Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI PADA ANAK TUNARUNGU

diharapkan dapat memahami isi wacana mengenai pengalaman dirinya sendiri, kelompoknya, atau orang lain yang terjadi pada masa lampau atau yang belum terjadi. Kegiatan Percamsi dilakukan dengan memberikan materi tentang kejadian di masa lampau atau pengalaman orang lain dalam bentuk sebuah bacaan yang telah dituliskan di papan tulis. Murid – murid lalu diminta untuk membacanya sehingga mereka dapat memahami isi bacaan tersebut. d. Percakapan Latihan Refleksi Perlatsi Perlatsi merupakan latihan mengontrol penggunaan bahasa dengan cara mengadakan percakapan tentang isi wacana mengenai pengalaman sendiri sehingga sistem bahasa yang benar dan yang salah, yang mungkin atau tidak mungkin disadarinya. Kegiatan Perlatsi antara lain dilakukan dengan meminta murid – murid untuk memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru mengenai sebuah bacaan yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis.

E. PENELITIAN – PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Setiana 2011 menyatakan bahwa kemampuan berkomunikasi pada dua subjek tunarungu di SLB B Santi Rama Jakarta sama seperti anak yang mendengar. Mereka mampu merespon instruksi, pertanyaan, dan pernyataan yang diajukan secara lisan, serta dapat membaca ujaran. Selain itu, mereka mampu melakukan percakapan dengan wajar dan spontan, melafalkan kata – kata dengan artikulasi yang jelas dan mudah dipahami, serta dapat membuat kalimat dengan baik. Di samping itu, penelitian yang dilakukan Astutik 2010 juga menjelaskan bahwa Metode Maternal Reflektif membuat lima subjek tunarungu kelas III SLB B Widya Bhakti Semarang menjadi semakin aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, menumbuhkan keberanian berbicara, bertanya, dan menanggapi percakapan orang lain, serta dapat meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar. Dari hasil penelitian – penelitian tersebut, diketahui bahwa murid – murid tunarungu yang diajarkan menggunakan Metode Maternal Reflektif MMR telah mampu untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya merespon pertanyaan dan pernyataan secara lisan, serta dapat membaca ujaran. Mereka juga mampu melakukan percakapan dengan artikulasi yang jelas dan mudah dipahami. Hal tersebut membuat mereka dapat berkomunikasi seperti anak yang mendengar. Pengajaran dengan Metode Maternal Reflektif MMR juga telah dapat meningkatkan membuat konsentrasi dan prestasi murid – murid. Penelitian – penelitian sebelumnya secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas dalam Metode Maternal Reflektif MMR sebagai metode pengajaran pada murid tunarungu sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan berbicara dan komunikasi anak tunarungu. Selain

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PEMEROLEHAN BAHASA ANAK TUNARUNGU ( Studi kasus di SLB – B Karnnamanohara Yogyakarta ).

0 0 11

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

0 0 29

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATERNAL REFLEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SLB. B (ANAK TUNARUNGU).

0 1 44

Gambaran dari dampak penggunaan Metode Maternal Reflektif (MMR) terhadap perkembangan bahasa dan komunikasi pada murid tunarungu kelas VI SLB B Karnnamanohara Yogyakarta

0 3 148

PENGARUH PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS IV DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE MATERNAL REFLEKTIF PADA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SEMESTER I SLB-B YAAT SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH METODE MATERNAL REFLEKTIF (MMR) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA TUNARUNGU SMP DI SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN 2014.

0 0 19

Komunikasi interpersonal berbasis Metode Maternal Reflektif (MMR) antara ibu dan anak berkebutuhan khusus tunarungu : studi kasus keluarga di SLB Ngelom Taman Sidoarjo.

2 10 95

PENGARUH MEDIA SCRABBLE WORD BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAGI ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

16 119 16

KEMAMPUAN MENDISKRIMINASI BUNYI BAHASA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN BINA KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA (BKPBI) DI SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA.

4 51 155