Grafik Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Pada Variasi Kecepatan Angin 8,3 ms Grafik Hubungan Antara TSR dan Koefisien Daya Pada Variasi Kecepatan Angin 6,4 ms

71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengujian sudu, pengambilan data dan analisis data dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut : 1. Telah berhasil dibuat kincir angin poros horizontal bersudu tiga dari bahan komposit dengan cetakan yang terbuat dari pipa pvc 8 inchi. 2. Koefisien daya mekanis Cp mekanis tertinggi yang didapat yaitu sekitar 36,9 pada variasi kecepatan angin 6,4 ms. Sedangakan pada koefisien daya elektris Cp elektris sebesar 23,3 pada variasi kecepatan angin 10,3 ms. 3. Torsi terbersar yang dihasilkan oleh kincir angin yaitu 0,9 N.m pada variasi kecepatan angin 10,3 ms. 4. Daya mekanis terbesar yang dihasilkan oleh kincir angin yaitu sekitar 70 Watt pada variasi kecepatan angin 10,3 ms. 5. Daya listrik terbersar yang dihasilkan oleh kincir angin yaitu sekitar 53 Watt pada variasi kecepatan angin 10,3 ms.

5.2 Saran

1. Penelitian kincir angin yang menggunakan kecepatan angin sebagai variasi pengujian, sebaiknya dilakukan ditempat yang luas. 2. Perlu dilakukan uji coba dengan variasi kecepatan angin yang lebih rendah 3 ms - 6 ms, mengingat karakteristik angin di Indonesia cenderung rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 3. pengambilan data pengujian seperti; rpm, kecepatan angin, beban, arus dan tegangan sebaiknya dilakukan secara bersamaan. 4. sebelum melakukan pengujian sebaiknya alat ukur telah diakurasi ulang agar data yang didapat lebih presisi. 73 DAFTAR PUSTAKA https:helmidadang.wordpress.com20121229cadangan-minyak-bumi-di- indonesia. http:www.berpendidikan.com201506macam-macam-angin-beserta-contoh- gambar-dan-penjelasannya.html. Daryanto,Y., 2007, “Kajian Potensi angin UntukPembangkit Listrik Tenaga Bayu”,Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005. Pengelolaan Energi Nasional. Dermawan, H., 2012 , “Perancangan Turbin Angin Savonius L Sumbu Vertikal.”, Program Study Teknik Elektro,FT UMRAH. Ginting, Soeripno, J., 1993, “Pemasangan dan Uji Coba Pemanfaatan Kincir Angin Poros Horisontal.”, Lembaga Fisika Nasional LIPI,Bandung Sari, Eka., 2012, “ Belanda Sang Negeri Kincir Angin ”, http:www.1powerbloger.com. Tata Surdia., 2005, “ Pengetahuan bahan teknik”, cetakan ke-6 PT. Pradnya Paramita.

Dokumen yang terkait

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu, berbahan komposit, berdiameter 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros.

5 26 88

Kincir angin poros horisontal tiga sudu berbahan komposit, diamater 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari sumbu poros.

0 0 90

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu berbahan komposit dengan diameter 1 m lebar maksimum 13 cm pada jarak 12,5 cm.

0 1 90

Unjuk kerja kincir angin propeler bersudu tiga berbahan komposit, diameter 100 cm, lebar sudu maksimum 13 cm pada Jarak 12,5 cm dari pusat poros, dengan variasi lebar sirip.

0 0 112

Unjuk kerja turbin angin propeller 4 sudu berbahan komposit berdiameter 100 cm, dengan lebar maksimum sudu 13 cm pada jarak 19 cm dari pusat sumbu poros.

5 14 97

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal dua sudu bahan komposit diameter 1 m lebar maksimum 13 cm dengan jarak 12,5 cm dari pusat poros.

0 4 107

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal enam sudu, bahan PVC, diameter 1 m, lebar maksimum 14 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros.

7 15 86

Unjuk kerja kincir angin poros horizontal empat sudu berbahan komposit berdiameter 100 cm lebar maksimum 13 cm dengan jarak 20 cm dari pusat poros.

0 2 121

Unjuk kerja kincir angin poros horisontal empat sudu, berbahan komposit, berdiameter 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari pusat poros

2 24 86

Kincir angin poros horisontal tiga sudu berbahan komposit, diamater 100 cm, lebar maksimum 13 cm pada jarak 20 cm dari sumbu poros

0 1 87