kosmetik  tersebut  gunanya  untuk  mencari  kelebihan  pada  wajah  dan  menutupi kekurangannya.
Terkait  penelitian  ini,  pencarian  identitas  terfokus  pada  wanita dewasa  awal  dengan  rentang  usia  20  –  24  tahun.  Sulaksono  2012  menuturkan
bahwa  meskipun  konsumtivisme  dapat  terjadi  pada  wanita  maupun  pria,  namun seolah-olah sudah tertanam citra dalam masyarakat bahwa wanita selama ini lekat
dengan  konsumtivisme.  Menurutnya,  ada  beberapa  alasan  wanita  lekat  dengan pola hidup konsumtif. Pertama, konstruksi  sosial  menempatkan perempuan  harus
selalu  berpenampilan  cantik dan  menarik  untuk  mencapai  identitas  dirinya.  Oleh karena  itu,  banyak  produk  yang  dibutuhkan  terkait  tiga  benda  konsumsi  primer,
sekunder, dan tersier, seperti produk untuk diet, kosmetik, fashion pakaian, alas kaki, tas, aksesoris , ke salon, gadget, berbagai macam bentuk olahraga aerobic,
bellydance,  salsa,  dan  lain-lain.  Kedua,  banyak  produk  yang  ditawarkan  pada wanita.
C. Konsumtivisme Pada Wanita Dewasa Awal
Kini,  manusia  mengkonsumsi  bukan  lagi  hanya  sekedar  memakai atau menggunakan produk suatu barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan. Akan
tetapi,  saat  ini  manusia  mengkonsumsi  barang  berdasarkan  5  kriteria konsumtivisme,  yaitu  1  menggunakan  suatu barang  atau  jasa  karena  hasrat  dan
keinginan  semata.  2  mengkonsumsi  barang  hanya  karena  rasa  senang  atau tertarik,  3  mengkonsumsi  barang  demi  gengsi  karena  bermerek  dan  mahal,  4
mengkonsumsi  barang  demi  menjaga  penampilan  dengan  mengikuti  mode,  dan
5  mengkonsumsi  barang  lebih  dari  4x  dalam  1.  Barang  konsumsi  apa  yang mereka pahami, rasakan, akan menentukan perilaku mereka dalam mengkonsumsi
suatu barang Azwar, 2010. Konsumtivisme  juga  sudah  melekat  pada  kaum  wanita.  Hal  ini
dikarenakan terdapat konstruksi sosial  yang mengharuskan wanita berpenampilan cantik  dan  menarik  dalam  rangka  pencarian  identitas  diri  Sulaksono,  2012.
Dengan  demikian,  wanita  rawan  terjebak  konsumtivisme.  Lindzey  dalam Sulistyowati,  1989  menjelaskan  bahwa  wanita  lebih  mudah  terpengaruh
disebabkan  karena  penerimaan  berita  yang  lebih  efektif  pada  wanita,  sebab pada kenyataannya  wanita  umumnya  lebih  bersifat  verbal,  lebih  cenderung
memperhatikan  dan  memahami  kata-kata  yang  diucapkan  atau  ditulis.  Di  dalam pengukuran  konsumtivisme,  ketiga  komponen  sikap  tersebut  akan  dilihat
berdasarkan  tiga  bentuk  atau  wilayah  konsumsi  menurut  Douglas  dan  Isherwood dalam Featherstone, 2008, yaitu:
1. Kelompok benda baku  yang terkait dengan sektor produksi primer makanan,
minuman, fast food, es krim dan lainnya. 2.
Kelompok  teknologi  dan  peralatan  dasar  yang  terkait  dengan  sektor produksi sekunder  alat  transportasi  seperti  motor  dan  mobil,  dan  pakaian,  pakaian
dalam, alas kaki, tas, asesoris, kosmetik, dan salon kecantikan. 3.
Kelompok  waktu  luang  leisure  time  yang  terkait  dengan  produksi  yang bersifat  tersier  benda-benda  informasi  dan  komunikasi  gadget,  dan
pencarian kesenangan ke mal, diskotik, olahraga.
Dalam  penelitian  ini,  peneliti  ingin  melihat  bagaimana konsumtivisme  wanita  dewasa  awal  dengan  rentang  usia  20-24  tahun.  Menurut
Zakiya 2012 wanita pada usia tersebut masih mencari identitas dirinya terhadap tiga wilayah benda konsumsi seperti, pertama kelompok benda baku  yang terkait
dengan  sektor produksi  primer  makanan,  minuman,  fast  food,  es  krim,  dan  lain- lain.  Kedua,  kelompok  teknologi  dan  peralatan  dasar  yang  terkait  dengan  sektor
produksi  sekunder  ,  yaitu  alat  transportasi  seperti  motor dan  mobil;  dan  pakaian, pakaian  dalam,  alas  kaki,  tas,  asesoris,  kosmetik,  dan  salon  kecantikan.  Ketiga,
kelompok  waktu  luang  leisure  time  yang  terkait  dengan  produksi  yang  bersifat tersier,  yaitu  benda-benda  informasi  dan  konsumsi  gadget;  dan  pencarian
kesenangan ke mal, diskotik, olahraga. Alur pemikiran di atas membentuk kerangka  konseptual penelitian
ini yang dapat disajikan secara visual dalam gambar 1.
Gambar 1 : Bagan Kerangka Konseptual
Makanan WANITA          IDENTITAS           KONSUMTIVISME         Teknologi
Waktu luang
23
BAB III METODE PENELITIAN