orang responden, dan didapatkan hasil bahwa kadar serum kreatinin berkorelasi positif terhadap kualitas hidup, artinya semakin tinggi kadar kreatinin pada pasien
HD maka semakin baik pula kualitas hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Yusop et al 2013 juga mendapatkan hasil
yang sama, yaitu semakin tinggi kadar kreatinin pada pasien HD maka akan semakin baik pula kualitas hidupnya. Sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh
Kalantar-Zadeh et al yang juga mendapatkan hasil yang sama, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa kadar serum kreatinin yang lebih tinggi berhubungan
dengan kualitas hidup yang lebih baik terutama fungsi fisik. Hal ini dikarenakan kadar kreatinin yang tinggi berhubungan dengan komposisi otot yang lebih baik,
terutama pada ekstremitas bawah Yusop et al, 2013.
5.2.4. Hubungan IMT dengan Kualitas Hidup
Berdasarkan penilaian IMT didapatkan jumlah responden yang termasuk dalam kategori overweight yaitu 51 orang 53,1, dan responden yang
termasuk dalam kategori underweight-normal yaitu 45 orang 46,9. Pasien yang menjalani HD sangat rentan terhadap kejadian malnutrisi.
Keadaan malnutrisi akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas Gunes et al
, 2013 dalam Dewantari, 2013. Oleh karena itu pasien yang menjalani HD dianjurkan untuk mempertahankan asupan nutrisi agar mencukupi. Dengan
meningkatkan asupan makanan diharapkan dapat meningkatkan IMT. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji statistik p value = 0,03 sehingga
disimpulkan terdapat hubungan antara IMT dengan kualitas hidup. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Kalantar-Zadeh et al 2006 yaitu dikatakan
bahwa IMT berkorelasi positif dengan kualitas hidup, artinya IMT yang lebih tinggi berhubungan dengan kualitas hidup yang semakin baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Johansen et al 2004 menyatakan bahwa peningkatan IMT berhubungan dengan peningkatan survival rate. Hasil berbeda
didapatkan oleh Goller, yaitu semakin meningkatnya IMT berhubungan dengan semakin rendahnya skor kualitas hidup selain itu juga dikatakan bahwa IMT yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi berhubungan dengan kesehatan fisik yang rendah Goller et al, 1997 dalam Bosolla et al, 2009.
Kalantar-Zadeh et al 2003 menyatakan bahwa IMT yang tinggi pada pasien HD dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit
kardiovaskular, yang secara tidak langsung juga akan turut berpengaruh terhadap kualitas hidup terutama kesehatan fisik, hal ini berbanding terbalik dengan
populasi pada umumnya.
5.2.5. Hubungan Kadar Kalsium dengan Kualitas Hidup
Berdasarkan pemeriksaaan kalsium, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden masuk ke dalam kategori normal-hiperkalsemia yaitu 62 orang
64,6, dan sisanya termasuk kategori hipokalsemia yaitu 34 orang 35,4. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,741 sehingga
disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kadar kalsium dengan kualitas hidup. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Spiegel et al 2008,
mendapatkan hasil yang sama yaitu tidak terdapat hubungan antara kadar kalsium dengan kualitas hidup. Tanaka et al 2007 mendapatkan hasil yang berbeda, yaitu
bahwa pasien dengan kadar kalsium yang tinggi lebih cenderung mempunyai kesehatan mental yang buruk.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa peningkatan kadar kalsium berhubungan dengan peningkatan mortalitas yang disebabkan karena peningkatan
resiko penyakit kardiovaskular Kovesdy, 2010; Slinin, 2005 dalam Yusop et al, 2013. Kalantar-Zadeh et al 2001 menyatakan bahwa mortalitas berhubungan
erat dengan kualitas hidup yang rendah pada pasien HD. Oleh karena itu kadar kalsium dalam batas rendah-normal penting untuk dipertahankan untuk
meminimalisir komplikasi yang berhubungan dengan kadar kalsium yang tinggi untuk meningkatkan kualitas hidup Yusop et al, 2013.
5.2.6. Hubungan Kadar Fosfat dengan Kualitas Hidup