70
BAB IV PEMBAHASAN
A. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA
1. SEJARAH
Setelah selesai perang dunia II Rumah Sakit Umum Daerah Abepura diserahkan kepada Zending dan tahun 1946-1959 dikelola oleh pemerintah
Belanda. Tahun 1969 Rumah Sakit Jayapura di Abepura dirubah menjadi Puskesmas Perawatan dan sekaligus berfungsi sebagai Daerah Latihan
Percontohan Kesehatan Masyarakat DLPKM. Pada tahun 1989 DLPKM dipisahkan fungsinya menjadi Puskesmas Abepura dan Rumah Sakit
Pembantu Abepura denagn kapasitas tempat tidur 30 buah. Sesuai dengan surat gubernur KDH Propinsi Irian Jaya Nomor :
4451019SET1990, 23 Maret 1990 dan Surat Dirjen Yanmed Nomor: 601YanmedRSBudikYMU90, 24 Agustus 1990, telah diterbitkan SK
Gubernur KDH TK.I Irian Jaya Nomor : 204 tahun 1990 tentang Penetapan Rumah Sakit Pembantu Abepura menjadi Rumah Sakit Umum Abepura
dengan kapasitas tempat tidur 50 buah.
71
Selanjutnya sesuai SK. Menkes Nomor: 1183MenkesSKXI1994 dan keputusan Mendagri Nomor : 117 tahun 1996, Rumah Sakit Umum Daerah
Abepura ditetapkan menjadi kelas D dan diresmikan oleh Gubernur pada 19 Mei 1997. Dan tidak lama berselang, RSUD Abepura ditingkatkan menjadi
kelas C dengan SK Menkes Nomor : 491SKV1997, 20 Mei 1997 dengan mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri sesuai Radiogram Nomor :
0611983Sj tanggal 2 Juli 1997 dengan kapasitas tempat tidur 159 buah. Sampai saat ini RSUD Abepura berstatus rumah sakit tipe C dengan
kapasitas tempat tidur 165 buah.
2. VISI DAN MISI
a. Visi
“Menuju Rumah Sakit Abepura sebagai pusat rujukan pelayanan, pendidikan, dan pelatihan di kawasan Timur Indonesia pada tahun
2015”.
b. Misi
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia SDM yang professional
sesuai bidang tugasnya.
72
2. Mengadakan sarana dan prasarana serta kelengkapan fasilitas
sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan baku.
3. Mewujudkan pelayanan prima.
4. Mewujudkan lingkungan rumah sakit yang bersih dan tertib.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN