Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-
penyebab utama, serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang berukuran sedang.
Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder, serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang berukuran kecil.
Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor
penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas.
Catatlah informasi yang perlu di dalam diagram sebab-akibat itu.
Gambar 2.5 Contoh Fish bone chart
Sumber : www.google.com
2.10 Failure Mode and Effect Analyze FMEA
FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses, dan form untuk mengidentifikasi dan mendahulukan masalah-masalah potensial kegagalan.
Dengan mendasarkan aktifitas pada FMEA, seorang manajer, tim perbaikan, atau pemilik proses dapat memfokuskan enerji dan sumber daya pada pencegahan,
monitoring, dan rencana-rencana tanggapan yang paling mungkin untuk memberikan hasil. pande, 2002
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Langkah – langkah proses implementasi FMEA adalah sebagai berikut :
Tetapkan dan gambarkan proses yang akan dianalisa tahapan define dari DMAIC
Tetapkan keseriusan nilai dengan Brainstorming untuk :
1. Keseriusan severity akibat kesalahan terhadap proses lokal, proses
lanjutan dan konsumen 2.
Tingkat keseringan terjadinya suatu kesalahan occurance karena penyebab potensial
3. Cara mendeteksi kesalahan akibat penyebab potensial muncul detection
tahapan measure dari DMAIC
Brainstorming kesalahan dari tiap tahapan proses, potensial causes dan
alat deteksi kesalahan yang ada tahapan Analyze dari DMAIC
Masukan kriteria nilai yang sesuai untuk masing – masing akibat atau efek kesalahan, penyebab potensial dan alat kontrol
Dapatkan RPN Risk Potensial Number dengan menganalisa S.O.D
Severity, Occurance, Detection
Rumus RPN = Severity x Occurance x Detection Severity
menunjukkan nilai keseriusan masalah yang timbul pada proses setempat, proses selanjutnya dan end user. Adapun nilai – nilai yang
menggambarkan severity bisa diinterpretasikan seperti pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Severity
Rating Kriteria
Deskripsi 1.
Negligigible Severity Pengaruh buruk yang dapat diabaikan
2. Mild Severity
Pengaruh buruk yang ringan atau sedikit 3.
Mild Severity Pengaruh buruk yang ringan atau sedikit
4. Moderat Severity
Pengaruh buruk yang moderat masih berada dalam batas toleransi
5. Moderat Severity
Pengaruh buruk yang moderat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
masih berada dalam batas toleransi 6.
Moderat Severity Pengaruh buruk yang moderat
masih berada dalam batas toleransi 7.
High Severity Pengaruh buruk yang tinggi
berada di luar batas toleransi 8.
High Severity Pengaruh buruk yang tinggi
berada di luar batas toleransi 9.
Potensial Safety Problems Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya
berkaitan dengan keselamatan atau keamanan potensial 10.
Potensial Safety Problems Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya
berkaitan dengan keselamatan atau keamanan potensial
Occurrence menunjukkan nilai keseringan suatu masalah yang terjadi karena
potential cause . Adapun nilai – niali yang menggambarkan occurrence bisa
diinterpretasikan seperti pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Occurrence
Rating Tingkat kegagalan
Deskripsi 1.
1 dalam 1.000.000 Tidak mungkin bahwa penyebab ini yang
mengekibatkan mode kegagalan 2.
1 dalam 20.000 Kegagalan akan jarang terjadi
3. 1 dalam 4.000
Kegagalan akan jarang terjadi 4.
1 dalam 1.000 Kegagalan agak mungkin terjadi
5. 1 dalam 400
Kegagalan agak mungkin terjadi 6.
1 dalam 80 Kegagalan agak mungkin terjadi
7. 1 dalam 40
Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 8.
1 dalam 20 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi
9. 1 dalam 8
Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi 10.
1 dalam 2 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi
Detection merupakan alat kontrol yang digunakan untuk mendeteksi potential
cause . Adapun nilai – nilai yang menggambarkan detection bisa diinterpretasikan
seperti pada tabel 2.4
Tabel 2.4 Detection
Rating Degree
Deskripsi
1. Very high
Secara otomatis proses bisa mendeteksi kesalahan yang terjadi 2.
Very high Hampir semua kesalahan bisa dideteksi oleh alat kontrol visual
pada bentuk barang dan ada double checking 3.
High Alat kontrol cukup awal untuk mendeteksi kesalahan visual
pada bentuk barang 4.
High Alat kontrol relatif andal untuk mendeteksi kesalahan visual
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pada kode barang 5.
Moderate Alat kontrol bisa mendeteksi kesalahan visual pada jumlah
barang 6.
Moderate Alat kontrol cukup bisa mendeteksi kesalahan visual pada
susunan barang 7.
Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan rendah
pengamatan fisik 8.
Low Keandalan alat kontrol untuk mendeteksi kesalahan sangat
rendah perubahan warna 9.
Very low Alat kontrol tidak bisa diandalkan untuk mendeteksi kesalahan
feeling berdasar pengalaman masa lalu 10.
Nil Tidak ada yang bisa digunakan untuk mendeteksi kesalahan
Pusatkan perhatian pada RPN yang tertinggi dan lakukan perbaikan pada
potential cause -nya atau alat kontrolnya atau bahkan pada efeknya. tahapan
improve pada DMAIC
Tetapkan implementasi action plan tahapan improve pada DMAIC
Ukur perubahan RPN yang terjadi tahapan control pada DMAIC
Jika RPN-nya baru masih lebih besar RPN tertinggi terdahulu, maka kembali
ke tahapan Brainstorming hingga nilai RPN-nya turun. Pada tabel 2.5 diberikan contoh penggunaan nilai RPN.