Manfaat Praktis MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis

Rosenberg dan Owens 2001, dalam Mruk, 2006 menemukan bahwa individu dengan self-esteem rendah cenderung hipersensitif, kurang stabil, kurang percaya diri, lebih fokus untuk menghindari ancaman dibandingkan melakukan aktualisasi diri dan menikmati hidup, serta cenderung mengambil tindakan yang kurang beresiko. Sebaliknya, self-esteem yang tinggi merupakan salah satu indikator kesehatan mental Brown, 2010. Self-esteem mampu bertindak sebagai penyanggah Mruk, 2006. Artinya, self-esteem yang tinggi membantu seseorang untuk menghadapi masalah dan terus berfungsi dan bertumbuh meskipun sedang cemas atau stres. Selain itu, self-esteem yang tinggi juga terkait dengan kebahagiaan dan dapat membantu memecahkan masalah pekerjaan yang membutuhkan inisiatif dan ketekunan. Self-esteem yang tinggi juga terkait dengan perilaku-perilaku prososial dan kepuasan relasi. Namun demikian, penelitian-penelitian selanjutnya mendapati bahwa memiliki self-esteem yang tinggi, artinya merasa bahwa dirinya berharga, juga terkait dan konsekuensi negatif, seperti tindak kekerasan, kecenderungan narsisistik, depresi terutama pada anak-anak, kecenderungan meletakkan keyakinan pada sesuatu yang kurang nyata, sering terpengaruh pada social desireability, rasionalisasi, egoistis, dan defensif Mruk, 2006; Racy, 2015. Selain itu, self-esteem yang tinggi juga tumpang tindih dengan sifat kepribadian narsistik, neuroticism, dan extraversion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Keterbatasan Self-Esteem

Temuan dua kutub yang dipaparkan sebelumnya disebut sifat heterogenitas dalam self-esteem yang juga dipercaya menimbulkan banyak kebingungan dalam mempelajari self-esteem dan kaitannya dengan perilaku tertentu. Sifat heterogenitas tersebut juga ditemukan pada subjek remaja Kwan, Kuang, Hui, 2009 telah membuktikan bahwa self-esteem yang bersifat heterogen juga terjadi pada remaja. Penelitian lain yang membuktikan adanya sifat heterogenitas dari self-esteem pernah dilakukan oleh Schneider dan Turkat 1975, dalam Baumeister et al., 2003 yang menemukan bahwa individu dengan self-esteem tinggi disertai skor yang tinggi pada skala self-deception cenderung bersifat defensif. Hal ini disebabkan karena individu tersebut berusaha menyesuaikan dirinya dengan social desireability masyarakat. Penelitian Kernis dan Waschull 1995, dalam Baumeister et al., 2003 menemukan bahwa individu dengan tingkat self-esteem yang tinggi namun tidak stabil juga memperoleh skor hostility yang cenderung tinggi. Sebaliknya, individu yang memiliki self-esteem yang tinggi dan stabil memperoleh skor hostility yang cenderung rendah. Selanjutnya, sebagian individu yang memiliki self-esteem tinggi juga memiliki tingkat narsisistik yang tinggi, sedangkan sebagian lainnya tidak. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki kecenderungan self-positivity bias. Artinya, individu tersebut memiliki penilaian yang cenderung sangat positif terhadap dirinya. Hal ini berdampak pada self-esteem yang cendung tinggi, sekaligus kecenderungan narisisistik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI