23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok Effendi Tukiran, 2012. Penelitian survei ini digunakan untuk mengetahui konsumtivisme pada wanita dewasa dalam tiga wilayah konsumsi,
yaitu primer, sekunder, dan tersier dengan rentang usia 20 sampai 24 tahun.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah konsumtivisme pada wanita dewasa awal dalam tiga wilayah konsumsi, yaitu
primer, sekunder, dan tersier dalam rangka pencarfian identitas diri. Konsumtivisme adalah suatu sikap yang dimiliki individu dalam mengkonsumsi
barang karena keinginan mendadak atau sesaat, mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, mengkonsumsi barang demi gengsi karena
bermerek dan mahal, mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan. Erikson
dalam Papalia, dkk, 2009 menjelaskan bahwa krisis identitas jarang
terselesaikan secara penuh di masa remaja, isu-isu yang berkaitan dengan identitas akan muncul lagi berulang kali sepanjang kehidupan masa dewasa.
Hal ini yang menyebabkan kaum muda khususnya wanita masih mencari identitas dirinya yang mudah terjebak pada hasratkeinginan daripada
kebutuhan rasional. Oleh sebab itu, wanita cenderung konsumtif, yang berkonsumsi secara berlebih-lebihan, boros dalam penggunaan uang, dan membeli
produk hanya karena keinginan semata. Wanita dikatakan konsumtif apabila memiliki sekurangnya 2 dari 5
kriteria sebagai berikut: 1 mengkonsumsi barang karena keinginan mendadak atau sesaat, 2 mengkonsumsi barang hanya karena rasa senang atau tertarik, 3
mengkonsumsi barang demi gengsi karena bermerek dan mahal, 4 mengkonsumsi barang demi menjaga penampilan dengan mengikuti mode, dan
5 mengkonsumsi barang lebih dari 4x dalam 1 bulan. Di dalam pemenuhan ketiga wilayah konsumsi, ada mekanisme
mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, yang akan menentukan kecenderungan perilaku manusia terhadap sesuatu yang sedang
dihadapi, yang disebut dengan fenomena sikap Azwar, 2010. Sikap merupakan keteraturan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek Secord Backman dalam Azwar, 2005. Penelitian ini akan menggali lebih
dalam mengenai bentuk-bentuk konsumtif berdasarkan tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier yang dilihat berdasarkan komponen sikap yaitu
kognitif, afektif, dan perilaku. Kuesioner penelitian yang digunakan untuk
menunjukkan konsumtivisme ini berdasarkan pada jenisbentuk wilayah konsumsi menurut Douglas dan Isherwood dalam Featherstone, 2008, yaitu :
1. Kelompok benda baku yang terkait dengan sektor produksi primer makanan
kesukaan, makanan pokok, minuman kesukaan, kopi, minuman beralkohol, fast food, ngemil, ice cream, merokok, dan diet.
2. Kelompok teknologi dan peralatan dasar yang terkait dengan sektor produksi
sekunder kendaraan, helm, baju, celana, rok, pakaian dalam, sepatu, sandal, tas, asesoris, kosmetik wajah, kosmetik rambut dan tubuh, dan salon
kecantikan. 3.
Kelompok waktu luang leisure time yang terkait dengan produksi tersier gadget, mal, diskotik, dan olahraga
Konsumtivisme pada tiga wilayah konsumsi, yaitu primer, sekunder, dan tersier, dapat diungkap berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait
komponen-komponen sikap. Pertama, komponen kognitif dapat diungkap dari benda-benda apa saja yang dikonsumsi, merek yang digunakan, dan harga barang.
Kedua adalah komponen afektif atau perasaan yang dapat diungkap dari suka dan tidaknya mengonsumsi barang, alasan mengonsumsi barang, dan alasan
menggunakan merek. Kemudian, yang ketiga adalah komponen perilaku yang dapat diungkap dari frekuensi atau jangka waktu mengkonsumsi, jumlah
mengkonsumsi, jumlah yang dimiliki, membeli secara mendadak atau tidak, dan tempat membeli.
Peneliti juga menambahkan pertanyaan pada kuesioner tentang uang saku atau pendapatan per bulan dan juga pengeluaran per bulan untuk melihat
seberapa konsumtif atau borosnya subjek penelitian. Apabila uang saku dengan uang pengeluaran sama besarnya, maka dapat dikatakan subjek tersebut
konsumtif. Selain itu, peneliti juga menambah pertanyaan untuk mengkroscek ulang kepada subjek mengenai konsumtif atau tidaknya diri mereka untuk
mempertanggungjawabkan hasil penelitian tersebut.
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian