murid – murid ketika berkomunikasi dengan guru dan teman – temannya,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
F. DINAMIKA DAMPAK PENGGUNAAN METODE MATERNAL
REFLEKTIF MMR TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOMUNIKASI PADA MURID TUNARUNGU
Anak tunarungu mengalami gangguan pada organ pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar dan kesulitan dalam
berbahasa. Meskipun mereka memiliki intelegensi normal, tetapi anak tunarungu tidak dapat mendengar informasi dari luar, maka mereka
mengalami kelainan dalam perkembangan bahasa. Hal tersebut membuat mereka kesulitan untuk melakukan komunikasi sehingga mereka tidak
dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, maupun pengalaman yang dimilikinya. Selain itu, anak tunarungu masih sering menggunakan bahasa
isyarat mereka sendiri untuk berkomunikasi, padahal tidak semua orang, khususnya orang yang mendengar dapat memahami maksud mereka.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan mengatasi hambatan komunikasi, anak tunarungu memerlukan metode pengajaran
bahasa secara teratur, agar keterbatasan bahasa yang dialami anak tunarungu tidak menghambat kehidupan jiwa dan sosialnya. Salah satu
metode pengajaran bahasa adalah dengan menggunakan Metode Maternal Reflektif MMR. SLB B Karnnamanohara Yogyakarta merupakan sebuah
lembaga pendidikan bagi anak – anak tunarungu dengan menggunakan
Metode Maternal Reflektif MMR dalam pengajarannya. Metode tersebut diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak tunarungu
sehingga dapat menggunakan bahasa oral untuk berkomunikasi dengan orang
– orang disekitarnya. Meskipun demikian, tidak semua murid memiliki kemampuan
yang sama untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik menggunakan metode tersebut. Hal tersebut membuat murid
– murid masih sering menggunakan bahasa oral sambil berisyarat untuk berkomunikasi,
terutama ketika berkomunikasi dengan teman – teman sesama tunarungu.
Dengan demikian, dinamika yang telah dijelaskan di atas dapat digambarkan di bawah ini :
Gambar. Perkembangan bahasa dan komunikasi pada murid tunarungu kelas VI SLB B Karnnamanohara
Sebelum menerapkan
MMR: Murid
– murid masih menggunakan bahasa
isyarat. Sesudah
menerapkan MMR:
Menggunakan bahasa oral meskipun sambil
berisyarat.