85 - Di harapkan nantinya fasilitas Pusat Perdagangan Elektronik dapat
menjembati kebutuhan masyarakat akan peralatan elektronik baik diperuntukan untuk rumah tangga, perkantoran, pendidikan,
telekomunikasi, serta peralatan elektronik sarana media, serta diharapkan mampu memberikan informasi produk peralatan elektronik terbaru dan
tercanggih. Dari fakta dan isu yang telah diungkap, terdapat benang merah yang
dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.
5.1 Tema Perancangan
Tema dari perancangan Pusat Perdagangan Elektronik di Surabaya ini yaitu Poin of View hal ini bertujuan untuk mengekspresikan identitas dari sebuah
bangunan purna-jual peralatan elektronik yang cenderung dekat dengan teknologi tinggi dan estetika bentuk.
Arsitektur hightech yang mengacu pada perkembangan teknologi tinggi yang memungkinkan adanya inovasi terbaru dalam perancangan karya arsitektur.
Terutama pada obyek pusat perdagangan elektronik, ekspresi teknologi harus nampak pada suasana fasad dan interior yang diciptakan. Sehingga akan
menimbulkan makna tersendiri dalam peracangan bila dibandingkan dengan lingkunganya hal ini mendasari pertimbangan pemilihan tema hightech ini.
Sebagai alat untuk mencapai metode yang sesuai dengan tema, digunakan pendekatan metode perancangan diantaranya :
5.2 Metode Perancangan
Dalam perancangan tentu terdapat titik pijak dari permasalahan, kebutuhan, maksud atau sebuah tujuan. Pendekatan untuk menjabarkan secara
abstrak metode perancangan sendiri terdapat pada diagram dibawah ini :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
86
Diagram 5.1 Metode Perancangan Sumber: Diagram pribadi, 2011
Untuk diskripsi metode perancangan disini diartiakan sebagai prinsip dasar yang mengikat suatu permasalahan sehingga tidak keluar dari jalur atau arah
yang sudah dikonsepkan.
5.3 Pendekatan Teori
Perancangan
Untuk diskripsi teori yang dijadikan pijakan, serta prinsip-prinsip yang menjadi sebuah dasar dari sebuah ilmu pengetahuan dalam merancang. Dijadikan
acuan dalam proses penentuan konsep perancangan, agar prinsip-prinsip tersebut dapat konsisten maka dibutuhkan teori-teori dasar sebagai landasan dalam
merancang. Diantara teori-teori yang yang telah disepakati terdapat teori metafora yang sesuai dengan tema diatas sehingga sesuai dengan proyek rancangan Pusat
Perdagangan Elektronik di Surabaya, dan teori-teori metafora tersebut diantaranya adalah :
5.3.1 Teori Metafora
A. Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of
Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu
topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan TEMA
METODE KONSEP
GAGASAN GAGASAN
GAGASAN
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
87 subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain, ada
tiga kategori dari metafora :
Intangible Metaphor metafora yang tidak diraba
yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis,
komunitas, tradisi dan budaya
Tangible Metaphors metafora yang dapat diraba
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
Combined Metaphors penggabungan antara keduanya
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan
kualitas dan dasar.
B. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
“Introduction of Architecture”
Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan
analogi yang melihat secara literal.
C. Menurut Charles Jenks, dalam
”The Language of Post Modern Architecture”
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu
bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
5.3.2 Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades
Metafora dalam
Poetic of Architecture: Theory of Design, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Metafora abstrak
intangible metaphor
Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia.
Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
88 Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya
didalamnya.
Gambar 5.1 Gambar museum, Nagoya City Art Sumber: www.google.com, 2011
2. Metafora konkrit
tangible metaphor
Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual. Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah
Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5.2 Gambar Stasiun TGV Sumber: www.google.com, 2011
3. Metafora kombinasi
combined metaphor
Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX
Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan
Bentuk Burung Station TGV karya Calatrava
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
89 masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom
penyangganya sebagai ban mobil.
Gambar 5.3 Gambar EX Paza Indonesia Sumber: www.google.com, 2011
Dari ketiga teori ini Combined Metaphor merupakan pendekatan teori
yang saya pakai untuk rancangan ini, karena tema dan konsep yang saya pakai lebih mengarah pada ide-ide yang masih konseptual abstrak
5.4 Konsep Tapak
5.4.1 Konsep Main Entrance dan Side Entrance
Konsep pencapaian ke dalam site secara garis besar telah diuraikan dalam pembahasan analisa aksesibilitas di bab sebelumnya, yang kemudian pada
bab ini dilakukan pembahasan secara lebih lanjut dengan menetapkan area Main Entrance dan sirkulasi dalam perancangan.
Jalan utama pada area ini terletak pada Jl. Dharmo Permai II,Untuk memudahkan pengunjung, Main Entrance pengunjung dan pengelola diletakkan di
tengah site tepatnya pada sisi utara site dan Side Entrance diletakkan di samping pada bagian selatan site, dikarenakan pada bagian selatan site aktifitas lalu lintas
sangat rendah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
90 Main Entrance pada area service meliputi kendaraan bongkar muat
diletakkan di pojok site tepatnya pada sisi utara site dan Side Entrance diletakkan bagian timur site.
Gambar 5.4 Gambar Konsep Pencapaian Kedalam Site. Penempatan ME dan SE Sumber: Gambar Pribadi, 2011
5.4.2 Konsep Sirkulasi
Pada konsep sirkulasi Pusat Perdagangan Elektronik di Surabaya ini terbagi menjadi dua sirkulasi, yaitu sebagai berikut :
Sirkulasi ruang luar
Sirkulasi Ruang Luar terbagi menjadi 2 bagian Sirkulasi Pengunjung dan Pengelola dan sirkulasi Service, seperti gambar dibawah ini
ME Service SE
Service
ME Pengunjung dan Pengelola
SE Pengelola dan
Pengunjung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
91 .
Gambar 5.5 Gambar Konsep Sirkulasi Ruang Luar Sumber: Gambar Pribadi, 2011
Sirkulasi ruang dalam
Pola sirkulasi yang digunakan untuk mengarahkan pengunjung sesuai aktifitasnya terbagi menjadi 2 macam sirkulasi yaitu:
1. Sirkulasi horizontal, menggunakan sirkulasi linier.
Gambar 5.6 Gambar Konsep Sirkulasi Horizontal Sumber: Gambar Pribadi, 2011
Sirkulasi Service
Sirkulasi Pengunjung dan
Pengelola
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
92 2.
Sirkulasi vertikal, eskalator, lift dan tangga.
Gambar 5.7 Gambar Konsep Sirkulasi Vertikal, Eskalator Sumber: Gambar Pribadi, 2011
Gambar 5.8 Gambar Konsep Sirkulasi Vertikal, Lift Sumber: Gambar Pribadi, 2011
Gambar 5.9 Gambar Konsep Sirkulasi Vertikal, Tangga Darurat Sumber: Gambar Pribadi, 2011
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
93
5.5 Konsep Ruang Luar