Sistem Akuntansi TINJAUAN PUSTAKA

10 Cantumkan nomor urut tercetak. 11 Rancanglah formulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisi hanya membubuhkan tanda √, atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu pengisiannya. 12 Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah dengan kertas tanpa karbon. 13 Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait. b. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Di dalam jurnal data keuangan digolongkan sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. c. Buku pembantu Buku pembantu merupakan rincian dari buku besar. Transaksi pertama kali dicatat di buku pembantu dan dipindah ke buku besar jika akan membuat laporan keuangan. d. Buku besar Buku besar terdiri dari berbagai rekening yang digunakan dalam meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya di dalam jurnal. e. Laporan Laporan berisi hasil akhir proses akuntansi berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, dan informasi lain yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi yang sudah diolah terlebih dahulu. Laporan dapat berupa hasil cetak komputer dan softcopy yang dapat dilihat dari media seperti komputer. C. Sistem Akuntansi Persediaan 1. Pengertian Sistem Akuntansi Persediaan Menurut Mulyadi 2001:553, Sistem akuntansi persediaan adalah sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi persediaan yang disimpan di gudang. Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang ada di perusahaannya. Persediaan di perusahaan tidak boleh ada terlalu banyak dan tidak boleh ada terlalu sedikit pula karena akan mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk persediaan tersebut. Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu: a. agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi, b. untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi, c. untuk memperoleh keuntungan dari adanya potongan, karena membeli dalam jumlah yang banyak maka akan ada diskon, d. untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca buruk, e. untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses. Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, penjualan, dan persediaan. Biaya persediaan bahan baku atau barang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali, biaya termasuk pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual. 2. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Persediaan a. Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggungjawab penuh dalam semua kegiatan penyimpanan barang persediaan di gudang dan fungsi gudang juga bertanggungjawab pada sistem perhitungan fisik dimana fungsi gudang harus melakukan penyesuaian data kuantitas persediaan yang dicatat pada kartu gudang berdasarkan hasil fisik persediaan. b. Fungsi Penjualan Fungsi penjualan bertanggungjawab atas sistem penjualan barang di perusahaan. c. Fungsi Pembelian Fungsi pembelian bertanggungjawab terhadap persediaan barang yang sudah menipis atau hampir habis kepada suplier. d. Fungsi Penerimaan Barang Fungsi penerimaan barang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, kualitas, dan kuantitas barang yang diterima dari suplier. Selain itu fungsi penerimaan barang juga bertanggungjawab untuk menerima barang dari pembeli yang diterima dari retur pembeli. e. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi mempunyai tugas untuk mencatat keluar masuknya uang dan fungsi pencatat masih tidaknya persediaan. Di dalam sistem perhitungan fisik, fungsi akuntansi juga bertanggungjawab dalam: 1 Mencatat harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik 2 Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik 3 Melakukan pencatatan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan fisik 4 Melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan. 5 Membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian dan persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. f. Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan Fungsi perhitungan fisik persediaan ini melakukan tugasnya sebagai penghitung fisik persediaan dan memberikan hasil perhitungannya tersebut kepada bagian kartu persediaan untuk nantinya digunakan sebagai penyesuaian terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan. 3. Dokumen yang digunakan Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan adalah: a. Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini merupakan suatu formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jumlah, jenis, mutu. Surat ini dibuat rangkap dua lembar setiap terdapat permintaan, satu lembar digunakan untuk fungsi pembelian sedangkan tembusannya digunakan untuk arsip dari fungsi yang meminta barang. b. Surat Permintaan Penawaran Harga Merupakan dokumen yang digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang benar. c. Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. d. Laporan Penerimaan Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pemasok ke kartu gudang. e. Laporan Pengiriman Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang. f. Memo Debit Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu persediaan. g. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat pengeluaran barang gudang. h. Bukti Pengembalian Barang Gudang Digunakan oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Selain itu, juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya dan untuk mencatat pengembalian barang ke dalam jurnal umum. i. Kartu Perhitungan Fisik Kartu ini digunakan untuk melakukan perekaman atau pencatatan hasil perhitungan fisik dari persediaan. j. Daftar Hasil Perhitungan Fisik Daftar ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam ke bagian dari kartu persediaan fisik. k. Bukti Memorial Bukti ini digunakan untuk membuktikan penyesuaian rekening persediaan sebagai akibat dari transaksi tertentu atau adanya perhitungan ulang fisik persediaan. 4. Catatan Akuntansi yang Digunakan a. Kartu Gudang Kartu gudang berfungsi untuk mencatat persediaan dan mutasi barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, tetapi hanya berisi informasi jumlah tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu ini disimpan di gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang. b. Kartu Barang Kartu ini biasanya diletakkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu ini berfungsi sebagai indentitas barang yang disimpan. c. Kartu Persediaan Kartu ini digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu ini juga digunakan sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang di gudang. d. Kartu Hutang Buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu hutang. e. Jurnal Umum Jurnal umum berfungsi untuk mencatat jurnal harga pokok barang yang dijual. 5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Persediaan Prinsip-prinsip umum yang harus diperhatikan R.Soemita.A.K,1981:38-40 a. Prosedur Permintaan Pembelian Di dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunkan surat permintaan pembelian. Surat permintaan pembelian ini merupakan surat bukti pesanan pembelian. Surat permintaan pembelian ini merupakan suatu bukti pesanan pembelian. Bagian pembelian akan mencocokkan kondisi persediaan fisik persediaan sebelum menyetujui permintaan pembelian. Tidak ada barang-barang yang dibeli sebelum mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang. b. Prosedur Bagian Penerimaan Barang Jika perusahaan terlalu kecil untuk menyelenggarakan administrasi persediaan yang terus menerus, maka harus dibuat suatu laporan penerimaan. Tiap daftar penerimaan barang harus dicocokkan dengan pesanan pembelian dan mencatat banyaknya barang-barang yang diterima, berikut tanggal penerimaannya dalam surat pesanan pembelian. Karyawan yang diberi tugas untuk menerima barang-barang tidak diijinkan untuk melihat surat permintaan pembelian atau catatan-catatan pesanan pembelian, supaya ia jangan mencatat banyaknya barang yang dipesan, akan tetapi harus mencatat banyaknya barang-barang yang benar-benar diterima yang mungkin berbeda dengan barang yang dipesan, oleh karena adanya kesalahan-kesalahan dari pihak penjual. Tiap barang harus dihitung, ditimbang atau diukur kuantitas maupun kualitas untuk memperoleh keyakinan bahwa yang dibayar adalah hanya barang-barang yang telah diterima. c. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang dari Gudang Mulyadi,2001:547 Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan produk yang dipakai dalan intern perusahaan. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Bukti ini dipakai oleh bagian gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena pemakaian intern. Bukti ini juga digunakan sebagai dokumen sumber dalam jurnal umum. d. Sistem Perhitungan Fisik Persediaan Prosedur perhitungan fisik persediaan Mulyadi, 2001:575-585: 1 Deskripsi Kegiatan Bagian kartu persediaan bertanggungjawab atas terselenggaranya catatan akuntansi yang dapat diandalkan mengenai persediaan yang disimpan di bagian gudang, sedangan bagian gudang bertanggungjawab atas penyimpanan fisik persediaan di gudang. Secara periodik, catatan persediaan yang diselenggarakan di bagian kartu persediaan harus dicocokkan dengan persediaan yang secara fisik ada di gudang untuk menanggulangi masalah kemungkinan kerusakkan barang karena penyimpanan atau kehilangan barang yang disebabkan karena adanya penggelapanpencurian barang digudang. Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan di bagian kartu persediaan. Dalam bagian ini diuraikan sistem perhitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu unsur pengendalian intern melekat terhadap persediaan. 2 Dokumen Dokumen digunakan untuk merekam, mencatat, meringkas, dan membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah: a Kartu Penghitungan Fisik Dokumen ini digunakan untuk merekam dan mencatat hasil penghitungan fisik persediaan. Di dalam penghitungan fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung dan pengecek. Kartu penghitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, yang tiap bagian dapat dipisahkan satu dengan lainnya dengan cara menyobeknya pada waktu proses penghitungan fisik persediaan dilaksanakan. b Daftar Hasil Penghitungan Fisik Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam di dalam bagian kartu penghitungan fisik. Data yang disalin adalah nomor kartu penghitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas, dan satuan. c Bukti Memorial Dokumen ini merupakan suatu dokumen sumber yang digunakan untuk melakukan pembukuan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum. Data yang digunakan dalam pembuatan bukti memorial adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang bersangkutan menurut kartu persediaan. 3 Catatan Akuntansi yang Digunakan a Kartu Persediaan Kartu persediaan digunakan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang yang tercantum dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan. Kartu persediaan ini juga merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku besar. b Kartu Gudang Kartu ini disimpan di arsip kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang. Berfungsi untuk melakukan pencatatan kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. c Jurnal Umum Jurnal umum di dalam sistem penghitungan fisik persediaan digunakan untuk mencatat jurnal adjustment rekening persediaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara saldo yang dicatat di dalam rekening persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik. 4 Fungsi yang Terkait Fungsi yang dibentuk untuk melakukan perhitungan fisik persediaan hanya bersifat sementara, yang biasanya berbentuk komite atau panitia. Anggotanya dipilih dari karyawan yang tidak melaksanakan catatan akuntansi persediaan dan tidak melaksanakan fungsi gudang. Panitia perhitungan fisik terdiri dari: a Pemegang kartu perhitungan fisik b Penghitung c Pengecek Sehingga fungsi yang terkait dalam sistem penghitungan fisik persediaan adalah: a Panitia penghitungan fisik persediaan b Fungsi akuntansi c Fungsi gudang 5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Perhitungan Fisik Persediaan Menurut Mulyadi 2001:580, Jaringan prosedur yang membentuk sistem perhitungan fisik persediaan antara lain: a Prosedur Penghitungan Fisik Dalam prosedur ini, tiap jenis persediaan di gudang dihitung oleh penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat dalam kartu penghitungan fisik b Prosedur Kompilasi Dalam prosedur ini, pemegang kartu perhitungan fisik melakukan perbandingan data yang dicatat dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 karu perhitungan fisik serta melakukan pencatatan data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu perhitungan fisik ke dalam daftar perhitungan fisik. c Prosedur Penentuan Harga Pokok Persediaan Dalam prosedur ini, bagian kartu persediaan mengisi harga pokok per satuan tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang bersangkutan serta mengalikan harga pokok persatuan tersebut dengan kuantitas hasil perhitungan untuk mendapatkan total harga pokok persediaan yang dihitung. d Prosedur Adjustment Di prosedur ini, bagian kartu persediaan melakukan adjustment terhadap data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik persediaan. Daftar prosedur ini juga bagian gudang melakukan adjustment terhadap data kuantitas persediaan yang tercatat dalam kartu gudang. 6 Unsur Pengendalian Intern pada Sistem Perhitungan Fisik Persediaan Menurut Mulyadi 2001:581, unsur pengendalian intern dalam sistem perhitungan fisik persediaan digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: a Organisasi 1. Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi penghitung, dan fungsi pengecek. 2. Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan, karena karyawan di kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggung jawabnya atas persediaan. b Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan 2. Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan Fisik Persediaan 3. Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik. 4. Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil perhitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan. 5. Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi kuantitas maupun harga pokok total tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar perhitungan fisik. c Praktik yang Sehat 1. Kartu penghitung fisik benomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik. 2. Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek. 3. Kuantitas data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam bagian ke-2 kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik. 4. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

D. Sistem Pengendalian Intern

1. Definisi Sistem Pengendalian Intern Definisi sistem pengendalian intern menurut Mulyadi 2001:163, adalah “Sistem pengendalian intern merupakan sistem yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran, yang dikoordinasikan untuk menjaga kelayakan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” 2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi 2001:163, ada 4 tujuan sistem pengendalian intern, yaitu: a. Menjaga kekayaan organisasi b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong efisiensi d. Mondorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern a. Organisasi Perancangan organisasi harus didasarkan pada unsur pokok sistem pengendalian intern seperti: 1 Harus dipisahkan tiga fungsi pokok yaitu fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. 2 Tidak ada transaksi yang dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu fungsi saja. Unsur pokok sistem pengendalian intern pada sistem akuntansi persediaan: 1 Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan barang 2 Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi 3 Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan 4 Fungsi penyimpanan harus terpisah dari fungsi akuntansi 5 Tidak satupun departemen diberi tanggungjawab untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1 Daftar kebutuhan barang dan surat permintaan barang diotorisasi oleh kepala bagian gudang 2 Surat penawaran yang dikirim kepada supplier diotorisasi oleh kepala bagian pembelian 3 Formulir order pembelian persediaan barang diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi 4 Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh kepala bagian penerimaan barang 5 Memo debit untuk retur pembelian barang diotorisasi oleh bagian keuangan 6 Register bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala bagian keuangan 7 Surat tanda penerimaan barang diotorisasi oleh kepala bagian gudang c. Praktik yang sehat 1 Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian gudang. 2 Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian pembelian 3 Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan barang 4 Memo debit dan retur pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian pembelian. 5 Barang hanya diperiksa dan diterima oleh bagian penerimaan barang jika bagian ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian 6 Bagian penerimaan barang melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan membandingkan dengan tembusan surat order pembelian. 7 Terdapat pengecekan harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. d. Karyawan yang kompeten 1 Seleksi terhadap calon karyawan berdasarkan persyaratan tertentu 2 Pemberian latihan kerja kepada calon karyawan 3 Pemberian pendidikan tambahan kepada karyawan agar selalu sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaanya. Pengendalian intern mempunyai arti penting bagi manajemen dan auditor independen. Pengendalian intern merupakan alat untuk mengendalikan aktifitas entitas sehingga setiap aktifitas yang dilakukan dapat dikontrol agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Bagi auditor, dibutuhkan suatu pemahaman pengendalian intern yang mencukupi untuk merencanakan audit dan untuk menentukan sifat, waktu, serta luasnya pengujian-pengujian yang akan dilaksanakan. Dalam tujuan mencapai pengendalian akuntansi terdapat 6 enam prinsip dasar yang dimiliki oleh suatu sistem yaitu: 1. Pemisahan fungsi 2. Prosedur pemberian wewenang 3. Prosedur dokumentasi 4. Prosedur dan catatan akuntansi 5. Pengawasan fisik atas aktiva dan catataan akuntansi 6. Pemeriksaan intern secara bebas 4. Karakteristik atau Sifat Sistem Pengendalian Intern yang dapat