38
keluar; membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga; mengatur tugas jaga; mengelola peralatan medis dan keperawatan,
bahan habis pakai dan obat; mengelola administrasi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat
mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan perawatan, kenyamanan, dan keamanan kepada pasien dan peran sebagai pelaksana, pengelola, dan
pendidik dibidang pelayanan kesehatan. Selain itu, perawat juga melaksanakan fungsinya untuk merawat dan memenuhi kebutuhan pasien
selama masa perawatan.
3. Tuntutan Bagi Seorang Perawat
Menurut Revalicha 2013 seorang perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, seorang
perawat dituntut untuk lebih professional. Selain itu seorang perawat juga dituntut untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuannya dalam usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien.
Perawat juga dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang ramah, sopan, serta terampil sehingga dapat mengurangi keluhan pasien. Loyalitas
39
dalam diri perawat sangat diperlukan misalnya melakukan tugas lainnya apabila dibutuhkan oleh rumah sakit Koesmono, 2007.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat dituntut untuk dapat meningkatkan dan memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas kepada masyarakat
4. Penelitian Tentang Perawat
The Institute of Medicine IOM dalam Olds dan Clarke, dalam Bae, 2012 merekomendasikan kepada perawat untuk tidak bekerja lebih dari 12
jam perhari dan tidak lebih dari 60 jam perminggu. Olds dan Clarke menemukan bahwa perawat yang bekerja lebih dari 40 jam perminggu
berhubungan dengan kesalahan-kesalahan medis. Menurut Trinkoff dalam Bae, 2012 jam kerja yang panjang pada perawat juga berhubungan dengan
kematian pasien Penelitian yang dilakukan oleh Trinkoff dalam Berry Curry, 2012
menemukan bahwa jadwal kerja perawat berpengaruh pada hasil pasien. Peluang kematian pasien pneumonia di rumah sakit naik menjadi 31 ketika
perawat melaporkan jadwal kerja dengan jam kerja yang panjang dan 24 terjadi ketika waktu istirahat diantara pergantian jadwal shift sedikit. Untuk
40
pasien dengan penyakit jantung akut, peluang kematian naik hingga 33 ketika perawat bekerja dengan jam kerja yang panjang dan peluang kematian
pada pasien dengan penyakit gagal jantung naik hingga 39 ketika perawat bekerja dalam keadaan sakit
Penelitian yang dilakukan oleh Schwartz, Spencer, Wilson, dan Wood 2011 mendapati bahwa kepuasan kerja diantara perawat memiliki
hubungan yang kuat dengan gaya kepemimpinan transformasional. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Bass dan Avolio dalam Scwartz et all, 2011
memperlihatkan bahwa komitmen pada organisasi di antara perawat meningkat ketika pemimpin mereka menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional. Casida dan Pinto-Zipp dalam Scwartz et all, 2011 menemukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berhubungan
positif dengan budaya organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Poghosyan, Clarke, dan Finlayson dalam
Berry Curry, 2012 pada 55.000 perawat di enam Negara, menemukan hubungan yang sangat tinggi antara burnout dengan rendahnya kualitas
pelayanan dan persepsi perawat tentang lingkungan kerjanya. Masalah
41
lainnya yaitu, turnover. Turnover yang terjadi diantara perawat berhubungan signifikan dengan sistem kesehatan dan kepuasan kerja perawat.
Perawat juga sering merasa kelelahan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Canadian Nurses Association CNA dan Registered Nurses
Association of Ontario RNAO menemukan bahwa kelelahan yang dirasakan oleh perawat mempunyai pengaruh negatif dalam keterlibatan
perawat, pengambilan keputusan, kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah, dan semua aspek-aspek keamanan pasien. Selain itu, setiap minggu
ditemukan perawat yang tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Absensi yang terjadi diantara perawat berkaitan dengan kepuasan kerja, komitmen
organisasi, dan lingkungan kerja Davey, Cummings, Newburn-Cook Lo, 2009, dalam Berry Curry, 2012
.
D. Dinamika Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional