Dari  penjelasan  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa, konsumtivisme  menawarkan  kebebasan  individu  untuk  memenuhi  aspirasi
keinginannya  tersebut,  sehingga  para  wanita  terjebak  dalam  budaya konsumtivisme yang secara tidak langsung diciptakan oleh produsen.
B. Pencarian Identitas Pada Wanita Dewasa Awal
Masa  dewasa  awal    early  adulthood  dimulai  pada  usia  20  tahun sampai  40  tahun  Papalia,  Olds,  Feldman,  2009.  Kenniston  dalam  Santrock,
2002  berpendapat  bahwa  kaum  muda  tidak  menetapkan  pertanyaan-pertanyaan yang  jawabannya  suatu  saat  akan  menentukan  masa  dewasanya,  pertanyaan-
pertanyaan  tentang  hubungan  seseorang  dengan  masyarakat,  tentang  pekerjaan, tentang peran  sosial, dan  gaya  hidup. Dalam  hal ini, kaum muda dapat dikatakan
masih dalam perkembangan pencarian identitas. Erikson  dalam  Papalia,  Olds,    Feldman,  2009  menjelaskan
bahwa  krisis  identitas  jarang  terselesaikan  secara  penuh  di  masa  remaja,  isu-isu yang  berkaitan  dengan  identitas  akan  muncul  lagi  berulang  kali  sepanjang
kehidupan masa dewasa. Zakiya  2012  menuturkan  bahwa  survei  yang  dilakukan  pada
3.000  perempuan  di  9  kota  besar  Medan,  Palembang,  Jabodetabek,  Bandung, Semarang,  Yogyakarta,  Surabaya,  Denpasar,  dan  Makasar  menunjukkan  hasil
bahwa  di  awal  usia  20  –  24  tahun,  perempuan  Indonesia  mulai  memperhatikan penampilannya  dengan  eksplorasi  mencoba  segala  jenis  makeup.  Polesan
kosmetik  tersebut  gunanya  untuk  mencari  kelebihan  pada  wajah  dan  menutupi kekurangannya.
Terkait  penelitian  ini,  pencarian  identitas  terfokus  pada  wanita dewasa  awal  dengan  rentang  usia  20  –  24  tahun.  Sulaksono  2012  menuturkan
bahwa  meskipun  konsumtivisme  dapat  terjadi  pada  wanita  maupun  pria,  namun seolah-olah sudah tertanam citra dalam masyarakat bahwa wanita selama ini lekat
dengan  konsumtivisme.  Menurutnya,  ada  beberapa  alasan  wanita  lekat  dengan pola hidup konsumtif. Pertama, konstruksi  sosial  menempatkan perempuan  harus
selalu  berpenampilan  cantik dan  menarik  untuk  mencapai  identitas  dirinya.  Oleh karena  itu,  banyak  produk  yang  dibutuhkan  terkait  tiga  benda  konsumsi  primer,
sekunder, dan tersier, seperti produk untuk diet, kosmetik, fashion pakaian, alas kaki, tas, aksesoris , ke salon, gadget, berbagai macam bentuk olahraga aerobic,
bellydance,  salsa,  dan  lain-lain.  Kedua,  banyak  produk  yang  ditawarkan  pada wanita.
C. Konsumtivisme Pada Wanita Dewasa Awal