Hubungan Kadar Fosfat dengan Kualitas Hidup

tinggi berhubungan dengan kesehatan fisik yang rendah Goller et al, 1997 dalam Bosolla et al, 2009. Kalantar-Zadeh et al 2003 menyatakan bahwa IMT yang tinggi pada pasien HD dapat memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular, yang secara tidak langsung juga akan turut berpengaruh terhadap kualitas hidup terutama kesehatan fisik, hal ini berbanding terbalik dengan populasi pada umumnya.

5.2.5. Hubungan Kadar Kalsium dengan Kualitas Hidup

Berdasarkan pemeriksaaan kalsium, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden masuk ke dalam kategori normal-hiperkalsemia yaitu 62 orang 64,6, dan sisanya termasuk kategori hipokalsemia yaitu 34 orang 35,4. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value = 0,741 sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan antara kadar kalsium dengan kualitas hidup. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Spiegel et al 2008, mendapatkan hasil yang sama yaitu tidak terdapat hubungan antara kadar kalsium dengan kualitas hidup. Tanaka et al 2007 mendapatkan hasil yang berbeda, yaitu bahwa pasien dengan kadar kalsium yang tinggi lebih cenderung mempunyai kesehatan mental yang buruk. Beberapa penelitian melaporkan bahwa peningkatan kadar kalsium berhubungan dengan peningkatan mortalitas yang disebabkan karena peningkatan resiko penyakit kardiovaskular Kovesdy, 2010; Slinin, 2005 dalam Yusop et al, 2013. Kalantar-Zadeh et al 2001 menyatakan bahwa mortalitas berhubungan erat dengan kualitas hidup yang rendah pada pasien HD. Oleh karena itu kadar kalsium dalam batas rendah-normal penting untuk dipertahankan untuk meminimalisir komplikasi yang berhubungan dengan kadar kalsium yang tinggi untuk meningkatkan kualitas hidup Yusop et al, 2013.

5.2.6. Hubungan Kadar Fosfat dengan Kualitas Hidup

Berdasarkan penilaian kadar fosfat didapatkan jumlah responden dengan kategori hyperphosphatemia yaitu 51 orang, sedangkan responden dengan Universitas Sumatera Utara kategori hypophosphatemia-normal terdapat sebanyak 45 orang 46,9. Block 2004 menemukan bahwa lebih dari 60 pasien HD di amerika serikat mempunyai kadar fosfat di atas nilai rekomendasi. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,03 sehingga disimpulkan terdapat hubungan antara kadar fosfat dengan kualitas hidup. Penelitian oleh Johansen et al 2007 menyatakan bahwa pasien dengan kadar fosfat yang rendah maupun tinggi berhubungan dengan penurunan kesehatan fisik, namun tidak berhubungan dengan kesehatan mental. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Johansen et al 2007 yang dilakukan terhadap 2590 responden dan didapatkan hasil bahwa kadar fosfat yang tidak normal, baik tinggi ataupun rendah berhubungan dengan kesehatan fisik yang buruk. Selain itu juga dikatakan bahwa kadar fosfat yang rendah berhubungan dengan gejala penyakit ginjal yang lebih berat. Pasien dengan kadar fosfat 6,5 mgdL mempunyai faktor resiko kematian 27 lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan kadar fosfat antara 2,4-6,5 mgdL Block et al, 1998 dalam Qunibi et al, 2004. Penelitian Qunibi et al 2004 menyatakan bahwa peningkatan kadar fosfat 6,5 mgdL berhubungan kuat dengan peningkatan resiko kematian akibat penyakit jantung pada pasien HD.Selain itu, kadar fosfat yang tinggi juga diduga berhubungan dengan keadaan penyakit tulang yang lebih berat dan angka kejadian fraktur yang lebih tinggi. Akan tetapi, walaupun berdasarkan hasil penelitian dilaporkan bahwa responden dengan hyperphosphatemia mempunyai kualitas hidup, terutama fungsi fisik yang lebih buruk, tidak dapat disimpulkan bahwa kadar fosfat yang tinggi yang menyebabkan penurunan fungsi fisik selain itu juga tidak dapat dipastikan bahwa dengan menurunkan kadar fosfat dapat meningkatkan fungsi fisik . Hal ini dikarenakan penilaian hubungan antara kadar fosfat dengan fungsi fisik dapat dipengaruhi oleh dosis dialisis. Pengaruh dari dosis dialisis sulit diprediksi, karena ketidakcukupan dosis dialisis dapat memicu kontrol yang buruk terhadap kadar fosfat, selain itu juga dapat menyebabkan penurunan asupan fosfat dikarenakan berkurangnya nafsu makan Johansen et al, 2007. Universitas Sumatera Utara

5.2.7. Hubungan Kadar CaXP dengan Kualitas Hidup