B. Deskripsi Subjek
Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa awal dengan rentang usia 20 tahun sampai 24 tahun. Subjek ini berjumlah 30 orang yang diantaranya
seorang mahasiswi dan pekerja. Pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan kriteria penelitian yaitu wanita dewasa awal dengan rentang usia 20-24 tahun,
mahasiswi, dan pekerja. Subjek yang dipilih juga memiliki lokasi di daerah Jakarta dan
Yogyakarta. Hal ini dikarenakan alasan kepraktisan peneliti dalam mencari subjek. Identitas subjek dapat disajikan lebih jelas di bawah ini:
Table 4.2 Identitas Subjek
Wilayah Usia
Status Jumlah
Pekerja Mahasiswi
Jakarta 21-22 tahun
3 12
15 Yogyakarta
21-24 tahun -
15 15
Total 3
27 30
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian survei yang dilakukan bahwa 1 subjek bisa menjawab lebih dari 1 jawaban atau tidak semua subjek menjawab, dan diperoleh
hasil konsumtivisme terkait tiga wilayah konsumsi, yaitu konsumsi primer, sekunder, dan tersier sebagai berikut.
1. Konsumsi Benda Primer a. Wilayah konsumsi benda baku primer yang pertama adalah makanan
kesukaan. Dari 30 subjek, sebanyak 26 respon yang diperoleh dari hasil
jenis-jenis makanan kesukaan sebagai berikut; 1 gorengan tempe, tahu goreng, dan lainnya sebesar 9 atau 35; 2 pasta spaghetti, pizza, dan
lainnya sebesar 6 atau 23; 3 bakmi dan bakso sebesar 5 atau 19; 4 Japanese food, Chinese food, kue, coklat, dan sayur sebesar 3 atau
11; 5 western food steak, smoked beef sebesar 2 atau 8; dan 6 sate sebesar 1 atau 4. Dari sejumlah 36 respon, diperoleh harga makanan
tersebut paling banyak berkisar di bawah Rp 10.000,00 16 atau 44 dan diantara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00 16 atau 44. Responden paling
banyak membeli makanan tersebut karena enak, yaitu 22 atau 64,7 dari 34 respon. Dalam frekuensi mengkonsumsi makanan tersebut, responden
paling banyak mengkonsumsi 1 kali dalam 1 hari, yaitu sebesar 9 atau 32 dari 28 respon. Tempat yang sering dikunjungi responden untuk
mengkonsumsi makanan tersebut adalah di warung makan, yaitu sebesar 15 atau 44 dari 34 respon. Dalam mengkonsumsi makanan kesukaan, paling
banyak responden membeli secara terencana, yaitu 18 atau 60 dari 30 respon.
b. Wilayah konsumsi primer yang kedua adalah makanan pokok. Dari 30 subjek, sebanyak 38 respon yang diperoleh dari hasil jenis-jenis makanan
pokok yang disukai, yaitu 1 nasi putih 20 atau 52; 2 lauk ayam, tempe, tahu, dll 8 atau 21; 3 nasi goreng 4 atau 11; 4 sayur 3
atau 8; 5 nasi merah, nasi kuning, dan oatmeal 3 atau 8. Dari sejumlah 35 respon, diperoleh harga untuk makanan tersebut paling banyak
berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00 18 atau 51. Alasan
responden suka pada makanan tersebut paling banyak karena membuat kenyang, yaitu sebesar 15 atau 56 dari 27 respon. Dalam mengkonsumsi,
responden paling banyak mengkonsumsi makanan tersebut 2 kali dalam 1 hari 15 atau 42 dari 36 respon. Tempat yang sering dikunjungi
responden untuk mengkonsumsi makanan tersebut adalah di rumah makan dan rumah pribadi, yaitu sebesar 14 58 dari 24 respon.
c. Wilayah konsumsi primer yang ketiga adalah minuman kesukaan. Dari 30 subjek, sebanyak 37 respon yang diperoleh dari jenis- jenis minuman
kesukaan yang disukai, yaitu 1 air putih 10 atau 27; 2 es teh 6 atau 16; 3 jus buah 5 atau 13; 4 es jeruk dan susu 8 atau 22; 5
green tea 3 atau 9; 6 minuman coklat, es kelapa, coffemix, lemon tea, dan cocktail 5 atau 13. Dari sejumlah 31 respon, diperoleh harga untuk
minuman tersebut paling banyak berkisar antara Rp 1.000,00 – Rp 10.000,00 23 atau 74. Responden suka minuman tersebut alasannya
paling banyak karena sehat dan segar , yaitu 12 atau 48 dari 25 respon. Frekuensi mengkonsumsi minuman tersebut paling banyak 1 kali dalam 1
hari, yaitu sebesar 13 43,3 dari 30 respon. Tempat yang sering dikunjungi responden untuk mengkonsumsi minuman tersebut adalah di
warung makan 15 atau 58 dari 26 respon. Dalam mengkonsumsi minuman kesukaan, paling banyak responden membeli secara terencana,
yaitu sebesar 17 63 dari 27 respon. d. Wilayah konsumsi primer yang keempat adalah kopi. Dari 30 subjek, subjek
yang suka mengonsumsi kopi sebanyak 13 orang 43,3. Berdasarkan
sejumlah 11 respon, subjek paling banyak suka mengkonsumsi kopi karena rasanya enak 5 atau 45. Dari sejumlah 19 respon, diperoleh harga kopi
tersebut paling banyak di bawah Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 12 63. Dalam mengkonsumsi kopi, responden paling banyak mengkonsumsi 1 kali
dalam 1 hari 6 atau 55 dari 11 respon. Tempat yang sering digunakan responden untuk meminum kopi adalah di kos, yaitu sebanyak 5 50 dari
10 respon. Dalam mengkonsumsi kopi, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu 12 40 dari 21 respon.
e. Wilayah konsumsi primer yang kelima adalah minuman beralkohol. Dari 30 subjek, subjek yang suka atau pernak minum minuman beralkohol sebanyak
17 56,7. Responden yang suka atau pernah minum minuman beralkohol dengan alasan paling banyak karena ingin mencoba, yaitu sebanyak 11
65 dari 17 respon. Dari sejumlah 32 respon, jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi adalah 1 vodka 11 atau 34; 2 wine dan beer 9 atau
28; 3 cocktail 5 atau 16; 4 whisky 4 atau 13; 5 teaquilla 2 atau 6; dan 6 tuak 1 atau 3. Dari 49 respon, diperoleh jenis merek
minuman alkohol tersebut adalah 1 Jack Daniel dan Beer Bintang 14 atau 29; 2 Mix Max 5 atau 10; 3 Heineken dan Topi Miring 6 atau
13; 4 Johnny Walker, Baileys, Sparkling, Red Label, Absolute Blue, dan Martini 12 atau 24; dan 5 Chivas, Black Label, Portwine,
Mansions, Bakardi, King Robert, Soju, Cosmopolitan, Cointreau, Myer’s Rhum, Yellow Tail, dan Greensands 12 atau 24. Dari sejumlah 20
respon, diperoleh harga untuk minuman beralkohol itu paling banyak
berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00, yaitu 10 50. Frekuensi mengkonsumsi minuman tersebut paling banyak 2 kali dalam 1 bulan 2
atau 25; 1 kali dalam 1 tahun 2 atau 25; dan 3 kali dalam 1 tahun 2 atau 25 dari 8 respon. Responden suka mengkonsumsinya paling banyak
di rumah, yaitu sebanyak 9 39 dari 23 respon. Dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, paling banyak responden membeli secara terencana,
yaitu sebanyak 9 60 dari 15 respon. f. Wilayah konsumsi primer yang keenam adalah fast food. Dari 30 subjek
yang suka mengkonsumsi fast food sebanyak 26 86,7. Dari sejumlah 58 respon, diperoleh jenis fast food yang dikonsumsi adalah 1 ayam 17 atau
29; 2 roti 1 atau 2; 3 kentang 5 atau 9; 4 minuman 17 atau 29; 5 burger 6 atau 10; 6 pizza 4 atau 7; 7 mie instan dan
bubur instan 4 atau 7; 8 pasta, makanan Jepang, sosis, dan makanan kaleng 4 atau 7. Dari sejumlah 26 respon, diperoleh harga untuk
makanan tersebut paling banyak berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 50.000,00, yaitu sebanyak 22 85. Responden yang suka mengkonsumsi
fast food paling banyak karena rasanya enak dan praktis, yaitu sebanyak 11 74 dari 15 respon. Kebanyakan responden mengonsumsi makanan itu 1
kali dalam 1 minggu, yaitu sebanyak 10 37 dari 27 respon. Tempat yang sering dikunjungi adalah KFC, yaitu sebanyak 12 46 dari 26 respon.
Dalam mengkonsumsi fast food, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 21 70 dari 30 respon.
g. Wilayah konsumsi primer yang ketujuh adalah ngemil. Dari 30 subjek, subjek yang suka mengemil sebanyak 24 80. Dari sejumlah 32 respon,
diperoleh jenis cemilan yang dikonsumsi adalah 1 keripik 10 atau 31; 2 roti 3 atau 9; 3 chiki 5 atau 16; 4 buah 3 atau 9; 5 coklat
4 atau 13; 6 biskuit 5 atau 16; dan 7 es krim dan kacang 2 atau 6. Responden yang suka ngemil paling banyak alasannya karena rasanya
enak 9 atau 45 dari 20 respon. Dari sejumlah 20 respon, diperoleh harga cemilan tersebut paling banyak berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp
50.000.,00, yaitu sebanyak 18 90. Paling banyak responden ngemil 1 kali dalam 1 hari 12 atau 40 dari 30 respon. Responden suka membeli
cemilan itu paling banyak di toko atau warung, yaitu sebanyak 16 44 dari 36 respon. Dalam mengkonsumsi cemilan, paling banyak responden
membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 16 59 dari 27 respon. h. Wilayah konsumsi primer yang kedelapan adalah es krim. Dari 30 subjek,
subjek yang suka mengkonsumsi es krim sebanyak 27 90. Responden yang suka mengkonsumsi es krim, paling banyak alasannya karena eank 15
atau 54 dari 28 respon. Merek es krim yang paling banyak dikonsumsi adalah Wall’s, yaitu sebanyak 24 82 dari 29 respon. Responden banyak
memiilih merek tersebut karena rasanya lebih enak 20 atau 80 dari 25 respon. Dalam sejumlah 34 respon, diperoleh harga es krim itu paling
banyak di bawah Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 23 68. Responden paling banyak mengkonsumsi es krim 1 kali dalam 1 minggu 9 atau 41 dari 22
respon. Responden paling banyak membeli es krim di minimarket 11 atau
33 dari 33 respon. Dalam mengkonsumsi es krim, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 21 78 dari 27
respon. i. Wilayah konsumsi primer yang kesembilan adalah merokok. Dari 30 subjek,
subjek yang suka atau pernah merokok sebanyak 8 26,7. Responden yang suka atau pernah merokok paling banyak alasannya karena ingin
mencoba, yaitu sebanyak 7 87,5 dari 8 respon. Dari sejumlah 14 respon, merek rokok yang paling banyak dikonsumsi adalah 1 A-Mild 5 atau
36; 2 Clas Mild, LA, Djarum Black Menthol, Flava, dan Dunhill 5 atau 36. Dari sejumlah 8 respon, diperoleh harga untuk rokok tersebut
berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 20.000,00, yaitu 7 87,5. Responden membeli rokok tersebut paling banyak di minimarket 7 atau 87,5 dari 8
respon. Dalam mengkonsumsi rokok, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu sebanyak 4 80 dari 5 respon.
j. Wilayah konsumsi primer yang kesepuluh adalah diet. Dari 30 subjek, subjek yang menjalankan diet sebanyak 5 16,7. Responden yang suka
diet paling banyak alasannya karena ingin menciptakan pola makan sehat 3 atau 60 dari 5 respon. Dari sejumlah 5 respon, diperoleh harganya
berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00, yaitu sebanyak 4 80. Responden paling banyak yang melakukan diet tersebut 3 kali dalam 1 hari
3 atau 60 dari 5 respon. Responden paling banyak membelinya di supermarket 3 atau 60 dari 5 respon.
2. Konsumsi Benda Sekunder a. Wilayah konsumsi sekunder yang pertama yaitu kendaraan. Dari 30 subjek,
subjek yang menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 22 73,3. Dari sejumlah 22 respon, diperoleh jenis kendaraan yang digunakan adalah 1
motor 14 atau 64; 2 mobil 4 atau 18; 3 mobil dan motor 4 atau 18. Responden menggunakan kendaraan pribadi paling banyak dengan
alasan karena praktis 15 atau 71 dari 21 respon. Responden yang memiliki kendaraan pribadi seperti motor dan mobil, responden yang
mencuci di tempat pencucian, yaitu sebanyak 20 95 dari 21 respon. Dari sejumlah 21 respon, diperoleh harga jasa cuci kendaraan tersebut berkisar
antara Rp 5.000,00 – Rp 10.000,00, yaitu sebanyak 15 71. Kebanyakan responden mencuci di tempat pencucian 2 kali dalam 1 bulan 12 atau 57
dari 21 respon. b. Wilayah konsumsi sekunder yang kedua adalah helm. Responden yang
memiliki helm sebanyak 25 orang. Dari sejumlah 25 respon, responden lebih banyak menyukai helm jenis half face 16 atau 64 daripada full face
9 atau 36. Responden memilih helm tersebut alasannya paling banyak karena terasa aman 9 atau 36 dari 25 respon. Dari sejumlah 11 respon,
merek helm yang digunakan adalah 1 BMC, KYT, dan GM 6 atau 54,5; 2 INK, MSR, MIC, HIU, dan AVG 5 atau 45,5. Harga helm
tersebut bekisar antara Rp 50.000,00 – Rp 200.000,00, yaitu sebanyak 18 78,3 dari 23 respon. Responden juga banyak yang mencucikan helmnya
di tempat pencucian helm, yaitu 11 68,7 dari 16 respon. Harga cuci helm
tersebut antara Rp 10.000,00 – Rp 20.000,00 8 atau 72,7 dari 11 respon. Responden kebanyakan mencuci helmnya 1 kali dalam 1 bulan 6 atau
54,4 dari 11 respon. c. Wilayah konsumsi sekunder yang ketiga adalah baju. Dari 30 respon,
diperoleh jenis baju yang suka dipakai responden adalah 1 kaos 18 atau 60; 2 blouse 6 atau 20; 3 casual 4 atau 13,3; 4 kemeja dan
dress 2 atau 6,7. Alasannya paling banyak karena merasa nyaman, yaitu sebnayak 13 43,3 dari 30 respon. Dari 37 respon, diperoleh merek baju
yang paling banyak digunakan adalah Dust, Polo, Giordano, Levis 13 atau 35,1. Harga baju untuk merek-merek tersebut bekisar antara Rp
100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 16 39,1 dari 41 respon. Responden paling banyak membeli baju 1 kali dalam 1 bulan 17 atau
58,7 dari 29 respon. Dari 30 respon, kebanyakan responden membeli baju 1- 3 potong baju setiap kali membeli 27 atau 90. Tempat-tempat yang
paling banyak dikunjungi responden untuk membeli baju adalah di mal 23 atau 71,8 dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi baju, paling banyak
responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 16 atau 53,3 dari 30 respon.
d. Wilayah konsumsi sekunder yang keempat adalah celana. Dari 35 respon, diperoleh jenis celana yang suka digunakan adalah 1 jeans 21 atau 60;
2 skinny 5 atau 14; 3 hotpants 4 atau 11; 4 legging 3 atau 9; 5 denim dan jegging 2 atau 6. Alasannya paling banyak karena merasa
nyaman, yaitu sebanyak 24 75 dari 32 respon. Dari 40 respon, merek
celana yang paling banyak digunakan adalah Logo, yaitu sebanyak 14 35. Harga celana tersebut bekisar antara Rp 100.000,00 – Rp
300.000,00, yaitu sebanyak 19 62 dari 62 respon. Kebanyakan responden membeli celana 1 kali dalam 3-6 bulan, yaitu sebanyak 12 60
dari 20 respon. Jumlah celana yang paling banyak dibeli adalah 1 potong setiap kali beli 23 atau 76,7 dari 30 respon. Dari 30 respon, responden
paling banyak membeli celana di mal, yaitu sebanyak 25 83,4. Dalam mengkonsumsi celana, paling banyak responden membeli secara terencana,
yaitu sebanyak 22 88 dari 25 respon. e. Wilayah konsumsi sekunder yang kelima adalah rok. Dari 30 subjek, subjek
yang suka pakai rok sebanyak 12 40. Responden yang suka memakai rok paling banyak alasannya karena nyaman dan terlihat feminin 5 atau
62,5 dari 8 respon. Dari 9 respon, diperoleh merek rok yang paling banyak digunakan adalah Nevada, Details, Connexion, Minimal, dan
Forever 21, yaitu sebanyak 7 77,8. Harga rok tersebut paling banyak berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak 6 60
dari 10 respon. Responden paling banyak membeli rok antara 1-2 bulan 1 kali 3 atau 50 dan 1 kali dalam 3-6 bulan 3 atau 50 dari 6 respon.
Dari sejumlah 12 respon, responden paling banyak membeli rok dalam tiap kali beli adalah 1 aitem, yaitu sebanyak 11 91,7. Responden paling
banyak membeli rok adalah di mal, yaitu sebanyak 6 50 dari 12 respon. Dalam mengkonsumsi rok, paling banyak responden membeli secara
terencana, yaitu sebanyak 12 66,7 dari 18 respon.
f. Wilayah konsumsi sekunder yang keenam adalah pakaian dalam. Dari 30 subjek, sebanyak 22 73,3 suka memakai pakaian dalam bermerek.
Merek pakaian dalam yang paling banyak digunakan adalah Number 21, Details, Young Friday, Golden Nick, yaitu sebanyak 10 27 dari 37
respon. Harga untuk merek pakaian dalam tersebut berkisar di bawah Rp 50.000,00, yaitu sebanyak 15 43 dari 35 respon. Kebanyakan responden
membeli pakaian dalam 1 kali dalam 1 bulan 1 atau 46 dari 22 respon. Kebanyakan responden membeli lebih dari 4 pakaian dalam setiap kali beli
12 atau 38 dari 32 respon. Responden paling banyak membeli pakaian dalam di mal 21 atau 87,5 dari 24 respon. Dalam mengkonsumsi pakaian
dalam, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 20 83,3 dari 24 respon.
g. Wilayah konsumsi sekunder yang ketujuh adalah sepatu. Dari sejumlah 31 respon, diperoleh jenis sepatu yang digunakan adalah 1 flat shoes 12 atau
38,7; 2 kets 5 atau 16,1; 3 highheels dan wedges 8 atau 25,8; 4 sepatu sandal, dan sneakers 6 atau 19,4. Alasannya paling banyak
karena nyaman, yaitu sebanyak 20 71,4 dari 28 respon. Merek sepatu yang paling banyak digunakan adalah Bellagio, Bucerri, St.Yves,
Debenhams, Yongki Komaladi 14 atau 26 dari 54 respon. Harga merek sepatu itu berkisar antara Rp 100.000,00 – Rp 300.000,00, yaitu sebanyak
22 56 dari 39 respon. Kebanyakan responden membeli sepatu 1 kali 1 bulan 6 atau 33 dan 1 kali dalam 4-6 bulan 6 atau 33 dari 18 respon.
Jumlah sepatu yang dimiliki responden paling banyak antara 5-10 pasang
sepatu, yaitu 13 44,8 dari 29 respon. Kebanyakan responden membelinya di mal 20 atau 66,7 dari 30 respon. Dalam mengkonsumsi
sepatu, paling banyak responden membeli secara terencana 22 atau 76 dari 29 respon.
h. Wilayah konsumsi sekunder yang kedelapan adalah sandal. Dari 30 respon, diperoleh jenis sandal yang digunakan adalah 1 sandal jepit 17 atau
56,7; 2 selop dan flat 6 atau 20; 3 wedges, sepatu sandal dan highheels 6 atau 20; dan 4 gladiator 1 atau 3,3. Alasannya paling
banyak karena nyaman, yaitu 20 66,7 dari 30 respon. Merek sandal yang paling digunakan adalah Insight, Bata, Everbest, Gabino, Charles Keith,
Connexion, yaitu 22 55 dari 40 respon. Harganya antara Rp 50.000,00 – Rp 250.000,00 19 atau 63,3 dari 30 respon. Kebanyakan responden
membeli sandal 1 kali dalam 3-6 bulan 6 atau 43 dari 14 respon. Jumlah sandal yang dimiliki responden paling banyak antara 1-5 pasang sandal 23
atau 88 dari 26 respon. Paling banyak responden membeli sandal di mal, yaitu sebanyak 16 56 dari 29 respon. Dalam mengkonsumsi sandal,
paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu sebanyak 16 70 dari 23 respon.
i. Wilayah konsumsi sekunder yang kesembilan adalah tas. Dari sejumlah 33 respon, diperoleh jenis tas yang digunakan adalah 1 shoulder bag 13 atau
40; 2 selempang 8 atau 24; 3 ransel 7 atau 21; dan 4 tas jinjing 5 atau 15. Alasannya paling banyak karena praktis, yaitu
sebanyak 11 34 dari 32 respon. Dari 44 respon, merek tas yang paling
banyak digunakan adalah Yongki Komaladi, Donatello, Guess, Elle, Sophie Martin, Hush Puppies, Gucci, yaitu sebanyak 29 66. Harga untuk merek
tas tersebut antara Rp 50.000,00 – Rp 300.000,00 19 atau 47,5 dari 40 respon. Paling banyak respoden membeli tas 1 kali dalam 3-6 bulan 12 atau
70 dari 17 respon. Jumlah tas yang dimiliki paling banyak antara 5-10 9 atau 32 dan 10-15 tas 9 atau 32 dari 28 respon. Responden paling
banyak membeli tas di tokooutletnya langsung, yaitu sebanyak 15 47 dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi tas, paling banyak responden
membeli secara terencana, yaitu 18 72 dari 25 respon. j. Wilayah konsumsi sekunder yang kesepuluh adalah aksesoris. Dari 30 subjek
yang suka memakai aksesoris sebanyak 20 66,7 dari 30 respon. Responden yang suka memakai aksesoris paling banyak alasannya karena
untuk menunjang penampilan 16 atau 80 dari 20 respon. Dari sejumlah 85 respon, aksesoris yang dimiliki adalah 1 kalung 21 atau 25; 2
gelang 19 atau 22; 3 cincin 16 atau 19; 4 anting dan jam tangan 14 atau 16; 5 jepit rambut 7 atau 8; 6 bando 3 atau 4; 7
sabuk 2 atau 2; dan 8 kacamata, syal, dan bros 3 atau 4. Harga aksesoris tersebut paling banyak di bawah Rp 50.000,00, yaitu 19 66
dari 29 respon. Kebanyakan responden memiliki aksesoris berjumlah lebih dari 15 buah 17 atau 74 dari 23 respon. Kebanyakan membeli aksesoris
1 kali dalam 1 bulan 6 atau 33 dari 18 respon. Responden paling banyak membelinya di tokooutletnya langsung 15 atau 62,5 dari 24 respon.
Dalam mengkonsumsi aksesoris, paling banyak responden membeli secara mendadak, yaitu 18 78 dari 23 respon.
k. Wilayah konsumsi sekunder yang kesebelas adalah kosmetik wajah. Dari 30 subjek yang suka memakai kosmetik wajah sebanyak 20 66,7.
Responden yang suka memakai kosmetik wajah paling banyak alasannya karena untuk menunjang penampilan 10 atau 48 dari 21 respon. Dari 98
respon, diperoleh jenis kosmetik yang dimiliki adalah bedak 20 atau 20,4; eyeliner 18 atau 18,4; mascara, blush on, lipstick 12 atau
12,3; eye shadow 11 atau 11,2; lipgloss 9 atau 9,1; pelembab 8 atau 8,1; foundation 7 atau 7,1; lipbalm dan pensil alis 5 atau 5,1;
concealer, krim, dan pembersih 3 atau 3,1; foam 2 atau 2,1; obat jerawat, moisturizer, dan penjepit bulu mata 3 atau 3,1. Merek kosmetik
yang paling banyak digunakan adalah Cameo, Viva, La Tulip, Pigeon, Mirabella, Pond;s, Make Over, LP, Nivea 16 atau 32 dari 50 respon.
Harganya berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 300.000,00 15 atau 53,3 dari 28 respon. Kebanyakan responden memiliki kosmetik jumlahnya 5-10
buah 15 atau 50 dari 22 respon. Responden paling banyak membeli kosmetik tersebut di mal dan tokooutletnya langsung 10 atau 66,7 dari
15 respon. Dalam mengkonsumsi kosmetik wajah, paling banyak responden membeli secara terencana 19 atau 82,6 dari 23 respon.
l. Wilayah konsumsi sekunder yang keduabelas adalah salon kecantikan. Dari 30 subjek yang suka pergi ke salon kecantikan sebanyak 25 83,3 dari 30
respon. Responden yang suka pergi ke salon kecantikan paling banyak
alasannya karena untuk perawatan 19 atau 76 dari 25 respon. Dari sejumlah 62 respon, diperoleh jenis perawatan yang dilakukan adalah
creambath 13 atau 21; hair spa 10 atau 16; body spa dan lulur 12 atau 19; facial 5 atau 8; manicure, pedicure, dan potong rambut 8
atau 13; massage 3 atau 5; totok wajah 2 atau 3; totok payudara, totok vagina, ratus, waxing, smoothing, extention, waxing, dan keriting 9
atau 15. Harga setiap perawatan berkisar antara Rp 50.000,00 – Rp 150.000,00 17 atau 50 dari 34 respon. Kebanyakan responden pergi ke
salon 1 kali dalam 1 bulan 11 atau 48 dari 23 respon. Responden pergi ke salon kecantikan paling banyak secara terencana 17 atau 74 dari 23
respon. m. Wilayah konsumsi sekunder yang ketigabelas adalah kosmetik rambut dan
tubuh. Dari 30 subjek yang suka memakai kosmetik rambut dan tubuh sebanyak 26 86,7 dari 30 respon. Responden yang suka memakai
kosmetik rambut dan tubuh paling banyak alasannya karena untuk perawatan 19 atau 76 dari 25 respon. Dari 91 respon, diperoleh jenis
kosmetik yang dimiliki adalah body lotion 18 atau 20; lulur 10 atau 11; vitamin rambut dan shampoo 18 atau 20; conditioner dan hair
tonic 16 atau 18; parfum 5 atau 5; pelembab, body butter, dan hair mask 12 atau 14; creambath dan masker 4 atau 5; body mist,
bleaching, cream, hairspray, deodorant, dan serum 5 atau 5. Merek yang paling banyak digunakan adalah Pantene, Sari Ayu, Skin Food, Wella,
Sunsilk, Mustika Ratu, Martha Tilaar 18 atau 27 dari 67 respon.
Harganya di bawah Rp 50.000,00 18 atau 55 dari 33 respon. Responden kebanyakan membeli kosmetik tersebut 1 kali dalam 1 bulan 18 atau 82
dari 22 respon. Jumlah kosmetik yang paling banyak dimiliki 5-10 buah 17 atau 65 dari 26 respon. Responden paling banyak membelinya di
supermarket 13 atau 41 dari 32 respon. Dalam mengkonsumsi kosmetik rambut dan tubuh, paling banyak responden membeli secara terencana, yaitu
19 76 dari 25 respon. 3. Konsumsi Benda Tersier
a. Wilayah konsumsi tersier yang pertama adalah gadget. Dari 82 respon, diperoleh jenis gadget yang paling banyak dimiliki adalah laptop 31 atau
38; smartphone 26 atau 32; handphone 15 atau 18; tablet 4 atau 5; Ipad 3 atau 4; Ipod 2 atau 2; dan Iphone 1 atau 1. Merek
gadget yang paling banyak digunakan adalah Blackberry 26 atau 39 dari 67 respon. Responden banyak memilih merek tersebut karena kualitasnya
bagus 13 atau 59 dari 22 respon. Jumlah gadget yang paling banyak dimiliki adalah 3 buah 19 atau 58 dari 33 respon.
b. Wilayah konsumsi tersier yang kedua adalah mencari kesenangan di mal. Semua responden 30 atau 100 suka pergi ke mal. Alasannya paling
banyak untuk belanja dan jalan-jalan 19 atau 36 dari 52 respon. Kebanyakan responden pergi ke mal 2 kali dalam 1 bulan 12 atau 35
dari 34 respon. Ketika melihat diskon di mal, kebanyakan responden hanya melihat-lihat 14 atau 45 dari 31 respon. Rata-rata pengeluaran ketika
berada di mal antara Rp 50.000,00 – Rp 150.000,00 18 atau 56 dari 32
respon. Responden paling banyak pergi ke mal secara mendadak 14 atau 50 dan terencana 14 atau 50 dari 28 respon.
c. Wilayah konsumsi tersier yang ketiga adalah diskotik. Dari 30 subjek yang suka atau pernah pergi ke diskotik sebanyak 10 orang 33,3. Responden
yang suka atau pernah pergi ke diskotik paling banyak alasannya karena penasaran 4 atau 40 dari 10 respon. Kebanyakan responden pergi ke
diskotik 1 kali dalam 1 bulan 4 atau 80 dari 5 respon. Rata-rata pengeluaran setiap pergi ke diskotik antara Rp 50.000,00 – Rp 500.000,00
4 atau 89 dari 5 respon. d. Wilayah konsumsi tersier yang keempat adalah olahraga. Dari 30 subjek
yang suka olahraga sebanyak 22 orang 73,3. Dari 35 respon, diperoleh jenis olahraga yang disukai adalah renang 12 atau 34; lari 7 atau 20;
senam 4 atau 11; bulutangkis 3 atau 9; menari dan bersepeda 4 atau 11; sit up, push up, basket, kempo, dan fitness 5 atau 15. Kebanyakan
responden melakukan olahraga tersebut lebih dari 4 kali dalam 1 bulan 7 atau 41 dari 17 respon. Harga atau biaya yang dikeluarkan untuk olahraga
tersebut antara Rp 10.000,00 – Rp 30.000,00 11 atau 69 dari 16 respon. Responden melakukan olahraga paling banyak di kolam renang 11 atau
46 dari 24 respon. Kemudian, berdasarkan hasil penelitian, uang sakupendapatan dalam
1 bulan paling banyak adalah Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Ada juga di atas Rp 3.000.000,00 dan di antara Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00.
Pengeluaran mereka dalam 1 bulan paling banyak antara Rp 500.000 - Rp
1.000.000,00; Rp 1.000.000,00 - Rp 3.000.000,00, dan juga di bawah Rp 500.000,00.
Uang sakupendapatan
500.000-1.000.000 10
33,3 1.000.000-3.000.000
17 56,7
3.000.000 3
10 Pengeluaran
500.000 1
3,3 500.000-1.000.000
12 40
1.000.000-3.000.000 14
46,7 3.000.000
3 10
Berdasarkan hasil yang diperoleh, hampir semua responden menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Akan tetapi, ada 3 orang
responden yang memiliki uang pemasukan di atas Rp 3.000.000,00, yaitu 2 pekerja dan 1 mahasiswi. Kedua pekerja tersebut menggunakan uang
pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan, tanpa adanya tambahan uang saku dari orang tua. Pengeluaran mereka dalam 1 bulan rata-rata Rp 3.000.000,00
sisanya ditabung untuk belanja dan untuk persiapan masa depan. Kemudian, ditemukan pula 1 mahasiswi yang memiliki uang saku di atas Rp 3.000.000,00.
Mahasiswi tersebut selalu menghabiskan uang sakunya dalam 1 bulan. Berdasarkan pertanyaan tambahan yang diajukan kepada subjek,
sebanyak 11 dari 30 responden menyatakan dirinya konsumtif. Wilayah konsumsi yang paling banyak mereka konsumsi adalah konsumsi sekunder,
yaitu pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris. Alasan mereka konsumtif pada aitem tersebut adalah untuk menunjang penampilan mereka.
D. Pembahasan