earnings Per Share) dipergunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan, dan ROA (Return on Assets) merupakan salah satu rasio keuangan dalam menilai atas total asset, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata total aktiva.

Saham merupakan surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan yang dapat diperjual belikan oleh perorangan atau lembaga di Bursa Efek Indonesia. Harga saham merupakan nilai yang harus dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham dalam rangka melakukan penyertaan modal.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi di dalam penelitian ini adalah perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Dimana perusahaan tersebut memiliki laporan

keuangan yang lengkap dan dipublikasikan di


(38)

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina, 2008:75). Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan beberapa pertimbangan. Teknik pengambilan sampel selama pengamatan, yakni tahun 2010 sampai dengan 2012 terdiri dari 23 perusahaan.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan. Adapun yang menjadi kriteria penulis dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan lengkap dan audited kepada Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian tahun 2010-2012.

3. Perusahaan Food dan Beverage yang tidak mengalami rugi namun mengalami peningkatan laba pada tahun 2010-2012.

4. Perusahanan tersebut tidak mengalami delisting di Bursa Efek Jakarta selama priode 2010-2012.

Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh 12 perusahaan Food dan Beverage yang memenuhi kriteria penelitian.


(39)

Table 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan

No Kode Nama Perusahan Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √ √ 1

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 2

3 AITO Tri Bayan Tirta Tbk √ x √ √

4 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk x x x x

5 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 3

6 DAVO Davomas Abadi Tbk √ x x x

7 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ 4

8 FAST Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ x

9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk √ √

x

10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 5

11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 6

12 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ √ 7

13 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ 8

14 ROTI Nipon Indosari Corpindo Tbk √ √ x √

15 SHDA Sari Husada Tbk √ √ x √

16 SKBM Sekar Bumi Tbk √ √ x √

17 SIPD Sierad Produce Tbk √ √ x x

18 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ √ 9

19 SMAR SMART Tbk √ √ x √

20 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ √ 10

22 SUBA Suba Indah Tbk √ √ x x

22 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ 11

23 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry. Tbk √ √ √ √ 12


(40)

3.7 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder. Menurut (Umar 2003:60), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya data dalam bentuk table, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informative jika digunakan oleh pihak lain”. Waktu pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series dan data cross section. “Data time series (data deretan waktu) adalah sekumpulan data dari fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa waktu, misalnya mingguan, bulanan, dan tahunan” (Umar, 2003:61). “Data Cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu” (Umar, 2003:70).

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah laporan keuangan untuk menganalisis rasio keuangan yang diwakili oleh PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets). Data sekunder didalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa

Efek Indonesia yait

sekunder untuk penelitian ini adalah data laporan keuangan (Income Statement) seluruh perusahaan Food dan Beverage yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012.


(41)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan Food dan Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan periode pengamatan, dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder yang telah dipublikasikan di dalam periode pengamatan.

3.9Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk “menginformasikan nilai minimum, maksimum, mean, standart devisi, dan menguji apakah data berdestribusi normal atau tidak” (Wijaya,2011:14).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum model regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji, apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak, penggunaan model analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(42)

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008:12), “Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau resudal memiliki distributor normal”. Pengujian normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikan yang sudah ditentukan. Pedoman pengambilan keputusan tentang data yang mendekati distribusi normal adalah sebagai berikut:

1. Nilai Sig. atau signifikan rasio keuangan ditentukan sebesar 0,05, apabila p > 0,05 maka distribusi data normal

2. Nilai Sig. atau signifikan rasio keuangan ditentukan sebesar 0,05, apabila p < 0,05 maka distribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” (Ghozali, 2005:91). Suatu model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, untuk mengetahui apakah ada gejala multikolinearitas atas model regresi yakni dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance factor (VIF). Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai


(43)

c. Uji Heteroskedastistas

Menurut Erlina (2008:106), “Uji heteroskedatistas bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidak samaan variabel dari resudal atau pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varian dari resudal satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Pengujian ada tidaknya heteroskedatisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter-Plot dengan dasar analisis sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada priode t dengan kesalahan pada priode t-1. Pengujian autokorelasi dapat dideteksi dengan uji Durbin Watson.


(44)

Tabel 3.2

Tabel Keputusan Uji Durbin Watson

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,08 Ada Autokorelasi

1,08-2,34 Tanpa kesimpulan

1,66-2,34 Tidak ada autokorelasi

2,34-2,92 Tanpa kesimpulan

Lebih dari 2,92 Ada autokorelasi

Sumber : Algifari (2008:89)

3. Model dan Tekhnik Analisis Data

Model dan tekhnik analisis data dapat diuji dengan menggunakan model analisis Regresi Linier berganda dan Uji Hipotesis. Model regresi linier berganda dan uji hipotesis tersebut dinyatakan dengan bentuk persamaan sebagai berikut :

a. Analisis Linier Berganda

Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Variabel dependen (Harga Saham)

α

= Konstanta


(45)

X1 = Variabel Independen 1 PBV (Price Book Value)

X2 = Variabel Independen 2 DER (Debt to Equity Ratio)

X3 = Variabel Independen 3 EPS (Earnings Per Share)

X4 = Variabel Independen 4 ROA (Return On Assets)

b

1,2,3,4 = Koefisisn regresi masing-masing Variabel Independen

e

= Ditribution Error (Faktor Gangguan)

b. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji- F)

Menurut Ghozali (2005:84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen”.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Return on Assets

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Ha : b1 = b2 = b3 = b4≠ 0, artinya variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Return On Assets

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F- tabel dengan ketentuan sebagai berikut:


(46)

Jika F-hitung < F-tabel atau Sig.>

α

, untuk

α

= 5%, maka Ho diterima.

Jika F-hitung > F-tabel atau Sig.<

α

, untuk

α

= 5%, maka Ha diterima.

2. Uji Parsial (Uji- t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yang dimaksud dalam model regresi linier berganda mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Menurut Ghozali (2006:84), Uji-t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0 artinya variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Return On Assets secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Ha : b2 ≠ 0 artinya variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share, dan Return On Assets secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Pengujian dilakukan menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian pada α 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom)


(47)

atau df = (n-k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung

dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika

t

-hitung <

t

-tabel atau Sig. >

α

, untuk

α

= 5%, maka Ho diterima.

Jika

t

-hitung >

t

-tabel atau Sig. <

α

, untuk

α

= 5%, maka Ha diterima.

4. Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

proforsi atau persentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1) hal ini berarti bila R² = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap varibel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan

semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan

semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(48)

3.10 Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No Tahapan

penelitian

Feb-2013 Mar-2013 Apr-2013 Mei-2013 Jun-2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

4 Bimbingan Skripsi

5

Penyelesaian Laporan Penelitian

6 Ujian

Konfrehensif


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan cara menggunakan

Microsof Exel, dan selanjutnya dilanjutkan dengan pengujian statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan suatu Software, yaitu Software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan berdasarkan criteria yang telah ditetapkan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu terdiri dari 23 perusahaan manufaktur. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan metode purposive sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka diperoleh sampel sebanyak 12 sampel yang memenuhi kriteria. Sehingga sampel data sebanyak 12 yaitu (12x3 tahun).


(50)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistil deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs internet

yaitu

manufaktur dari tahun 2010-2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Profitabilitas yang diwakili oleh PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets). Dan PBV, DER, EPS sebagai variabel bebas (independen variabel) dan volume harga saham sebagai variabel terikat (dependen variabel). Analisis statistik dekriptif variabel tersebut dari perusahaan manufaktur selama periode tahun 2010-2013 disajikan dalam table 4.1 berikut ini:


(51)

Table 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Sumber : Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif pada Tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. N merupakan data yang valid yaitu sebanyak 36 buah

2. Harga saham memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 36, dengan nilai minimum (terkecil) 902, maksimum (tebesar) 6806, dan mean (rata-rata) 2703,44, dengan standar deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 1885,162.

3. Return On Assets (ROA) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 36, dengan nilai minimum (terkecil) 0,03116, maksimum (terbesar) 0,38951 dan mean (rata-rata) 0,0952914 denagn standar deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 0,07275346.

4. Earnings Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 36, dengan nilai minimum (terkecil) 35,04815, maksimum

Descriptive Statistics

36 ,69773 1,84444 1,2946550 ,33241856 36 ,21500 2,40761 1,1079353 ,60814356 36 35,04815 60,50841 45,47596 7,62993154

36 ,03116 ,38951 ,0952914 ,07275346

36 902 6806 2703,44 1885,162

36 PBV(%)

DER(%) EPS(%) ROA(%)

Harga Saham (Rp) Valid N (listwise)


(52)

(terbesar) 60,50841 dan mean (rata-rata) 45,47596 dengan standar deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 7,62993154.

5. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 36, dengan nilai minimum (terkecil) 0,21500, maksimum (terbesar) 2,40761 dan mean (rata-rata) 1,1079353 dengan standar deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 0,60814356.

6. Price Book Value (PBV) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 36, dengan nilai minimum (terkecil) 0,69773, maksimum (terbesar) 1,84444 dan mean (rata-rata) 1,2926550 dengan standar deviasi (simpangan baku) variabel ini adalah 0,33241856 .

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda yakni dari uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

4.2.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kelayakan apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan pendekatan analisis grafik dan analisis statistik, pendekatan analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot, analisis statistik


(53)

dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov, dengan membuat hipotesis :

Ho : Data resudal berdietribusi normal

Ha : Data resudal tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima, sedangkan jika signifikannya lebih kecil 0,05 maka Ho ditolak.

Table 4.2 Uji Normalitas

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan data bersifat normal, hal ini ditunjukan oleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yakni 0,554 lebih besar dari pada nilai signifikansi 0,05 dengan kata lain variabel risudal berdistribusi normal. Untuk itu dilanjutkan dengan uji asumsi kalsik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36 ,0000000 1508,282557 ,132 ,132 -,088 ,794 ,554 N Mean

Std. Deviati on Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negati ve Most Extrem e

Di fferences

Kolmogorov-Sm irnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Res idual

Test di stribution is Norm al. a.

Calculated from data. b.


(54)

juga dilampirkan grafik histogram dan flot data yang terdistribusi normal :

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(55)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik Normal Plot maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan menunjukkan bahwa data telah berdistribusi secara normal. Demikian pula hasilnya dengan grafik Normal Plot terlihat bahwa titik-titik


(56)

menyebar di sekitar garis diagnosal tersebut. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Menurut Ghozali (2006:92) mengemukakan bahwa “nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF> 10”.

Berikut ini adalah hasil penelitian uji multikolinearitas yang ditujukan sebagai berikut :

Table 4.3 Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Coefficientsa

-1199,062 2010,873 -,596 ,555

638,838 835,501 ,113 ,765 ,450 ,951 1,051 237,487 469,510 ,077 ,506 ,617 ,900 1,111 32,335 37,009 ,131 ,874 ,389 ,920 1,087 14081,365 3750,246 ,543 3,755 ,001 ,986 1,014 (Constant) PBF(%) DER(%) EPS(%) ROA(%) Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Harga Saham (Rp) a.


(57)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan nilai tolerance > 0,10. Nilai tolerance untuk Price Book Value (PBV) adalah 0,951, Debt to Equity Ratio (DER) 0,900, Earnings Per Share (EPS) 0,920, dan Return On Assets

(ROA) 0,986. Sedangkan nilai VIF kelima variabel lebih kecil dari 10 yaitu Price Book Value (PBV) adalah 1,051, Debt to Equity Ratio (DER) 1,111, Earnings Per Share (EPS) 1,087, dan

Return On Assets (ROA) 1,014, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas variabel independen.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data denagn program SPSS 18.0.

Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengintidikasikan telah terjadi heteroskedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(58)

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada grafik.

Hasil Uji Heteroskedasititas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 yakni sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan grafik Scatter Plot pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas. Hal ini


(59)

menunjukkan regresi digunakan untuk memprediksi harga saham.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson dan uji The Run Test, pengambilan keputusan uji Durbin Watson

dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Table 4.4

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,08 Ada Autokorelasi

1,08-2,34 Tanpa Kesimpulan

1,66-2,34 Tidak ada autokorelasi

2,34-2,92 Tanpa Kesimpulan

Lebih dari 2,92 Ada Autokorelasi

Sumber : Algifari (2000:89)

Berikut ini hasil tampilan output SPSS 18.0 tentang Uji Autokorelasi :


(60)

Table 4.5

Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa tidak dapat ditarik kesimpulan autokorelasi, hal tersebut terlihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 0,955 yakni berada diantara kurang dari 1,08 Artinya dalam model regresi ini ada autokorelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.

Uji autokorelasi dapat juga dideteksi atau dilihat melalui uji

The Run Test . Adapun hasil pengujian The Run Test dapat dilihat sebagai berikut :

Model Summaryb

,600a ,360 ,277 1602,640 ,955 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), ROA(%), DER(%), PBF(%), EPS(%) a.

Dependent Variable: Harga Saham (Rp) b.


(61)

Table 4.6

Uji Autokorelasi The Run Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -348.25438

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 10

Z -2.875

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Median

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi antara nilai residual, hal ini ditunjukkan oleh nilai Asyim. Sig (2-tailed) sebesar 0,004 diatas lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% (0,05).

4.2.3 Pengujian Hipotesis

4.2.3.1 Koofisien Determinasi (R)

Pada dasarnya R digunakan untuk mengukur persentase atau proporsi variabel independen terhadap variasi baik turunnya variabel dependen. Berikut hasil dari pengolahan data pada Tabel


(62)

4.8 dengan menggunakan analisis regresi berganda dimana dilihat nilai koefisien determinasi (R) sebagai berikut :

Table 4.7

Nilai Koefisien Determinan (R)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .600a

.360 .277 1602.640

a. Predictors: (Constant), ROA(%), DER(%), PBF(%), EPS(%)

b. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai R sebesar 0,600, berarti hubungan antara variabel independen (PBV ,DER, EPS, dan ROA) terhadap harga saham sebesar 60%. Artinya memiliki hubungan yang cukup erat, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat.

2. Adjust R Square sebesar 0,360 berarti 36% faktor-faktor harga saham dapat dijelaskan oleh ROA, DER, PBV, dan


(63)

EPS. Sedangkan sisanya sebesar 64% dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated. Pada Tabel 4.8 dapat dilihat nilai Standard of Estimated sebesar 1602,640, semakin kecil Standard of Estimated maka model semakin baik.

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji Signifikan Simultan atau yang dikenal dengan Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Hipotesis :

Ho: b1=b2=b3=b4=0, artinya Price Book Value (X1), Debt to Equity Ratio(X2), Earnings Per Share (X3) dan Return On Assets(X4) secara simultan tidak berpengaruh signifikanterhadap harga saham (Y).

Ho:b1,b2,b3,b4 # 0, artinya Price Book Value (X1), Debt to Equity Ratio(X2), Earnings Per Share (X3) dan Return On Assets (X4)secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hargasaham (Y)

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:


(64)

Ha diterima apabila F-hitung > F-tabelpada (α = 5%)

Berdasarkan hasil pengolahan data denagn program SPSS versi 18.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 4.8 Uji Simultan (F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.476E7 4 1.119E7 4.357 .007a

Residual

7.962E7 31 2568453.854

Total

1.244E8 35

a. Predictors: (Constant), ROA(%), DER(%), PBF(%), EPS(%)

b. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan hasil uji statistik SPSS 18.0 pada Tabel 4.9 diperoleh nilai Sig. F sebesar 0,007<0,05, dan nilai F hitung lebih besar dari pada F. Tabel (4,357>2,688). Artinya variabel independen Price Book Value (X1), Debt to Equity Ratio (X2),

Earnings Per Share (X3) dan Return On Assets (X4) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y).


(65)

4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Uji signifikan parsial (uji-t) ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung denagn t tabel. Adapun dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Hipotesis :

Ho : b1 = 0, artinya Price Book Value (X1), Debt to Equity Ratio

(X2), Earnings Per Share (X3) dan Return On Assets (X4), secara parsial tidak berpengaruh sifnifikan terhadap harga saham (Y).

Ho : b1 # 0, artinya Price Book Value (X1), Debt to Equity Ratio

(X2), Earnings Per Share (X3) dan Return On Assets (X4), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y).

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel pada (α = 5%) Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel pada (α = 5%)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18.0 diperoleh hasil sebagai berikut :


(66)

Table 4.9

Uji Signifikan Parsial (T-test)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1199.062 2010.873 -.596 .555

PBV(%) 638.838 835.501 .113 .765 .450

DER(%) 237.487 469.510 .077 .506 .617

EPS(%) 32.335 37.009 .131 .874 .389

ROA(%) 14081.365 3750.246 .543 3.755 .001

a. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)

Sumber : Hasil Olah Data SPSS 18.0 (2013)

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan pengaruh masing-masing variable sebagai berikut:

1. Variabel PBV (Price Book Value)

Variabel PBV tidak berpengaruh signifikan pada α = 5% terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,450 dan Thitung (0,765) < Ttabel (1,998).


(67)

2. Variable DER (Debt to Equity Ratio)

Variabel DER tidak berpengaruh signifikan pada α = 5% terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,617 dan Thitung (0,506)< Ttabel (1,988).

3. Variabel EPS (Earnings Per Share)

Variabel EPS tidak berpengaruh sighnifikan pada α = 5% terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini dapat dibuktikan dengan melihat tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,389 dan Thitung (0,874)< Ttabel (1,988).

4. Variabel ROA (Return On Assets)

Variabel ROA berpengaruh positif dan juga ada hubungan yang signifikan pada α = 5% terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hal ini bisa dilihat bahwa tingkat signifikannya kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,001 nilai Thitung (3,755> Ttabel (1,988).

Dari tabel koefisian regresi (Table 4.10) dapat dibentuk suatu bentuk persamaan regresi berganda, yakni sebagai berikut :


(68)

Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta (α) sebesar -1199,062 menunjukkan harga

konstanta, artinya jika nilai variabel PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets) = 0%, maka tingkat harga saham adalah sebesar -1199,062.

2. Koefisien Price Book Value = 638,838 menunjukkan bahwa jika variabel Price Book Value (X1) dinaikkan sebesar 1% maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Price Book Value tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5% dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,450.

3. Koefisien Debt to Equity Ratio = 237,487 menunjukkan bahwa jika variabel Debt to Equity Ratio (X2) dinaikkan sebesar 1% maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5% dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,617.

4. Koefisien Earnings Per Share = 32,335 menunjukkan bahwa jika variabel Earnings Per Share (X3) dinaikkan


(69)

sebesar 1% maka harga saham tidak akan mengalami peningkatan karena Earnings Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5% dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih besar dari 0,05 yakni 0,389.

5. Koefisien Return On Assets = 14081,365 menunjukkan bahwa jika variabel Return On Assets (X4) dinaikkan sebesar 1% maka harga saham akan mengalami peningkatan karena Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada α = 5% dapat dilihat bahwa tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,05 yakni 0,01.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa secara simultan variabel independen PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu pada tahun 2010-2012.

Selanjutnya dijelaskan dalam penelitian ini, prifitabilitas yang diwakili oleh variabel PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) dapat menjelaskan tentang


(70)

faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 36% sedangkan sisanya sebesar 64% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Secara parsial variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan pada α =5%, hal demikian tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditemukan sebelumnya dan mendukung teori bahwa semakin tinggi Return On Assets (ROA) maka akan menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam mengelolah Assets untuk mengahasilkan laba bagi para pemegang saham. Dalam hal ini Return On Assets (ROA) memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham. Hal tersebut jelas menguntungkan perusahaan karena investor akan melakukan investasi pada perusahaan dengan didasari oleh anlisis pada Assets perusahaan yang mampu memberikan investor laba besar.

Secara parsial variabel PBV (Price Book Value) tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan pada α =5%, hal demikian tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang ditemukan sebelumnya dan mendukung teori.

Selanjutnya, variabel DER (Debt to Equity Ratio) secara parsial tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan pada α=5%, hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan yang mengatakan bahwa DER digunakan sebagai petunjuk untuk melihat seberapa besar daya perusahaan untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham. Hal ini juga tidak mendukung teori bahwa tingkat DER yang tinggi mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan denagn


(71)

manajemen yang efektif akan menghasilkan laba bagi para investor. Seharusnya dari teori tersebut. DER akan memberikan pengaruh yang positif terhadap harga saham, karena investor tentu cenderung akan melihat perusahaan dengan tingkat pengambilan dalam bentuk laba sebelum investor tersebut berinvestasi.

Disisi lain, dalam penelitian ini EPS (Earnings Per Share) secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan pada α =5% terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artinya setiap kenaikan EPS akan menurunkan tingkat harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Secara parsial PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return on Assets) bahwa nilai

standaridlized coefficient adalah 0,113, 0,077, 0,131, 0,543. Dari keempat variabel independen tersebut ROA memiliki nilai tertinggi.

Hal tersebut berarti bahwa ROA merupakan variabel utama yang paling sangat dominan dari keempat variabel tersebut yang mempengaruhi variabel independen dalam hal penelitian ini adalah harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada metode penelitian tahun 2010 sampai 2012.


(72)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan dalam bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah rasio analisis keuangan yaitu PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets) terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan (bersama-sama), maupun parsial (sendiri-sendri/individual).

1. Secara simultan, dari hasil penelitian dengan menggunakan uji F

pada SPSS, diketahui bahwa Sig.F lebih kecil dari

α

, sebesar 0.007<0.05, dan nilai F.hitung lebih besar dari F.tabel (4,357>2,688) sehingga kriteria Ho diterima, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen PBV (Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Retrun On Assets) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada priode tahun 2010-2012.

2. Secara parsial, dalam penelitian ini variabel independen Price Book Value (PBV) mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan


(73)

yang dilakuan yang menunjukan bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,450 dan Thitung (0,765) < Ttabel (1,998), sehingga kriteria Ha diterima. Artinya walaupun PBV dinaikkan/diturunkan sebesar satu kesatuan hal ini tidak akan mempengaruhi naik turun nya harga saham.

3. Secara parsial, DER (Debt to Equity Ratio) mempunyai pengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham pada

α

= 5%, hal ini dapat dilihat pada Uji-t yang dilakuan yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,617 dan Thitung (0,506)< Ttabel (1,988), sehingga kriteria Ha diterima. Artinya bahwa walaupun DER dinaikkan/diturunkan sebesar satu kesatuan hal ini tidak akan mempengaruhi harga saham pada perusahaan Food and Beverage tersebut.

4. Secara parsial, variabel EPS (Earnings Per Share) mempunyai

pengaruh positif tetapi tidak signifikan pada

α

= 5% terhadap harga saham, hal ini dibuktikan dengan Uji-t yang dilakukan yang melihat tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 yakni 0,389 dan Thitung (0,874)< Ttabel (1,988). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Yuliana (2007) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel independen EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.


(74)

5. Secara parsial, ROA (Retrun On Assets) mempunyai pengaruh

positif dan signifikan pada

α

= 5% terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari Uji-t yang menghasilkan dilihat bahwa tingkat signifikannya kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,001 nilai Thitung (3,755> Ttabel (1,988), sehingga kriteria Ho terpenuhi.

6. Variabel Retrun On Assets (ROA) merupakan variabel yang dominan diantara ke empat variabel independen lainnya yang mempengaruhi harga saham, hal ini dapat dilihat dari Uji Signifikansi Parsial (T-Test) yang menunjukkan bahwa variabel

yang mendekati signifikansi pada tingkat

α

=5% terhadap harga saham pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI adalah variabel ROA denagan tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,01, sedangkan variabel independen lainnya yaitu PBV = 0,450, DER = 0,617, dan EPS = 0,387, dan dapat dijelaskan dengan pengujian lainnya yang dilakukan oleh penulis.

B.Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang masih memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya dimasa yang akan datang.

Keterbatasan-keterbatasan penelitian itu adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran untuk keempat variabel indevenden yang dilakukan oleh peneliti dibatasi kedalam empat pengukuran rasio keuangan, yaitu PBV


(75)

(Price Book Value), DER (Debt to Equity Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan ROA (Return On Assets). Sementara masih ada rasio keuangan lainnya dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi harga saham.

2. Penelitian hanya difokuskan pada perusahaan makanan dan minuman saja yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Priode penelitian dibatasi hanya pada priode 2010-2012.

C.Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti memberikan saran bagi pihak manajemen, investor, peneliti selanjutnya dan pihak yang berkepentingan dalam hal ini. Saran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, Return On Assets (ROA) merupakan variabel yang dominan mempengaruhi harga saham pada perusahan Food and Beverage yang terdaftar di BEI, oleh karena itu sudah sepantasnya para investor untuk memperhatikan rasio keuangan tersebut dalam melakukan investasi atau berinvestasi pada perusahaan Food and Beverage. Namun disisi lain investor juga harus memperhatikan faktor-faktor tekhnikal lainnya seperti kondisi ekonomi suatu Negara, performance dari perusahaan emiten, tingkat bunga, deviden yield, retrun investasi saham, tingkat GNP, faktor kebijakan makro dan lain sebaginya. Sedangkan bagi perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI hal ini sebaiknya akan meningkatkan pangsa pasar agar memperoleh laba yang lebih tinggi dari penjualan sehingga dapat meningkatkan profabilitas perusahaan. Hal ini kan


(1)

1072,98

6811,55

2703,44

1130,894

36

-3048,061

3538,200

,000

1508,283

36

-1,442

3,633

,000

1,000

36

-1,902

2,208

,000

,941

36

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Dependent Variable: Harga Saham (Rp)

a.


(2)

b. Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatterplot)


(3)

5. Hasil Uji Autokorelasi The Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Value

a

-348.25438

Cases < Test Value

18

Cases >= Test Value

18

Total Cases

36

Number of Runs

10

Z

-2.875

Asymp. Sig. (2-tailed)

.004

a. Median


(4)

6. Hasil Uji Persamaan Regresi Linear

a. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .600a

.360 .277 1602.640

a. Predictors: (Constant), ROA(%), DER(%), PBF(%), EPS(%) b. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)


(5)

b. Hasil Uji Simultan (F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.476E7 4 1.119E7 4.357 .007a

Residual

7.962E7 31 2568453.854

Total

1.244E8 35

a. Predictors: (Constant), ROA(%), DER(%), PBF(%), EPS(%) b. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)


(6)

c. Hasil Uji Parsial (T-test)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1199.062 2010.873 -.596 .555

PBV(%) 638.838 835.501 .113 .765 .450

DER(%) 237.487 469.510 .077 .506 .617

EPS(%) 32.335 37.009 .131 .874 .389

ROA(%) 14081.365 3750.246 .543 3.755 .001

a. Dependent Variable: Harga Saham (Rp)